Headlines News :
Home » » Pius Lustrilanang: “Sinar” dari Senayan untuk Alor

Pius Lustrilanang: “Sinar” dari Senayan untuk Alor

Written By ansel-boto.blogspot.com on Thursday, September 02, 2010 | 3:10 PM

PUTRA blasteran Jawa–Sumetera ini tentu belum semuanya dikenal publik di Nusa Kenari, tetapi bagi para aktivis pasti nama itu tak asing lagi. Maklum, Pius merupakan salah satu mantan aktivis pemuda yang sempat diculik oknum yang diduga alat penguasa Orde Baru karena sering ‘garang’ turun ke jalan membela kaum buruh dan petani. Nama Pius Lustrilanang sudah lama menasional.

Karena itu pula, meski bukan putra asli Nusa Tenggara Timur (NTT), tetapi ketika dicalonkan Partai Gerindra sebagai Anggota DPR RI dari daerah pemilihan NTT I (termasuk Kabupaten Alor), Pius Lustrilanang pun terpilih. Kini anggota Komisi VII DPR RI ini mengaku akan terus memperjuangkan Alor dan NTT pada umumnya di senayan agar bisa keluar dari belenggu kegelapan karena tidak ada listrik yang memadai.

Bagai seberkas sinar dari Senayan, Pius yang berada dalam komisi yang membidangi energi sumber daya mineral (ESDM), berjanji akan terus berjuang agar masyarakat di Propinsi NTT bisa menikmati penerangan listrik.

Dalam kinjungan kerja (masa reses) di wilayah NTT (Pulau Flores, Lembata dan Alor) beberapa pekan lalu, Lutrilanang menuturkan bahwa masyarakat di wilayah NTT yang menikmati listrik baru 29 persen. Hal ini tentu sekitar 71 persen masyarakat di daerah kepulauan ini belum menikmati listrik.

Dalam kunjungan kerjanya ke desa Fanating kecamatan Teluk Mutiara Senin, (28/06/10) untuk melihat lokasi pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), Lutrilanang yang didampingi anggota DPRD Propinsi NTT, Gabriel Beri Bima dan dua anggota DPRD Kabupaten Alor, Ir. Soleman Boli Gorang Mau dan Yusak Atamau mengatakan, dirinya sangat berkomitmen dan mendukung pembangunan PLTU di Kabupaten Alor.

Dia mengatakan, dalam kujungan kerjanya, banyak masyarakat NTT yang mengeluhkan tentang Ajal yakni air, listrik dan jalan. Oleh karena itu, dirinya akan berfokus untuk mengurusi listrik di NTT.

”Dalam kujungan saya banyak masyarakat yang mengeluhkan pelayaan listrik air bersih dan jalan. Tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) saya menangani listrik. Saya akan fokus di listrik agar masyarakat NTT jauh lebih baik dari tahun sebelumnya,” ujarnya.

dikatakan, pihaknya akan terus menyuarakan tentang listrik kepada Dirut PLN agar memperhatikan secara sungguh –sungguh tentang pelayanan listrik di NTT. Dirinya akan terus berbicara dan mengingatkan pemerintah tentang listrik di NTT. Di Flores, kata Lustrilanang sudah ada dua banguan PLTU yang telah dufungsikan yakni di Mataloko Kabupaten Ngada dan Ropa di Kabupaten Ende.

”Saya bersyukur di Alor ini siapkan sendiri PLTU, tetapi saya lihat ada kendala berkaitan dengan pembebasan tanah. Pemerintah sudah mau berjuang untuk mendatangkan bangunan, dukungan dana dan mitra kerja, tetapi kendalanya dimasyarakat. Kalau kita ingin mempunyai listrik yang baik, maka butuh pengorbanan. Bapa desa, tokoh ada untuk berpikir ini demi kepentingan yang lebih luas,” ujarnya ketika berdialog dengan warga pemilik tanah lokasi pembanguan PLTU tersebut.

Menurutnya, pembanguan PLTU bisa tersendat kalau tanpa ada dukungan dari masyarakat dan kesempatan untuk mendapatkan PLTU tersebut akan hilang. ”Tugas saya akan menjalankan secara maksimal, tetapi tanpa dukungan bapak – bapak sekalian, maka tidak akan berjalan secara maksimal,” ujarnya.

Dia berharap, agar masalah pembebasan tanah tidak berlarut –larut dan bisa diselesaikan dengan mengedepankan kearifan lokal. Harga tanah,katanya, juga tentu dibicarakan dengan baik dengan harga yang wajar.

Dia mengatakan, di Alor banyak potensi panas bumi yang bisa di olah dan PLN bisa masuk ke mikro hidro. Dia berharap kedepan NTT akan mandiri secara listrik dengan menggunakan kearifan lokal secara maksimal.

”Di pulau Pantar juga harus di fokuskan untumk listrik kedepan. Saya berharap komunikasi kita terus berlanjut. Bapak –bapak jangan cari orang lain pintu saya terbuka,” ujarnya.

Ketika berdialog dengan warga di desa Air Kenari, Lutrilanang mengaku, prihatin dengan keberadaan air, listrik dan jalan di NTT yang baru dinikmati warga sekitar 29 persen dan dirinya akan terus berjuang, sehingga pada tahun 2014 listrik di NTT bisa mencapai 80 persen.

”PLTU saya akan berjuang terus bersama PLN seningga tingkat penggunaan listrik di NTT dari 29 persen bisa mencapai 80 persen di tahun 2014, tetapi itu semua kerja yang sederhana tetapi pembangunan harus didukung semua pihak baik pemerintah maupun warga dan LSM,” ujarnya.

Wakil ketua badan urusan rumah tangga (BURT) DPR RI ini melakukan kunjungan kerja di Alor selama hari yakni Senin 28 Juni sampai Kamis 01 Juli 2010. Dalam kunjungan, Lustrilanang didamping Assten I Setda Alor, Drs. Okto Lasiko, Kepala Kantor Pertambangan dan Energi Kabupaten Alor, Fredik Lobangpali,SH serta anggota DPRD Propinsi NTT, Gabriel Beri Bima dan dua anggota DPRD Kabupaten Alor, Ir. Soleman Boli Gorang Mau dan Yusak Atamau.

Daerah yang dikunjunginya yakni Desa Lembur, Kecamatan Lembur, Desa Kelaisi Tengah, Kecamatan Alor Selatan, Desa Tube, Kecamatan Pantar Tengah, Desa Air Kenari dan Kalabahi Barat di Kecamatan Teluk Mutiara, dan Desa Ternate Selatan, Kecamatan Alor Barat Laut.
Sumber: forumacademiantt@yahoogroups.com, 2 September 2010 Ket foto: Pius Lustrilanang
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger