Oleh Ansel Deri
Staf Anggota DPR F-NasDem 2014-2019
KEHADIRAN partai sebagai
alat perjuangan politik bagi kemaslahatan rakyat sungguh disadari segelintir
elite negeri di Indonesia. Tatkala kran keterbukaan menganga menyusul
berakhirnya sistem politik otoritarian Orde Baru ke sistem demokratis, peran
partai politik kian disadari sangat vital para elite. Tatkala sistem demokratis
diterapkan saat bersamaan memberi peluang perubahan terhadap dinamika kehidupan
politik nasional.
Sejarah politik Indonesia mencatat ada
segelintir elite bangsa terpanggil melahirkan partai sebagai sarana dan alat
perjuangan politik guna meraih cita-cita besar bagi kebaikan atau kesejahteraan
umum, bonum commune. Partai diyakini
menjadi salah satu institusi penting dan instrumen strategis bagi pertumbuhan
dan perkembangan demokrasi. Ia (partai) muncul sebagai salah satu pilar penting
demokrasi. Para pakar juga meyakini bahwa tanpa partai politik demokrasi tak
akan efektif bekerja.
Salah satu elite bangsa, Surya Dharma Paloh,
adalah segelitir dari elite bangsa yang memenuhi panggilan mengabdi bangsa dan
negara melalui partai. Pengusaha dan tokoh pers nasional dari Kuta Raja, kota
Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam itu menghadirkan NasDem, di mana ia tampil
sebagai sosok penting di balik kehadiran partai yang mengusung tagline Restorasi Indonesia. Surya
memahami poin penting sikap kenegarawanan sebagai sebuah kebutuhan terbesar dan
panggilan luhur.
Kepentingan
komunal
Apa makna politik bagi Surya, paling kurang
ada beberapa catatan. Pertama,
politik tak dipahami sekadar merebut dan mempertahankan kekuasaan untuk
kepentingan pribadi dan kelompok. Pemahaman mesti bergerak lebih ke dalam yaitu
memikirkan kepentingan rakyat dalam artian sesungguhnya. Bila politik
dimengerti sebatas merebut kekuasaan maka makna paling esensial politik
tergerus.
Poin ini hendak menegaskan bahwa para elite
partai yang tengah mengabdi di jalur politik memiliki misi kolektif menunaikan
tugas-tugas partai meraih kesejahteraan bangsa dan negara. Kerja politik tak
boleh dipatok untuk kepentingan kelompok tetapi demi kebutuhan dan kepentingan
yang lebih luas yaitu kemaslahatan bersama.
Tak berlebihan Surya setia mengingatkan
pentingnya makna dan pemahaman esensi politik bagi para elite internal.
Misalnya, saat hadir dalam acara syukuran dua tahun Fraksi Partai NasDem DPR RI
periode 2014-2019 di Lt 22 Gedung Nusantara 1, kompleks DPR/MPR RI Senayan,
Jakarta. Ketua Fraksi (kala itu), Viktor Bungtilu Laiskodat mengundang Surya
memberikan nasehat dan arahan kepada anggota fraksi bekerja dengan sumber daya,
resourches yang dimiliki agar kerja
politik kian berdaya guna. Para elite (kader) juga semakin memahami esensi
partai dalam kerja-kerja politik demi kebaikan umum. Meski bicara secara
internal, pesan ini tentu juga bagi elite lainnya.
Kedua, di tengah kehidupan
yang penuh tantangan, para elite partai senantiasa diharapkan tetap
berkonsolidasi, berbenah, dan berkontribusi maksimal bagi bangsa dan negara.
Para elite setia mengambil peran politik, tidak sekadar berpikir mengedepankan
kepentingan partai tetapi memikirkan kepentingan negara yang lebih luas. Partai
mesti rela melepaskan kepentingan sesaat namun terus menyasar dan sanggup
berkorban demi kebaikan bersama.
Pilihan sikap setia memberi arahan, nasehat
kepada para elite internal sebagaimana dilakukan Surya dalam berbagai
kesempatan ialah langkah tepat yang bertujuan memastikan satu hal penting
tentang arti dan makna esensial dari politik. Bahwa esensi politik selalu
berkiblat atau mengabdi kepentingan umum. Dengan demikian, partai perlu
menawarkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki kepada masyarakat yang merupakan
muara dan pengabdian politik.
Mengapa tawaran keunggulan politik ini
penting? Itu tak lain bertolak dari konsep ideal politik yang memiliki
orientasi menjawab kepentingan bersama. Selain itu dalam praksis hidup politik
kerap dibelokkan segelintir elite sehingga tujuan mulianya dibajak di tengah
jalan. Politik berpotensi berbelok arah, berubah menjadi anak tangga menggapai
kepentingan pribadi atau kelompok. Bila itu terjadi esensi politik tergerus.
Panggilan
suci
Dalam Restorasi:
Rekonstruksi Menuju Keberadaban Politik (2007), Surya mengapresiasi tema
restorasi NasDem, partai yang ia dirikan. Kata Surya, Restorasi Indonesia
sebagai tagline semangat perjuangan
untuk melakukan perubahan bangsa ke arah lebih baik merupakan pilihan tepat,
atraktif, dan inspiratif. Restorasi sebagai upaya melakukan rekonstruksi menuju
pemberdayaan politik menjadi salah satu tawaran yang tepat.
Tak berlebihan di tangan Surya dan para
elitenya pada Pemilu 2019 NasDem mendulang sukses kemudian mengantar partai itu
masuk peringkat lima besar dengan perolehan 12,6 juta suara. Sukses ini bertolak
dari semangat Restorasi Indonesia yang diusung dan nilai-nilai yang dipegang
dan diperjuangkan selama ini.
Karena itu bila ada hal-hal terkait kinerja
partai ia serahkan kepada masyarakat untuk menilai apakah partai melenceng dari
semangat tujuan awal atau tidak. Baginya, tidak ada tempat bagi kader bila dia
inkonsisten. Bahkan alangkah bodohnya bagi Surya sebagai pendiri dan ketua umum
membuang waktu, tenaga, pikiran, energi yang dimiliki tanpa ambisi untuk satu
kekuasaan formal yang ingin dicapai kalau bukan hanya karena niat baik
semata-mata. Di sini, politik adalah panggilan suci mengabdi rakyat, meski
kerap dilihat dalam wajah berbeda seperti berikhtiar dengan kotor.
Menurut Frumen Gions dalam Gereja Itu Politis (2012), kita hidup
dengan pemahaman dan bahkan keyakinan bahwa politik itu sama dengan tipu
muslihat dan laku tercela. Berpolitik berarti berikhtiar dengan kotor, bergelut
dengan dusta, bertingkah dengan kasar dan berjuang dengan korup. Politik adalah
wilayah penuh intrik, dendam kesumat. Padahal, kenyataan-kenyataan buruk bisa
muncul dalam kehidupan bersama lantaran kita sendiri tak punya sensivitas untuk
kehidupan sosial.
Dalam benak Surya, boleh jadi politik
merupakan aspek kehidupan manusia yang punya nilai fundamental dan menarik.
Politik adalah ruang publik, muara aneka kepentingan manusia. Entah elite,
aparat, pers, petani, tukang sayur, guru, mahasiswa, supir, cleaning service, petugas pom bensin,
tukang cukur, dan lain sebagainya. Ini menunjukkan esensi politik sesungguhnya.
Lewat NasDem Surya menunjukkan dirinya laksana surya, suluh kemudian
mendermakan tenaga, pikiran, dan uangnya melalui karya sosial maupun politiknya
bagi banyak orang.
Harian Media
Indonesia (14/7 2020) menyebut Surya Paloh sebagai inspirator kaum muda membangun
negeri. Ia tokoh politik, tokoh pers, dan pengusaha sukses. Namanya tak asing
di Tanah Air dengan segudang pengalaman dan prestasi. Di kalangan pengusaha
nasional, Surya dikenal sebagai sosok bertangan dingin dalam menjalankan roda
bisnisnya. Pidato politiknya selalu membakar semangat sehingga kerap disebut
sebagai singa podium namun berhati lembut, asyik berdiskusi.
Jejak panjang pengabdian Surya dalam politik
dapat dibaca dalam beberapa aspek. Pertama,
politik perlu dipahami dari esensinya untuk menata kehidupan masyarakat yang
berpatok pada prinsip keadilan. Mengapa hal ini penting? Konflik politik
berpotensi lahir dan dapat menyandra rakyat. Dengan demikian dituntut kesadaran
kolektif elite dan rakyat dalam berpolitik.
Kedua, elite di semua level
perlu memahami peran politiknya menata kehidupan guna mewujudkan cita-cita
meraih kebaikan bersama agar lebih sejahtera, berkeadaban, dan berkeadilan.
Mengapa? Politik tak sekadar urusan merebut dan mempertahankan kekuasaan. Ia
mesti dipahami dalam terang iman sebagai peluang tepat menjadi berkat bagi
sesama. Selamat Ulang Tahun ke-69, Pak Surya Paloh. Pengabdianmu adalah
inspirasi anak bangsa dari Sabang hingga Merauke dan dari Miangas sampai Pulau
Rote.
Sumber: Victory News, 21 Juli 2020
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!