Headlines News :
Home » » Komnas HAM: Bongkar Motif Pelaku Tragedi Sabu Raijua

Komnas HAM: Bongkar Motif Pelaku Tragedi Sabu Raijua

Written By ansel-boto.blogspot.com on Friday, December 16, 2016 | 4:13 PM

KOMISI Nasional Hak-hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyoroti insiden penyerangan terhadap tujuh siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Seba, Kabupaten  Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, pada Selasa, 13/12 2016 lalu.

“Komnas HAM tentu mengecam dan menyampaikan keprihatinan atas tragedi kemanusiaan ini,” ujar Komisioner Komnas HAM RI Natalius Pigai dalam keterangannya kepada penulis di Jakarta, Sabtu, (16/11).

Menurut Natalius Pigai, Komnas HAM menyatakan, serangan yang terjadi terhadap anak SDN 1 Sabu Barat saat proses pendidikan berlangsung merupakan tindakan kekerasan fisik, penganiayaan, dan penyiksaan yang mengancam keselamatan nyawa manusia. Namun sungguh sangat ironis peristiwa ini terjadi simpang-siur informasi baik aktor maupun juga tindakan yang lebih cenderung mengaburkan fakta peristiwa sesunguhnya.

Komnas HAM memberi perhatian serius atas tragedi yang menimpa anak anak sekolah, harapan masa depan bangsa. Oleh karena itu, Komnas HAM akan melakukan pemantauan dan penyelidikan untuk mendapatkan data, informasi dan fakta termasuk memastikan aktor dan motif di balik aksinya.

“Kami menyadari bahwa penyerangan terhadap siswa Sekolah Dasar ini tentu menyisakan trauma panjang bagi anak, keluarga, dan masyarakat NTT. Memulihkan keadaan dengan memastikan adanya jaminan hukum dan keadilan serta pemulihan trauma bagi siswa dan masyarakat akibat peristiwa terebut juga menjadi penting bagi kami agar Siswa Sekolah Dasar dapat melanjutkan pendidikan demi meraih cita cita dan harapan masa depan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara,” katanya.

Ia menambahkan, Komnas HAM akan melakukan pemantauan dan penyelidikan apa Senin minggu depan baik di Sabu Raijua maupun juga di Kupang untuk melakukan pertemuan dengan aparat penegak hukum termasuk Polda NTT.

Sebelumnya, seorang pria tak dikenal, Selasa (13/12 2016) sekitar pukul 09.00 WITA masuk halaman SD Negeri 1 Seba, Sabu Barat, Sabu Raijua, NTT. Pria tersebut menggorok leher tujuh siswa sekolah tersebut. Saat ini korban tengah mendapat penanganan medis. Pelaku kini diamankan aparat keamanan.

Berdasarkan informasi Kepala SDN 1 Seba Arthur A Radja Pono melalui Patrisius Boro Saban, seorang staf guru, pelaku tak dikenal itu membawa sebilah pisau kemudian masuk halaman sekolah melalui pintu gerbang utama.

“Di pintu gerbang pelaku menggorok seorang anak. Pelaku selanjutnya menuju ruang kelas V kemudian menganiaya anak-anak dalam kelas. Meski mencoba menghindar tetapi karena berada dalam ruangan kelas, pelaku menggorok leher mereka. Jumlah korban seluruhnya tujuh orang, tak ada yang meninggal,” ujar Boro Saban mengutip Radja Pono.

Menurut Boro Saban, insiden terebut segera diatasi aparat TNI Komado Rayon Militer (Koramil) 1627/04-Sabu Raijua, karena letak Markas Koramil berdekatan dengan sekolah. Karena itu, si pelaku langsung ditangkap dan diamankan aparat Kepolisian Sektor Sabu Barat. 

“Tujuh korban luka sudah ditangani di tenaga medis Puskesmas Seba. Sedangkan siswa yang lain sudah diantar pulang ke rumah oleh pihak kepolisian dan orang tua. Banyak anak yang histeris dan trauma menyaksikan peristiwa ini,” lanjut Boro Saban, guru kelahiran Ile Ape, Lembata.

Informasi lain yang diperoleh menyebutkan, setelah pelaku diamankan, pihak aparat Kepolisian Sektor Sabu Barat langsung berkoordinasi dengan pihak Kepolisian Sektor (Polsek) Sabu Timur dan Polsek Hawu Mehara untuk melakukan tindakan pengamanan terhadap pelaku yang saat ini sudah diamankan.

Tindakan itu dilakukan mengingat massa yang mengetahui dan mendengar insiden tersebut kesal dan mendatangi Mapolsek Sabu Barat dan meminta agar pelaku dikeluarkan dari ruang tahanan.

Sekitar pukul 10.00 WITA, Wakil Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke memasuki Mapolsek Sabu Barat dan membantu aparat kepolisian menenangkan warga masyarakat yang sudah kesal.

Berikut daftar korban serangan pria tak dikenal.
1. Juniarto Ananda Apri Dimu (Lk/11th) : luka robekan pada pipi kiri,
    luka robekan pada lengan kanan bagian dalam,
    luka robekan pada daun telinga bagian kanan.
2. Naomi Oktoviani Pawali (Pr/10th) : luka pada leher, luka bibir depan
3. Maria Katrina Yeni (Pr/8 th): luka pada leher, luka pada jari tunjuk dan jari tengah.
4. Gladis Riwu Rohi (Pr/11 th): luka pd leher dan pd jari
5. Dian Suryanti Kore Bunga (Pr/11th): luka leher
6. Alberto Tamelan (Lk/10th): luka leher
7. Aldi Miha Djami (Lk/11th): luka pada leher.

Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Pendeta Merry Kolimon angkat bicara. Pihaknya mengecam keras penyerangan terhadap anak-anak di lingkungan sekolah pada jam belajar. Ia mengatakan, kekerasan terhadap anak adalah kekerasan terhadap kemanusiaan.

Pihaknya juga mminta pemerintah dan pihak keamanan bekerja dengan sungguh-sungguh mengungkap pelaku, tindakan penyerangan, dan motivasinya. Kami juga mohon jemaat/masyarakat tidak terprovokasi.

"Kami minta agar umat lintas beragama di Sabu saling menjaga untuk memelihara kerukunan dan bersama-sama bersuara menuntut keadilan bagi anak-anak kita. Mari kita jaga Pulau Sabu dan NTT sebagai rumah bersama. Kita tolak tegas semua tindakan memprovokasi dengan cara tidak membiarkan diri terprovokasi. Kami himbau tokoh2 agama saling berkoordinasi untuk memastikan kita merawat toleransi dan kerukunan," ujar Kolimon dalam keterangannya yang diperoleh, Selasa (13/12) siang.
Ket foto: Natalius Pigai
Sumber foto: tribunnews.com
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger