Laura Chinchilla Miranda lahir dan dibesarkan di sebuah negeri hijau yang aman, tenteram, dan bahagia. Dia kemudian terpilih menjadi pemimpin negeri itu. Ini bukan sebuah dongeng. Ini kisah nyata. Laura Chinchilla adalah seorang tokoh nyata.
Hari Minggu (7/2), dia memenangi pemilihan umum Kosta Rika dan menjadi presiden terpilih negara di Amerika Tengah itu. Tanggal 8 Mei mendatang dia akan dilantik menggantikan Oscar Arias dan akan menjadi presiden perempuan kelima di Amerika Latin. Kosta Rika tampil dalam deretan setelah Nikaragua, Panama, Cile, dan Argentina.
Mengapa Kosta Rika disebut negeri hijau, aman, tenteram, dan bahagia?
Negara kecil itu—luasnya lebih kurang sepertiga Pulau Jawa dengan penduduk 4,6 juta jiwa—terletak di Amerika Tengah, kawasan yang kerap bergolak. Namun, negara ini bahkan tak punya militer, yang dihapus tahun 1949.
Tak ada hijaunya militer, yang ada adalah hijaunya hutan. Negara yang stabil ini sangat peduli terhadap lingkungan. Lebih dari separuh wilayahnya ditutupi hutan, naik dari tahun 1980-an yang hanya 20 persen dari wilayah.
Kepedulian terhadap lingkungan itu memungkinkan menjadikan wisata lingkungan di negeri itu sebagai industri yang penting.
Dalam indeks kebahagiaan yang dibuat oleh ahli-ahli di Universitas Yale dan Universitas Columbia, AS, Kosta Rika selalu menduduki salah satu tempat atas. Hasil indeks yang dikeluarkan bulan lalu, Kosta Rika berada di tempat ketiga dari 163 negara, hanya di bawah Eslandia dan Swiss. Naik dari tempat kelima dua tahun lalu.
Menurut para analis, tingginya peringkat kebahagiaan penduduk Kosta Rika tersebut, selain karena hijaunya negeri itu, juga karena kuatnya jaringan sosial pertemanan, keluarga, dan tetangga, program sosial dan pendidikan di mana-mana, serta toleransi pembagian sosial dan perbedaan pendapat. Angka harapan hidup warganya terbilang tinggi, yakni 78,5 tahun.
Hari Minggu lalu, negara itu membuat sejarah dengan memilih Laura Chinchilla menjadi presiden perempuan pertama. ”Terima kasih Kosta Rika. Ini jelas saat kebahagiaan, tetapi terutama saat kerendahan hati ... saya tidak akan mengkhianati kepercayaan itu,” katanya di ibu kota San Jose ketika hasil suara memperlihatkan dia menang telak.
Chinchilla, yang kandidat Partido Liberacion Nacional (PLN) itu, mendapatkan 47 persen suara, jauh di atas saingannya, Otton Solis dari Partido Accion Ciudadania, yang mendapat 25 persen suara, dan Otto Guevara dari Partido Movimiento Libertario dengan 21 persen suara.
Aman dan makmur
Walau hijau, aman, tenteram, dan bahagia bukan berarti Kosta Rika—yang juga mengandalkan ekspor kopi, pisang, nanas, dan komponen elektronik itu—tak punya masalah. Kebijakan ekonomi pemerintahan Oscar Arias, di mana Chinchilla menjadi wakil presiden, membantu Kosta Rika terlindung dari krisis ekonomi dunia. Namun, para pengkritik menyatakan, kebijakan pemerintah melayani pengembang-pengembang besar untuk meningkatkan perekonomian dengan mengorbankan ekosistem negara itu.
Kelompok lingkungan yang merupakan kaum berpengaruh di negara itu mengecam kebijakan proinvestasi Arias, terutama keputusannya untuk mencabut moratorium atas penambangan terbuka. Mereka mengkhawatirkan Chinchilla akan melanjutkan kebijakan itu.
”Kelompok-kelompok itu, yang hanya memusatkan perhatian pada perlindungan (lingkungan) tanpa mengkhawatirkan bagaimana kita akan memberi rakyat makanan tanpa mengkhawatirkan mengenai lapangan kerja, tidak akan mengerti visi kami,” kata Chinchilla.
Dia memang telah menyatakan akan melanjutkan kebijakan ekonomi yang sama dengan presiden yang digantikannya, yang adalah juga mentornya itu.
Sehari setelah terpilih, Chinchilla, yang mendapat gelar master pada bidang politik dari Universitas Georgetown, AS, itu, mengatakan, dia akan memprioritaskan mendapatkan kesepakatan perdagangan bebas dengan Uni Eropa, China, dan negara-negara Asia.
Strategi pembangunan Kosta Rika dalam tahun-tahun belakangan berpusat pada peningkatan pariwisata dan ekspor, terutama buah dan kopi, juga pada produk manufaktur, seperti mikrocip, melalui pakta-pakta perdagangan bebas.
”Ini adalah isu-isu prioritas bagi kami,” kata Chinchilla kepada Reuters dalam wawancara di rumahnya di pinggiran San Jose.
Kosta Rika telah mempunyai pakta perdagangan dengan AS. Perundingan dengan Uni Eropa dan China berlanjut, sedangkan rencana kesepakatan dengan Singapura sedang ditinjau.
Namun, PLN gagal mendapatkan mayoritas dalam Kongres yang mempunyai 57 anggota sehingga aliansi dengan pihak yang pernah menjadi saingannya akan diperlukan supaya kesepakatan-kesepakatan bisa diratifikasi.
Salah satu kemungkinannya adalah dengan Partido Movimiento Libertario, yang properdagangan bebas. Chinchilla menolak menyatakan, apakah dia akan bermitra dengan partai itu, yang menginginkan pembaruan ekonomi yang lebih mendalam serta telah mengusulkan penghapusan mata uang lokal dan menggantinya dengan dollar AS.
Laura Chinchilla lahir pada 28 Maret 1959 di Desemparados, Kosta Rika, dari pasangan Rafael A Chinchilla Fallas dan Emilce Miranda Castillo.
Dia adalah salah satu dari dua wakil presiden Oscar Arias, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian. Pada saat-saat akhir kampanye, posisinya yang unggul dari saingan-saingannya sempat goyah karena isu bahwa dia hanya akan menjadi boneka Arias.
Oscar Arias, yang tahun lalu menjadi mediator krisis Honduras itu, mengatakan, dia akan pensiun dan tidak akan ikut campur dalam pemerintahan.
Dalam kampanyenya, Chinchilla mengatakan akan meningkatkan belanja pendidikan menjadi 8 persen produk domestik bruto serta meningkatkan pendanaan untuk keamanan.
Di situs internetnya, dia menyatakan visinya berupa ”sebuah Kosta Rika yang aman dan sejahtera”.
”Negeri kita tidak bisa berhenti. Kita harus melangkah maju. Karena itu, saya mengusulkan membangun sebuah Kosta Rika dengan keamanan dan kesejahteraan,” katanya.
Chinchilla mengajak rakyat Kosta Rika membangun dan memperkuat kekuatan publik untuk memerangi kriminalitas. Dia, antara lain, akan membentuk sebuah badan untuk menghadapi kejahatan yang masuk ke negara itu, yang dibawa oleh para penyelundup narkoba yang menggunakan Kosta Rika sebagai rute transit.
Setelah menjadi Wakil Menteri Keamanan Publik, anggota Kongres, Wakil Presiden, dan Menteri Kehakiman, jabatan Presiden ini adalah tanggung jawab paling besar yang diemban Laura Chinchilla dalam mengabdi pada negaranya. (Reuters/AFP/AP/DI)
Laura Chinchilla Miranda
• Lahir: Desamparados, Kosta Rika, 28 Maret 1959
• Orangtua: Rafael Chinchilla Fallas dan Emilce Miranda Castillo
• Suami: Jose Maria Rico
• Anak: Jose Maria Rico Chinchilla
• Pendidikan: Master Ilmu Politik Universitas Georgetown, AS, 1989
• Karier politik:
- 1994: Wakil Menteri Keamanan Publik, kemudian menjadi Menteri Keamanan Publik
- 2002: terpilih sebagai anggota Kongres
- 2006: Ditunjuk sebagai Wakil Presiden sekaligus Menteri Kehakiman pada masa pemerintahan Presiden Oscar Arias
Ket foto: Presiden Kosta Rika, Laura Chinchilla Miranda
Sumber: Kompas, 10 Februari 2010
Sumber: Kompas, 10 Februari 2010
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!