Ketua Dewan Perwakilan Pusat
Partai Golkar Leo Nababan mendatangi Kementerian Hukum dan HAM untuk
mendaftarkan susunan kepengurusan. Menurut Leo, struktur partai telah final
dengan total kepengurusan mencapai 377 orang.
"Ini adalah struktur
partai paling besar," kata Leo di gedung Kementerian Hukum, Selasa, 17
Maret 2015.
Susunan partai, kata Leo,
berubah karena ada penambahan jumlah orang pada tiap posisi. Total posisi ketua
umum, wakil ketua umum, dan sekretaris jenderal diisi 43 orang.
Tidak hanya itu, kata Leo,
wakil sekretaris jenderal bakal diisi 52 orang dan bendahara menjadi 46 orang.
Dualisme Golkar bermula dari
kembali majunya Aburizal Bakrie sebagai ketua umum partai. Dalam munas yang
berlangsung di Bali pada Desember lalu, Aburizal terpilih kembali sebagai
ketua. Hasil ini diprotes sebagian kader yang kemudian membuat munas tandingan
di Ancol dan memecat Aburizal beserta kader pendukungnya. Agung Laksono
terpilih sebagai ketua umum dalam munas tersebut.
Penyelesaian kisruh ini telah
dibawa ke Kemenkumham, pengadilan negeri, hingga mahkamah partai. Mahkamah
Golkar membacakan putusan sidang atas konflik dualisme kepengurusan partai di
DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat. Ada perbedaan pendapat antara hakim mahkamah
antara mengesahkan kepengurusan Agung dan menanti upaya hukum tuntas.
Pekan lalu Menteri Yasonna
memutuskan menerima putusan mahkamah yang menyatakan menerima kepengurusan
Agung. Dia memberi waktu pada Agung untuk menyusun daftar lengkap kepengurusan
agar dapat disahkan.
Sumber: Tempo.co, 17 Maret 2015
Ket foto: Ketua Umum DPP
Partai Golkar versi Munas Ancol, Agung Laksono, bersama wakil ketua Priyo Budi
Santoso dan Sekjen Zainudin Amali, saat melakukan pertemuan tertutup dengan
ketua umum Partai Nasdem Surya Paloh, di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, 11
Maret 2015.
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!