Headlines News :
Home » » Resensi Buku: Politik di Mata Seorang Dokter

Resensi Buku: Politik di Mata Seorang Dokter

Written By ansel-boto.blogspot.com on Monday, July 28, 2008 | 12:15 PM

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat kembali mengingatkan hal yang sangat penting dan substansial bagi kader Partai Demokrat seluruh Indonesia.

Di kediaman pribadi yang asri di Puri Cikeas, Gunung Putri, Selasa, 2 Juli lalu, SBY –sapaan akrabnya– mengingatkan para kader tentang politik cerdas, bersih, dan santun yang mesti dipegang dalam politik praktis. “Dengan politik yang cerdas, bersih, dan santun asalkan kita berjuang bersama-sama secara gigih maka Tuhan akan memberi jalan. Jalan itu adalah jalan yang mulia.”

Begitu kata SBY di hadapan peserta Pelatihan Kepemimpinan Kader Partai Demokrat (PKKPD) Angkatan ke-6. Sekadar tahu. SBY adalah arsitek di balik kelahiran Partai Demokrat. Partai yang –meminjam istilah Ketua Umum Partai Demokrat H. Hadi Utomo– lahir bak anak ajaib sehingga melejit dan menarik perhatian dan simpati banyak orang (baca: rakyat).

Ia (Partai Demokrat) hadir bagai oase di tengah padang gurun. Pada kesempatan lain, SBY menegaskan, “Politikus bersih, cerdas, dan santun adalah karakter Partai Demokrat.”

Di mata dr Nizar Shihab, Sp.An. politik kerap dipersepsikan terlalu dekat dengan dusta, tipu daya, dan saling menumbangkan satu sama lain. Akibatnya, kesadaran transedental dan nilai-nilai universal terpinggirkan. Praktik politik kotor tumbuh subur di panggung politik.

Melalui buku Membangun Kultur Politik Bersih, Cerdas, dan Santun, dokter Nizar punya target (politik). Target dimaksud yakni mencoba mengkontekstualisasikan pemikiran SBY guna menempatkan para politikus pada kodrat mulianya dengan membangun kultur politik bersih, cerdas, dan santun demi terwujudnya kesejahteraan rakyat.

Siapa sesungguhnya dr Nizar? Pria kelahiran Ujung Pandang, ini adalah dokter jebolan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar. Ia kemudian melanjutkan pendidikan dokter Anesthesiologi pada FK Universitas Indonesia.

Setelah merampungkan studi, kesempatan luas membentang. Pada 1996, ia mengikuti pelatihan Cancer Pain Theraphy pada Department of Anesthesiology, Faculty of Medicine, Temple University Philadelphia, USA. Kemudian, pada 2001, menjadi visiting scholar pada Department of Health Law, Faculty of Law Loyola University, Chicago, USA.

Tugas dan jabatan pernah dijalani dr Nizar, suami Soraya dan ayah dari: M Rifky Shihab, Raehana Shihab, dan M Fahri Shihab. Misalnya, menjadi dokter rumah sakit pemerintah kurun waktu 1981–2005. Bencana Aceh dan Nias yang merenggut nyawa ribuan manusia, pernah memanggil seorang Nizar mengabdikan tenaganya.

Ia juga masih menjadi Staf Khusus Menteri Kesehatan RI. Di Partai Demokrat, dr Nizar menduduki jabatan Ketua Bidang Kesehatan dan Pemberdayaan Sosial periode 2001–2005. Kini menduduki posisi Ketua Bidang SDA, Lingkungan Hidup dan Bantuan Penanggulangan Bencana periode 2005–2010.

Keputusan masuk Partai Demokrat merupakan pilihan sadar. Pilihan masuk dalam jagad politik praktis tentu punya konsekuensi. Satu hal pasti: dunia politik menyediakan tempat mengaktualisasi diri. Tapi latar belakang sebagai seorang intelektual membuat Nizar bertanya-tanya. “Bukankah sejatinya seorang intelektual itu seharusnya lebih tertarik pada masalah nilai, alam pikiran, dan pembentukan kesadaran dibandingkan dengan minat-minat kekuasaan?” (hal. vii).

Setelah akrab dengan Partai Demokrat, ia pun terus mengikuti pemikiran-pemikiran SBY. Bahwa Partai Demokrat tetap memainkan peran sebagai partai yang bersih, cerdas, dan santun. Nilai-nilai ini yang tentu harus dipegang kader tatkala menjadikan Partai Demokrat media pelayanan.

Pelayanan itu menyata. Misalnya, kata Ketua Umum Partai Demokrat H. Hadi Utomo, kader harus punya kegiatan amal sosial sebagai wujud kecintaan kepada rakyat. Buku dokter ini penting dibaca kader partai politik (terutama Partai Demokrat) dalam membangun kultur politik bersih, cerdas, dan santun dalam rangka ikut melembagakan dan mendewasakan demokrasi di Indonesia. (Ansel Deri)
Sumber: NEWS DEMOKRAT, Juli 2008
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger