Penanggung jawab aliansi keadilan dan kebenaran anti kekerasan (Aldiras), Petrus Bala Wukak, dan Pater Marselinus Vande Raring, SVD dari JPIC SVD Ende, yang tergabung dalam forum peduli keluarga mengatakan: pernyataan Ande Manuk soal kemajuan pembangunan di Lembata yang diukur dari wartawan, dimana dulu jalan kaki dan sekarang punya sepeda motor dan mobil, merupakan suatu hal yang sangat keliru.
Pernyataan Ande Manuk ibarat lempar batu sembunyi tangan. Kemajuan pembangunan di Lembata tidak bisa diukur dari wartwan yang dulunya jalan kaki, namun sekarang pakai sepeda motor, bahkan pakai mobil. Selanjutnya, Pater Vande Raring dan Piter Wukak mengatakan: adalah suatu kegamangan kalau bupati mengukur kemajuan Lembata dari keadaan wartawan.
Pernyataan itu tidak ada relevansinya dengan substansi persoalan yang diangkat oleh Aldiras saat aksi damai di kantor bupati beberapa waktu lalu. Sebenarnya, yang mau dikatakan oleh Ande Manuk adalah bahwa ukuran kemajuan di Lembata dapat diukur dari diri dan keluarganya. Contohnya, dari tidak memiliki mobil menjadi memiliki mobil, walau salah satu mobil mewah itu mobil yang diputihkan dengan harga yang murah meriah. Atau sebelumnya tidak ada pekerjaan, tiba-tiba mempunyai pekerjaan.
Terkait dengan tudingan Forum Peduli Keadilan Lembata yang diketuai Yance Janggat, bahwa Pater Marselinus Vande Raring, SVD adalah seorang provokatur yang mengobrak-abrik umat, bahkan membiayai aksi demo Aldiras, Pastor yang masuk dalam anggota JPIC SVD Ende dan selalu membela yang kecil dan tertindas ini, dengan santai mengatakan: yang tahu hanya Tuhan dan rakyat itu sendiri.
Selanjutnya, Pater Marsel mengatakan: “Tanya saja kepada masyarakat. Tidak ada satu sen pun uang dari saya untuk membiayai masyarakat berdemo. Masyarakat ikut aksi damai itu hanya karena kesadaran masyarakat itu sendiri. Rakyat bangkit karena mau bangkit dari ketertindasan yang mereka alami selama ini. Ini perjuangan murni dari Aldiras”. Dan perjuangan ini berbeda dengan demo tandingan yang dilakukan oleh FPKL, karena esensi yang dilakukan oleh Aldiras adalah menegakkan keadilan, aksi pembelaan terhadap hak asasi manusia.
Hal yang sama disampaikan oleh Piter Bala Wukak untuk membantah tudingan FKLP, bahwa Pater Vande yang mendanai gerakan aksi damai yang dilakukan Aldiras terkait dengan kasus pembunuhan Yoakim Langoday, yang melibatkan Theresia Abon Manuk, anak Andreas Duli Manuk. “Tidak benar tudingan itu. Ini aksi kemanusian. Masyarakat yang datang tidak pernah dikasih uang atau makanan, karena mereka sadar bahwa aksi ini adalah aksi kemanusian”.
Piter Wukak juga membantah kalau di balik aksi ada Wakil Bupati Lembata Andreas Nula Liliweri. Isu itu hanya untuk mempolitisir aksi kemanusiaan yang dilakukan Aldiras. Ande Manuk dan Ande Liliweri satu paket. Piter mengatakan: isu itu sengaja dihembuskan untuk menghancurkan perjuangan mereka. Namun masyarakat juga sudah tahu.
Tanpa diberitahukan, masyarakat sudah tahu, karena ini kebiasaan yang sering mereka lakukan selama ini, yakni mencoba untuk membalikkan fakta.”Masyarakat tidak bodoh seperti yang mereka pikirkan”. Isu murahan seperti ini, selama ini mereka selalu lakukan setiap kali ada aksi yang mengkritisi pemerintah. (Maxi Gantung)
Selanjutnya, Pater Marsel mengatakan: “Tanya saja kepada masyarakat. Tidak ada satu sen pun uang dari saya untuk membiayai masyarakat berdemo. Masyarakat ikut aksi damai itu hanya karena kesadaran masyarakat itu sendiri. Rakyat bangkit karena mau bangkit dari ketertindasan yang mereka alami selama ini. Ini perjuangan murni dari Aldiras”. Dan perjuangan ini berbeda dengan demo tandingan yang dilakukan oleh FPKL, karena esensi yang dilakukan oleh Aldiras adalah menegakkan keadilan, aksi pembelaan terhadap hak asasi manusia.
Hal yang sama disampaikan oleh Piter Bala Wukak untuk membantah tudingan FKLP, bahwa Pater Vande yang mendanai gerakan aksi damai yang dilakukan Aldiras terkait dengan kasus pembunuhan Yoakim Langoday, yang melibatkan Theresia Abon Manuk, anak Andreas Duli Manuk. “Tidak benar tudingan itu. Ini aksi kemanusian. Masyarakat yang datang tidak pernah dikasih uang atau makanan, karena mereka sadar bahwa aksi ini adalah aksi kemanusian”.
Piter Wukak juga membantah kalau di balik aksi ada Wakil Bupati Lembata Andreas Nula Liliweri. Isu itu hanya untuk mempolitisir aksi kemanusiaan yang dilakukan Aldiras. Ande Manuk dan Ande Liliweri satu paket. Piter mengatakan: isu itu sengaja dihembuskan untuk menghancurkan perjuangan mereka. Namun masyarakat juga sudah tahu.
Tanpa diberitahukan, masyarakat sudah tahu, karena ini kebiasaan yang sering mereka lakukan selama ini, yakni mencoba untuk membalikkan fakta.”Masyarakat tidak bodoh seperti yang mereka pikirkan”. Isu murahan seperti ini, selama ini mereka selalu lakukan setiap kali ada aksi yang mengkritisi pemerintah. (Maxi Gantung)
Ket Foto: Bupati Lembata Drs Andreas Duli Manuk
Sumber: Flores Pos, 7 September 2009
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!