Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah
Di akhir tahun 2012
ini, kaum Kristiani di Tanah Air merayakan Hari Natal dengan penuh sukacita.
Pelaksanaan kebaktian dan misa natal di gereja Katedral dan gereja lainnya di
Jakarta berlangsung khidmat, meskipun beberapa titik kota Jakarta diguyur hujan.
Natal menjadi salah satu titik sentral dari peribadatan iman Kristiani. Alkitab
memang tidak memberi informasi tentang 25 Desember sebagai hari kelahiran
Kristus, tetapi Natal sudah identik dengan tanggal 25 Desember.
Di dalam
sejarahnya, Kristus lahir di Betlehem, Yerusalem, daerah Palestina yang saat
ini dibawah penguasaan zionis Israel. Sejarah kelahirkan Kristus penuh dengan
kesederhanaan. Di dunia spiritual Islam (tasawuf), para sufi sering
mempersonifikasi dirinya dengan Isa Al-Masih, sosok yang menjauhi kemewahan
duniawi. Menurut sejarah para Nabi yang diyakini kaum Muslim, Nabi Isa adalah
sosok yang terlampau sederhana jika dibandingkan dengan Nabi Daud dan Nabi
Sulaiman yang sangat kaya raya.
Para pengkhutbah
Kristiani pun sering mewacanakan Hari Natal sebagai hari yang penuh
kesederhanaan. Hal ini sangat kontekstual dengan kondisi kehidupan modern yang
penuh dengan kehidupan mewah dan serba gemerlap. Dengan kemewahan dan
kegelimangan harta, terkadang manusia mudah melupakan sesamanya, bahkan melupakan
Tuhannya. Itu sebabnya, pesan-pesan natal selalu mengarahkan umat Kristiani
untuk berdamai dan berbagi dengan sesama.
Pesan-pesan natal
juga sarat dengan semangat kesetiakawanan sosial nasional yang kini sedang
digemakan di seluruh penjuru Tanah Air. Selaku Ketua Umum Hari Kesetiakawanan
Sosial Nasional (HKSN) Tahun 2012-2013, tanggal 20 Desember yang ditetapkan
sebagai HKSN berkelindan dengan 25 Desember sebagai Hari Natal. Keduanya bisa
dipadukan di dalam satu tarikan nafas berbagi untuk sesama.
Perkataan
"Nashara" (Nasrani) di dalam Al-Qur'an berarti "para
penolong" dapat dihubungkan dengan sifat-sifat Kristus yang suka menolong
setiap orang yang mengalami kesusahan. Di dalam Alkitab, dijelaskan bahwa
Kristus datang untuk membebaskan domba-domba yang sesat dari keluarga Israel.
Sikap ini tentu menjadi tauladan bagi umat Kristiani dan semua komponen bangsa
untuk selalu berbagi dan memberi pertolongan pada sesama saudara sebangsa yang
masih membutuhkan bantuan.
Kita adalah bangsa
yang besar, terdiri dari pelbagai suku bangsa dan bahasa, juga agama.
Kebersaran itu akan terjaga dari perpecahan apabila kita mampu merawat
keragaman yang kita miliki. Pengalaman sejarah bangsa Indonesia sudah sangat
jelas, dimana peran semua kelompok suku dan agama bahu-membahu. Kemiskinan dan
keterbelakang yang masih melilit sebagian dari masyarakat kita tak akan kunjung
teratasi tanpa kesediaan kita untuk saling memberi pertolongan.
Dari sisi
kebijakan, pemerintah dibawah kepemimpinan Presiden SBY telah mengeluarkan
program pengentasan kemiskinan lewat paket program pro-rakyat, berupa Bantuan
Langsung Tunai (BLT), Kredit Usaha Rakyat (KUR), Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri perkotaan dan perdesaan maupun paket rumah, angkutan
dan listrik murah serta penataan kehidupan kumuh perkotaan dan perkampungan
nelayan.
Sila keadilan
sosial memayungi semua bangsa Indonesia. Dengan sila itu, kebijakan pembangunan
di era Presiden SBY berorientasi inklusif. Artinya, tidak ada yang lebih berhak
menikmati pembangunan itu melainkan menjadi hak semua warganegara. Semangat
Kasih Kristus yang diibaratkan seperti sungai terus mengalir tiada henti. Kita
harapkan air kasih dari telapak tangan dan jari-jemari saudara-saudara umat
Kristiani itu tidak harus memilih-milih ke arah mana saluran berkat itu akan
mengalir, karena kita semua adalah bersaudara.
Di dalam pilar
kebangsaan itu, mari kita saling menghormati. Kita jaga kerukunan antarsesama
pemeluk agama itu dengan sepenuh hati. Mari kita menjaga kesyahduan ibadah
Natal 2012 ini dengan sikap toleran dan persaudaraan kebangsaan. Ajaran Natal
Kristus tentang solidaritas untuk berbagi dengan sesama, sesungguhnya menjadi
pesan penting dari solidaritas kebangsaan dan pencerminan watak sosial falsafah
Negara Pancasila.
Sumber: Jurnal
Nasional, 27 Desember 2012
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!