SEORANG pria tak dikenal, Selasa (13/12 2016) sekitar pukul 09.00 WITA masuk halaman SD
Negeri 1 Seba, Sabu Barat, Sabu Raijua, NTT. Pria tersebut menggorok leher tujuh
siswa sekolah tersebut. Saat ini korban tengah mendapat penanganan medis.
Pelaku kini diamankan aparat keamanan.
Berdasarkan
informasi Kepala SDN 1 Seba Arthur A Radja Pono melalui Patrisius Boro Saban,
seorang staf guru, pelaku tak dikenal itu membawa sebilah pisau kemudian masuk halaman
sekolah melalui pintu gerbang utama.
“Di pintu
gerbang pelaku menggorok seorang anak. Pelaku selanjutnya menuju ruang kelas V kemudian
menganiaya anak-anak dalam kelas. Meski mencoba menghindar tetapi karena berada
dalam ruangan kelas, pelaku menggorok leher mereka. Jumlah korban seluruhnya tujuh
orang, tak ada yang meninggal,” ujar Boro Saban mengutip Radja Pono.
Menurut Boro Saban, insiden terebut
segera diatasi aparat TNI Komado Rayon Militer (Koramil) 1627/04-Sabu Raijua,
karena letak Markas Koramil berdekatan dengan sekolah. Karena itu, si pelaku
langsung ditangkap dan diamankan aparat Kepolisian Sektor Sabu Barat.
“Tujuh korban
luka sudah ditangani di tenaga medis Puskesmas Seba. Sedangkan siswa yang lain
sudah diantar
pulang ke rumah oleh pihak kepolisian dan orang tua. Banyak anak yang histeris
dan trauma menyaksikan peristiwa ini,” lanjut Boro Saban, guru kelahiran Ile
Ape, Lembata.
Informasi lain yang diperoleh menyebutkan,
setelah pelaku diamankan, pihak aparat Kepolisian Sektor Sabu Barat langsung
berkoordinasi dengan pihak Kepolisian Sektor (Polsek) Sabu Timur dan Polsek
Hawu Mehara untuk melakukan tindakan pengamanan terhadap pelaku yang saat ini
sudah diamankan.
Tindakan itu dilakukan mengingat massa
yang mengetahui dan mendengar insiden tersebut kesal dan mendatangi Mapolsek Sabu
Barat dan meminta agar pelaku dikeluarkan dari ruang tahanan.
Sekitar pukul 10.00 WITA, Wakil
Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke memasuki Mapolsek Sabu Barat dan
membantu aparat kepolisian menenangkan warga masyarakat yang sudah kesal.
Berikut daftar korban serangan pria
tak dikenal.
1. Juniarto Ananda Apri Dimu (Lk/11th) :
luka robekan pada pipi kiri,
luka robekan pada lengan kanan bagian dalam,
luka robekan pada daun telinga bagian kanan.
luka robekan pada lengan kanan bagian dalam,
luka robekan pada daun telinga bagian kanan.
2. Naomi Oktoviani Pawali (Pr/10th)
: luka pada leher, luka bibir depan
3. Maria Katrina Yeni (Pr/8 th): luka
pada leher, luka pada jari tunjuk dan jari tengah.
4. Gladis Riwu Rohi (Pr/11 th): luka pd
leher dan pd jari
5. Dian Suryanti Kore Bunga (Pr/11th):
luka leher
6. Alberto Tamelan (Lk/10th):
luka leher
7. Aldi Miha Djami (Lk/11th):
luka pada leher.
Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Pendeta Merry Kolimon angkat bicara. Pihaknya mengecam keras penyerangan terhadap anak-anak di lingkungan sekolah pada jam belajar. Ia mengatakan, kekerasan terhadap anak adalah kekerasan terhadap kemanusiaan.
Pihaknya juga mminta pemerintah dan pihak keamanan bekerja dengan sungguh-sungguh mengungkap pelaku, tindakan penyerangan, dan motivasinya. Kami juga mohon jemaat/masyarakat tidak terprovokasi.
"Kami minta agar umat lintas beragama di Sabu saling menjaga untuk memelihara kerukunan dan bersama-sama bersuara menuntut keadilan bagi anak-anak kita. Mari kita jaga Pulau Sabu dan NTT sebagai rumah bersama. Kita tolak tegas semua tindakan memprovokasi dengan cara tidak membiarkan diri terprovokasi. Kami himbau tokoh2 agama saling berkoordinasi untuk memastikan kita merawat toleransi dan kerukunan," ujar Kolimon dalam keterangannya yang diperoleh, Selasa (13/12) siang.
Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Pendeta Merry Kolimon angkat bicara. Pihaknya mengecam keras penyerangan terhadap anak-anak di lingkungan sekolah pada jam belajar. Ia mengatakan, kekerasan terhadap anak adalah kekerasan terhadap kemanusiaan.
Pihaknya juga mminta pemerintah dan pihak keamanan bekerja dengan sungguh-sungguh mengungkap pelaku, tindakan penyerangan, dan motivasinya. Kami juga mohon jemaat/masyarakat tidak terprovokasi.
"Kami minta agar umat lintas beragama di Sabu saling menjaga untuk memelihara kerukunan dan bersama-sama bersuara menuntut keadilan bagi anak-anak kita. Mari kita jaga Pulau Sabu dan NTT sebagai rumah bersama. Kita tolak tegas semua tindakan memprovokasi dengan cara tidak membiarkan diri terprovokasi. Kami himbau tokoh2 agama saling berkoordinasi untuk memastikan kita merawat toleransi dan kerukunan," ujar Kolimon dalam keterangannya yang diperoleh, Selasa (13/12) siang.
Ansel Deri
Ket foto: Sekolah Dasar Negeri 1 Seba,
Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa
Tenggara Timur.
Dok foto: fb Patrisius Boro Saban
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!