Rapat paripurna Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lembata, Jumat (27/7/2012), membahas rencana
pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD), diwarnai keributan.
Ketua DPRD, Yohanes de Rosari,
dan anggota Alwi Murin saling berdebat apakah bupati perlu memberikan
klarifikasi atau tidak terkait pernyataan informatif anggota Dewan.
Saking emosinya Alwi Murin
mengangkat tangan dan berkata demikian, "Bapak ketua, di sini hanya ada
satu bupati. Pak ketua yang terhormat jangan bela-bela bupati. Jangan
halang-halangi usulan dan pikiran anggota," teriak Alwi dari meja sidang.
Alwi meminta supaya Yohanes
memberikan kesempatan kepada Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, menjawab
pertanyaan informatif Dewan sebelum melanjutkan paripurna tersebut.
"Pak Alwi, saya yang
mengendalikan sidang ini," timpal Yohanes dari atas podium. Yohanes berada
di samping kiri Bupati Sunur. Bupati sendiri hanya duduk diam, tidak diberikan
kesempatan berbicara sampai akhir sidang.
Anggota Dewan lainnya, Fredy
Wahon, Yakobus Liwa, Servas Ladoangin mendukung supaya bupati menjawab dulu
pertanyaan informatif Dewan sebelum melanjutkan sidang. Setelah Alwi Murin,
anggota Dewan lain pun menginterupsi karena ketua DPRD Lembata hendak mengetok
palu sidang.
"Sidang diskors 24 jam,
setuju atau tidak. Setuju atau tidak," tanya Yohanes sambil mengangkat
tangan kanan dengan palu di tangan. Tetapi palu itu tertahan oleh serangan
interupsi dari anggota. Anggota, terutama Alwi Murin, tetap ngotot meminta
Yohanes memberikan kesempatan kepada bupati untuk berbicara.
Reaksi Yohanes beberapa kali
mengangkat palu dan memberi isyarat untuk mengetok palu sidang. Bahwa sidang
akan diskors. Tetapi lagi-lagi ditahan oleh banyaknya interupsi yang sudah
tidak beraturan. Beberapa anggota dewan terpaksa berbicara tidak melalui
pengeras suara. Mereka saling berebutan satu sama lain.
Sementara anggota legislatif
yang ikut sidang hanya duduk menonton perdebatan anggota Dewan tentang
klarifikasi bupati terkait apa sudah tetapkan RPJMD atau tidak? Kembali Yohanes
angkat bicara. Bahwa pertanyaan Alwi dan anggota dewan lain akan diklarifikasi
bupati pada sidang tertutup yang diagendakan berikutnya. Sedangkan paripurna
segera ditutup.
Penjelasan Yohanes bahwa
paripurna berikutnya akan berlangsung tertutup mengundang reaksi banyak anggota
Dewan yang lain. Fredy Wahon salah satunya, termasuk anggota Dewan yang tidak
menyetujui paripurna dilakukan tertutup.
"Mengapa dilakukan sidang
tertutup. Biar ini semua terbuka apakah di sini (DPRD) yang bermain api atau
eksekutif yang bermain api. Kita buka semua, biar di mana kebusukan sebenarnya,
masyarakat semua tahu," kata Fredy dengan tenang.
Fredy menyoroti ada persoalan
serius dalam manajemen pemerintahan sekarang ini. Supaya diketahui, perlu
keterbukaan dan tidak perlu dilakukan rapat tertutup.
Sebelum pembicaraan diambil
alih Ketua DPRD, Yohanes, Yakobus Liwa menginterupsi dan langsung berbicara
keras.
"Mengapa harus tertutup?
Bupati pada 11 Juni kemarin kan menantang DPRD supaya lakukan 'perang' terbuka.
Silakan sekarang," tantang Yakobus dengan raut wajah geram.
Dua puluh menit sidang
berlangsung hangat dengan interupsi sampai akhirnya ketua DPRD, Yohanes
mengetuk palu sidang. Seketika ruang sidang tenang. Satu per satu anggota Dewan
meninggalkan ruangan sidang. Demikian juga Bupati Lembata.
Sidang selanjutnya, karena
diskors selama 24 jam, akan dilakukan Sabtu (28/7/2012). Namun beberapa anggota
Dewan meragukan waktu itu, karena Sabtu adalah waktu libur.
Tidak diketahui pasti kapan
akan dilanjutkan paripurna dengan agenda Kebijakan Umum Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (KUPPAS). Diskusi pun berkembang di luar ruang sidang.
Berbagai pertanyaan yang mengemuka, bahwa KUPPAS seharusnya merupakan
penjabaran RPJMD. Jika RPJMD belum ditetapkan, mengapa ada KUPPAS. Apa
dasarnya?
Akhirnya tidak mendapatkan
jawaban, apakah RPJMD tahun 2012 Kabupaten Lembata sudah atau belum karena
bupati belum berbicara dalam paripurna itu. Ketua DPRD sama sekali tidak
memberikan kesempatan berbicara kepada bupati untuk mengklarifikasi apa RPJMD
sudah ditetapkan atau tidak.
Sumber: Pos Kupang, 28 Juli
2012
Ket foto: Ketua DPRD Yohanes
de Rosari
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!