BERKELILING dari kampung ke kampung di Kabupaten Ende, Nusa
Tenggara Timur (NTT), menjadi kegiatan rutin bagi Avent Saur. Bukan saja untuk
berburu berita, pria 35 tahun ini juga menyalurkan bantuan dan perhatian bagi
Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Aksi sosial ini memang bagian dari
komitmennya sebagai pastor. Selain berprofesi sebagai wartawan di Flores Pos,
Avent merupakan pastor di Paroki Roworeke, Keuskupan Agung Ende, sejak 2011.
Pada 2014 ia mulai fokus melayani ODGJ, dan bahkan mendirikan komunitas
Kelompok Kasih Insani (KKI) pada 25 Februari 2016.
Saat ini anggota
KKI sudah ada sekitar 450 anggota yang tersebar dari berbagai wilayah di
Indonesia, bahkan dari luar negeri, seperti Amerika, Australia, Jerman,
Austria, Belanda, Thailand, Jepang, Hong Kong, Taiwan, Singapura, dan Malaysia.
Mereka berkomunikasi via grup di Facebook dan aktif menggalang bantuan untuk
menolong pengobatan orang-orang yang memiliki gangguan mental. Keseriusan Avent
di misi itu membuatnya dijuluki sebagai Pastor Orang Gila. Berbincang di acara
Kick Andy, Avent mengungkapkan kepeduliannya berawal dari pertemuannya dengan
Anselmus Wara pada Februari 2014. Anselmus OGDJ yang dipasung warga Kurumboro,
Desa Tiwu Tewa, karena dianggap membunuh salah satu pemuka adat (mosalaki).
Anselmus memang
dikenal warga sebagai orang yang ‘kadang waras kadang eror. Saat waras, ia
bekerja biasa seperti orang pada umumnya, tapi saat sedang eror ia bisa marah
hingga berujung ke peristiwa tragis itu. “Ketika saya datang ke sana,
kondisinya mengenaskan. Sebagian kakinya sudah membusuk, bahkan di makan ulat
yang cukup banyak. Ia meminta tolong untuk dilepaskan dari pasungan dan
mengobati lukanya,” kenang Avent. Upayanya mengevakuasi Anselmus mendapat
penolakan warga, bahkan Avent diancam dibunuh. Tidak menyerah, Avent menulis
laporan panjang di Flores Pos tentang kondisi Anselmus. Tulisannya yang
berjudul Memandang yang Terpasung itu sekaligus menyentil kepekaan masyarakat
soal pembiaran terhadap umat yang sedang sakit. Avent berkeyakinan bahwa Tuhan
tidak pernah membeda-bedakan umatnya, termasuk yang sakit kejiwaan sekalipun.
Avent juga menemui
banyak pihak, mulai Bupati Ende hingga anggota DPRD untuk bergerak menolong
Anselmus. “Sekitar 3 bulan kemudian, usaha saya berhasil berkat perhatian
pemerintah, dalam hal ini bupati, dan media massa Flores Pos. Namun, ia
(Anselmus) dilepaskan bukan untuk dibebaskan, lebih pada untuk mengobati
kakinya yang membusuk itu,” jelas Avent. Setelah lukanya terobati, Anselmus
dibawa ke panti rehabilitasi gangguan jiwa di Ruteng, ibu kota Kabupaten
Manggarai. Pada 2016 ia dipindah ke rehabilitasi gangguan jiwa di Sukabumi.
“Saat ini kondisinya sudah sehat, kakinya sudah sembuh dan kejiwaannya juga
sudah pulih. Ia sekarang di panti rehabilitasi gangguan jiwa di Sukabumi. Dia
harus tinggal di sana, maksimal 2 tahun,” jelas Avent.
Membentuk Kelompok
Kasih Insani
Selain kasus
Anselmus, Avent Saur juga sering mengunggah banyak foto dan cerita ODGJ di
Facebook. Bermula dari sana, banyak pula orang yang melaporkan kondisi
saudaranya yang bernasib sama untuk segera dibantu. Bahkan, beberapa orang ikut
terpanggil hatinya untuk terlibat kegiatan Avent Saur. Akhirnya, pada 2016
didirikanlah Kelompok Kasih Insani (KKI). Mereka yang ingin bergabung dengan
grup harus memiliki kesamaan visi dengan KKI. Meski KKI dibentuk di Ende,
cakupan kegiatan KKI juga ada di Maumere, Lembata, dan Kupang. Setiap akhir
pekan, komunitas mendatangi ODGJ, baik di jalanan maupun yang ada di rumah.
Kepada para OGDJ
yang tinggal di rumah, anggota KKI akan mengajak berkomunikasi dan mengecek
perkembangan kesembuhan, serta memberi obat yang dititipkan keluarganya.
Sementara itu, untuk ODGJ yang tinggal di jalan, KKI membantu memberi makan,
minum, dan memotong rambut, tetapi tidak memberi bantuan obat. “Obat ini khusus
untuk orang gangguan jiwa, bisa kami dapatkan dari dinas sosial atau dinas
kesehatan. Tapi, obat ini harus diserahkan bagi mereka yang ada keluarganya.
Kalau yang di jalanan, diberi obat, nanti siapa yang memastikan diminum rutin
atau tidak, jadi tidak kami berikan,” ucap Avent.
Tak hanya itu,
Avent juga terus memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa dengan penanganan
yang benar maka penderita gangguan jiwa dapat disembuhkan. Dengan begitu,
penderita tidak perlu dipandang sebagai aib apalagi dipasung. KKI mendata ada
lebih dari 500 ODGJ di Flores, dan 300-an di antaranya ada di Ende. Angka ini
diyakini belum menggambarkan keseluruhan jumlah yang sebenarnya karena
jangkauan kegiatan KKI yang terbatas. Selain berkeliling membantu memberi makan
dan minum ODGJ, KKI juga beberapa kali mengupayakan ODGJ dirawat di panti
rehabilitasi kejiwaan. “Jumlahnya ada belasan, di rehabilitasi Maumere ada 4,
di Ruteng ada 9, dan di Sukabumi ada 3. Untuk perawatan di rehabilitasi, per
bulan 1,5 juta untuk satu orang saja. Jadi, biayanya cukup besar, kadang kita
punya uang, tapi kadang juga hutang dulu,” jelas Avent.
Saat ditanya, apa
harapan Avent Saur ke depan, dirinya menandaskan, “Harapan terbesar saya adalah
agar negara ini bertindak adil pada warganya, tidak terkecuali mereka yang
sakit. Kalau sakit batuk, flu, dan lain-lain mereka bisa sediakan layanan,
mengapa untuk orang dengan gangguan jiwa tidak? Belum lagi dengan pemasungan,
ini jelas dilarang oleh Undang-Undang Kesehatan Jiwa, tapi di daerah pemerintah
tidak pernah menerapkannya (melarang), dengan alasan yang bermacam-macam”. Sementara
itu, untuk masyarakat dan keluarga penderita ODGJ, Avent berharap semua orang
memandang manusia dengan setara sebab semua orang sama di hadapan Tuhan, tidak
terkecuali bagi mereka yang sakit. “Tidak benar bagi manusia menindas manusia
lain, dengan asalan karena manusia lain dianggap sakit,” tegas Avent. (M-3)
Sumber:
Media Indonesia, 23 Desember 2017
Ket foto: Avent Saur SVD bersama orang dengan
gangguang jiwa (1). Ansel Wara, orang ODGJ yang sudah sembuh, saat ini tengah mengikuti
kursus di Jawa Barat (gbr 2) dan bareng Andy F Noya, tuan rumah reality show MetroTV usai tempil di Kick Andy studio Metro TV, Kedoya, Jakarta Barat beberapa waktu lalu.
Sumber foto: dok Fb Avent Saur SVD
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!