UMAT Katolik mesti lebih banyak belajar mendengarkan satu sama lain.
Termasuk belajar mendengarkan anak-anak kecil sekalipun. Demikian pesan Wakil Uskup
di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik
Indonesia (Ordinariatus Castrensis Indonesia/OCI) Pastor Letkol (Sus) TNI-AU
Yoseph Maria Marcelinus Bintoro, Pr, S. Fil, M.Sc, Pr saat memberi pembekalan
kepada para pengurus lingkungan St Alexander Cipinang Melayu, Stasi St
Agustinus Halim Perdanakusuma, Paroki St Antonius Padua, Jakarta, Jumat (30/8
2019).
Hal ini, menurut Romo
Yote –sapaannya- karena seluruh umat sebetulnya adalah pemimpin. “Kita harus
terbuka dan mau mendengarkan satu sama lain. Sebetulnya kita semua itu pemimpin.
Pemimpin yang baik adalah dia yang mau bersedia mendengarkan orang lain,” ujarnya.
Menurutnya, menjadi
pemimpin itu perlu mendengarkan orang lain. Kritik maupun masukan, perlu
dilihat sebagai sesuatu yang positif untuk didengarkan. Seorang imam, misalnya,
bisa saja diprotes jika terlalu lama kotbah saat Misa. Namun bila mendengar
suara demikian sang imam bukan malah merespon dengan mengatakan bahan kotbahnya
disiapkan berminggu-minggu. Nah, dari sini baik imam maupun umat belajar saling
mendengarkan.
Karena itu, ia berpesan,
dalam hidup, jangan sekali-kali mengatakan, ‘oh, aku lebih hebat’. Jadilah
pribadi pembelajar, yang ingin terus belajar. Kemudian bersedia untuk mendengarkan.
Ini juga berlaku dalam relasi suami-isteri. “Kalau mau saling mendengar satu
sama lain, sesungguhnya itulah kebahagiaan sejati. Jadi jangan pernah berhenti
belajar mendengarkan, termasuk belajar dari anak kecil sekalipun,” katanya.
Ansel Deri
Ket foto: Romo Yote (duduk,
kedua dari kiri) bersama warga lingkungan usai pembekalan bagi pengurus dan dialog
bersama umat.
Sumber: HIDUP edisi No.
36 Tahun ke-73 tanggal 8 September 2019.
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!