Headlines News :
Home » » Proyek Air Bersih di Belabaja Bermasalah

Proyek Air Bersih di Belabaja Bermasalah

Written By ansel-boto.blogspot.com on Wednesday, July 25, 2007 | 1:53 PM

Proyek air bersih yang didanai APBD Lembata tahun 2006 di Desa Belabaja dan Babokereng di Kecamatan Nagawutun bermasalah. Bak penampung air tidak dibangun, pipa yang sudah terpasang tidak keluar air, namun realisasi proyek dan keuangan dilaporkan 100 persen.

Ketua DPRD Kabupaten Lembata, Drs. Piter Boliona Keraf mengungkapkan hal ini saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (1/3/2007). Sebelumnya, Piter Keraf bersama anggota Dewan lainnya, Hyasintus Burin, Yosep Amuntoda, dan Yohanes Vianey Burin, S.H mengunjungi Kecamatan Nagawutun dan Wulandoni untuk memantau realisasi proyek itu. Fokus turba Dewan untuk menilai kinerja pemerintah dan rekanan itu, katanya, dilakukan pada tiga sasaran yakni jalan raya, jembatan dan air bersih serta kondisi rawan pangan.

Dalam kasus poyek air bersih di Desa Belabaja, dewan menemukan proyek pengadaan dan pemasangan pipa transmisi senilai Rp 187 juta dikerjakan CV Ago Lewo tidak tuntas. Data yang disampaikan pemerintah kepada DPRD menyebutkan proyek ini meliputi pengadaan pipa, pemasangan pipa sekitar tiga kilometer dan pembangunan bak penampungan air bersih di Dusun C Desa Belabaja. Realisasinya, pipa dipasang kurang dari 200 meter sebelum ke bak penampungan, sementara bak air yang tercantum dalam anggaran tidak dibangun.

"Keterangan Kepala Desa Belabaja, Paulus Pattyona, bak air bersih tidak dibangun kontraktor. Bak yang ada dibangun swadaya rakyat tahun 2004. Kami heran, matriks laporan disampaikan pemerintah kepada DPRD sebagai panduan turba, realisasi fisik dan dan uang proyek itu sudah 100 persen," keluh Pieter.

Dia menyesalkan konerja rekanan dalam pelaksanaan proyek itu sehingga dana APBD Rp 187 juta habis namun masyarakat tidak menikmati apa-apa.

Kasus proyek air bersih lainnya terjadi di Desa Babokerong. Penjelasan Sekdes Syafrudin Umar kepada DPRD, pada tahun 2006 di wilayahnya ada proyek air bersih senilai Rp 117.500.000 yang dikerjakan CV Tony Jaya. Tetapi hingga akhir tahun 2006 tidak ada aktivitas sama sekali.

"Pipa tidak terpasang dan airnya tentu tidak dinikmati warga. Mengecewakan sekali. Pemerintah lapor kepada tim turba Dewan bahwa realisasi fisik proyek 100 persen dan uang 95 persen. Kenyataannya lain sama sekali," kata Piter.

Masih di Desa Babokerong, dalam APBD dianggarkan dana membangun drainase menahan banjir di bagian barat dekat kapela. Proyek ini berdasarkan usulan warga dalam musrenbang, karena rumah warga sering tergenang banjir pada musim hujan. Tetapi parit dibangun dibagian timur yang bebas banjir.

"Kata kades, lain yang gatal lain yang digaruk. Seorang ibu warga desa setempat mengatakan kepada saya bahwa di bagian timur tidak ada banjir," kata Pieter.

Di Desa Baobolak disebutkan ada proyek pemasangan pipa dengan dana APBD I NTT Rp 125 juta. Menurut Kades Baobolak, Petrus Lapak Warat, dana proyek ini dialihkan untuk pembenahan mata air Boto.

Semua temuan proyek bermasalah ini, kata Pieter, Dewan akan meneliti dokumen kontrak dan memanggil pihak terkait proyek ini. (ius)
Sumber: Pos Kupang, 5 Maret 2007
Ket foto: Tokoh masyarakat Desa Belabaja Hendrik Galot Pukan, Paulus Genere Pattyona, dan Sekretaris Desa Belabaja Joseph Enga Alior beserta sejumlah aparat desa di depan kantor Desa Belabaja, Kecamatan Nagawutun, Lembata, NTT. Foto: dok. Ansel Deri
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger