Headlines News :
Home » » SBY–Boediono: Perpaduan Politisi dan Ekonom

SBY–Boediono: Perpaduan Politisi dan Ekonom

Written By ansel-boto.blogspot.com on Wednesday, November 18, 2009 | 2:43 PM

Meski dikritik banyak pihak, calon presiden (capres) Dr Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memilih Prof Dr Boediono mendampinginya sebagai calon wakil presiden (cawapres) menuju kursi presiden.

Pilihan itu bukan tanpa alasan. Boediono yang pernah menjabat Gubernur Bank Indonesia sebelum akhirnya dipinang jadi cawapres, dinilai SBY sebagai seorang Muslim yang lurus, jujur, sederhana, konsekuen, dan toleran.

Doktor ekonomi bisnis lulusan Wharton School University of Pennsylvania, AS, 1979, itu juga seorang koordinator menteri yang berpikir utuh, cermat, tidak grasa grusu, dan jauh dari keinginan untuk mencari muka.

“Di atas segalanya, di dalam mengemban tugas Pak Boediono tidak memiliki konflik kepentingan. Baik untuk kepentingan bisnis ataupun motivasi politik yang lain,” ujar capres Yudhoyono memuji pasangannya.

Pujian itu meluncur dari SBY tatkala berlangsung acara Deklarasi SBY–Boediono di gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Institut Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat, pekan kedua Mei lalu. Deklarasi dihadiri ribuan tamu dan undangan.

Dikatakan, berbagai kemajuan sudah dicapai selama lima tahun pemerintahan sebelumnya. Oleh karena itu, keduanya bertekad untuk terus-menerus bersama rakyat Indonesia melakukan perubahan agar Indonesia menjadi lebih aman dan damai, lebih adil, dan demokratis serta Indonesia menjadi lebih sejahtera.

“Alhamdulilah! Di tengah badai cobaan dan rintangan mulai dari bencana tsunami, gempa bumi, krisis minyak dunia, krisis pangan dunia dan bahkan krisis keuangan serta resesi perekonomian global, kita telah mencapai banyak hal dalam pembangunan kita. Meskipun masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan di waktu yang akan datang,” lanjut Yudhoyono.

Tugas lima tahun mendatang adalah tugas yang amat berat di tengah krisis perekonomian dunia yang belum usai. Oleh karena itu, pihaknya tidak banyak berjanji karena situasi yang dihadapi tidak mudah. Persoalan bangsa pun semakin kompleks.

Jika terpilih kembali, keduanya akan terus bekerja dan bekerja. Pihaknya juga akan terus menguatkan hati dan pikiran untuk tetap sabar, tegar, dan beriktiar menghadapi segala persoalan, termasuk berbagai cercaan dan terkadang hinaan.

“Saya akan tetap konsisten untuk terus berpikir, bertindak tepat, dan rasional. Karena mengelola persoalan bangsa dan negara yang harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah subhanawataalla, kepada sejarah dan generasi mendatang, haruslah tetap konstitusional serta sesuai Undang-undang, sistem, dan aturan yang berlaku. Tidak boleh gegabah dan berpikir untung-untungan. Apalagi disertai konflik kepentingan, baik politik, bisnis maupun keuntungan pribadi yang lain,” lanjutnya.

Tugas Mulia

Meski mendapat kritik atas terpilihnya Boediono, SBY mengajak pihak-pihak yang tak setuju untuk membangun koalisi ke depan. Juga membangun pemerintahan kabinet presidensial yang amanah, efektif, dan kredibel.

“Tugas dan kewajiban pemerintahan adalah bekerja untuk rakyat dan menjalankan program-program pro rakyat. Tugas yang amat berat namun mulia,” ujarnya.

Menurut Boediono, pada hakekatnya kabinet pemerintahan adalah forum untuk bekerja dan bukan forum untuk berpolitik sendiri-sendiri. Oleh karena itu ia mengajak semua pihak bekerja dan berjuang sekuat tenaga sesuai janji kepada rakyat untuk membangun Indonesia yang lebih aman, lebih adil, lebih demokratis, dan lebih sejahtera.

“Di hadapan seluruh rakyat Indonesia, kami berdua memohon doa dan restu dan dukungan agar dengan ridho Allah subhanawataalla kami dapat berhasil dalam Pemilihan Presiden tahun 2009 ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah subhanawataalla selalu membimbing perjalanan bangsa ini menuju hari esok yang lebih baik,” imbuhnya.

Sadari Kontroversi

Boediono menyadari bahwa penunjukan dirinya sebagai calon wakil presiden menimbulkan kontroversi. Meski begitu, ia mengakui bahwa hal itu merupakan tanda sebuah demokrasi yang hidup.

Demokrasi itu merupakan hasil reformasi yang ditebus dengan badan dan jiwa mahasiswa Indonesia sepuluh tahun lampau. Di bawah Presiden Yudhoyono, Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara di Asia yang sanggup merawat dan mengembangkan kebebasan menyatakan pendapat.

“Di bawah Pemerintahan SBY, tak ada suara yang menentang diberangus. Di bawah SBY, Indonesia tak hendak kembali ke bawah puncak kekuasaan yang meniadakan hak-hak asasi manusia, apalagi dengan kekerasan. Dalam suasana itu, Indonesia berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat,” kata Boediono.

Atas penunjukan sebagai calon wakil presiden, ia menyampaikan terima kasihnya kepada calon Presiden Yudhoyono. Penunjukan itu, merupakan kehormatan yang sangat besar bagi dia dan keluarganya.

Boediono mengaku, sejak awal merintis kariernya sebagai seorang ekonom dan guru, ia tak pernah bercita-cita memegang salah satu jabatan puncak dalam republik ini. Karena itu, ia tentu berterima kasih kepada jajaran yang mendukung pilihan itu.

“Insya Allah, itu adalah modal dukungan yang saya butuhkan kini dan nanti. Saya juga tentu berterima kasih kepada istri saya, yang menyetujui suaminya untuk memasuki tugas yang sama sekali baru. Di mana tantangan dan resikonya lebih besar dibandingkan tugas-tugas sebelumnya,” kata Boediono.

Hargai Kearifan

Sebagai ekonom, Boediono memuji pemerintahan yang dipimpin Presiden Yudhoyono. Dalam situasi ekonomi global sekarang, bersama Cina dan India, Indonesia adalah tiga negara besar di dunia yang masih mencetak pertumbuhan positif. Dalam hubungan dengan itulah, ia sungguh menghargai keteguhan dan kearifan Yudhoyono.

“Penghargaan itu pula yang mendorong saya untuk bersedia mendampingi beliau. Saya pernah bekerja, paling tidak tiga tahun di bawah beliau sebagai menteri koordinator. Hal itu menjadi modal bagi saya untuk bekerja sama dengan baik dan mewujudkan pemerintahan yang mampu bekerja tepat, cepat, dan akuntabel,” ujarnya.

Di masa pemerintahan Presiden Yudhoyono, gerakan anti korupsi sebagai tekad membangun pemerintahan yang bersih adalah kerja yang belum selesai. Belum apa-apa, tetapi sebuah langkah yang tegas sudah diambil.

“Korupsi bukan hanya tindakan tak bermoral, tetapi juga menimbulkan ketidakadilan yang menggerogoti efektivitas negara. Padahal, kita memerlukan peran negara,” tandas Boediono.

Menurutnya, perekonomian Indonesia tidak dapat sepenuhnya diserahkan kepada pasar bebas, namun selalu diperlukan intervensi dengan aturan main yang jelas dan adil. Untuk itu diperlukan lembaga pelaksana yang efektif. Itulah yang harus disediakan oleh negara. Negara tidak boleh terlalu campur tangan sebab itu akan mematikan kreativitas.

“Tetapi negara juga tidak boleh hanya tertidur. Untuk itu diperlukan sebuah pemerintahan yang bersih. Kita semua sadar bahwa pemerintahan yang bersih tidak akan hadir karena dipidatokan. Pemerintahan yang bersih harus dimulai dengan tauladan kepemimpinan. Elit Indonesia membutuhkan pemimpin yang tidak dikotori oleh suap, tidak mau memperdagangkan kekuasaan. Tidak mau mencampuradukkan kepentingan republik dengan kepentingan bisnis keluarga,” tandas Boediono lebih lanjut. (Ansel Deri)

Profil Singkat

Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono

Nama : Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono
Tempat/ Tgl Lahir : Tremas, Pacitan, Jawa Timur, 09 September 1949
Agama : Islam
Nama Istri : Kristiani Herawati
Anak : 1. Agus Harimurti Yudhoyono
2. Edhie Baskoro Yudhoyono
Alamat : Jl Alternatif Cibubur Puri Cikeas Indah No. 2
Desa Nagrag Kecamatan Gunung Putri
Bogor – 16967

Pendidikan
-Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akbar), 1973
-American Language Course, Lackland, Texas – AS, 1976
-Airbone and Ranger Course, Fort Benning – AS, 1976
-Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning – AS, 1982 - 1983
-On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg – AS, 1983
- Jungle Warfare School, Panama, 1983
-Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984
-Kursus Komando Batalyon1985
-Sekolah Komando Angkatan Darat Command and General Staff College, Fort Leavenwort,
Kansas–AS dan Master of Art (MA) dari Management Webster University, Missouri1988 –
1989
-Doctorate (Dr) Institut Pertanian Bogor, 2004.

Pekerjaan
-Presiden Republik Indonesia, 2004–sekarang
-Menkopolkam, Kabinet Gotong Royong, 10 Agustus 2001–12 Maret 2004
-Menkopolsoskam, Kabinet Persatuan Nasional, 26 Oktober 2000–01 Juni 2001
-Mentamben, Kabinet Abdurrahman Wahid, 20 Oktober 1999–26 Agustus 2000
-Kepala Staf Sosial Politik ABRI, 16 Februari 1998–November 1998
-Panglima Kodam II Sriwijaya, 23 Agustus 1996–26 Agustus 1997
-Kepala Staf Kodam Jaya, Maret 1996–Agustus 1996
-Kepala Pengamat Militer PBB di Bosnia dari UNPF (United Nation Peace Force), November
1995–November 1996
-Komandan Korem Pamungkas 072 Yogyakarta, 1994–1995
-Assisten Operasi Kodam Jaya, 1994
-Komandan Brigade Infantry 17, Kujang I Kostrad, 1993
-Menko Polkam, 10 Agustus 2001–12 Maret 2004
-Presiden RI 2004–2009

Prof Dr Boediono, M.Ec

Lahir : Blitar, Jawa Timur, 25 Februari 1943
Istri : Herawati
Anak : 1. Ratriana Ekarini
2. Dios Kurniawan
Alamat : Jalan Mampang Prapatan XX No. 26, Jakarta Selatan

Pendidikan:
- S1: Bachelor of Economics (Hons.), University of Western Australia, 1967
- S2: Master of Economics, Monash University, Melbourne, Australia, 1972
- S3: Doktor Ekonomi Bisnis Wharton School University of Pennsylvania, AS, 1979

Pekerjaan:
- Gubernur Bank Indonesia hingga saat ini
- Menteri Keuangan Kabinet Gotong Royong, 2001–2004
- Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas Kabinet Reformasi
Pembangunan, 1998–1999
- Direktur I Bank Indonesia Urusan Operasi dan Pengendalian Moneter, 1997–1998
- Direktur III Bank Indonesia Urusan Pengawasan BPR, 1996–1997
- Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Sumber: Majalah DEMOKRAT Jakarta (dimuat saat deklarasi capres/cawapres di Bandung).
Ket foto: Calon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Calon Wakil Presiden Boediono.

SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger