Headlines News :
Home » » Anggota DPR RI H. Gondo Radityo Gambiro: DPR Bukan Forum untuk Tidur

Anggota DPR RI H. Gondo Radityo Gambiro: DPR Bukan Forum untuk Tidur

Written By ansel-boto.blogspot.com on Tuesday, November 10, 2009 | 11:47 AM

Nama anggota DPR RI Gondo Radityo Gambiro atau Dudy Gambiro, begitu ia disapa, akrab di kalangan kader Partai Demokrat di seluruh Indonesia. Maklum saja. Wakil rakyat asal Jawa Timur ini sukses mengemban tugas Ketua Organizing Committee (OC) Pelatihan Kepemimpinan Kader Partai Demokrat (PKKPD) selama tiga bulan bagi kader Demokrat di Cipanas, Bogor, Jawa Barat, tahun lalu.

Ketua Bidang SDM, Indag, dan Perhubungan DPP Partai Demokrat ini juga sigap mengantar para peserta tiap angkatan PKKPD beraudiensi dengan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Ny Ani Yudhoyono di kediaman pribadi, Puri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. Kerja keras itulah yang mengantarnya menuju Senayan.

Apa saja tanggapan Dudy setelah menjadi anggota DPR? Apa pula agenda yang akan diperjuangkan bagi rakyat Indonesia, berikut wawancara Ansel Deri dari Pro Rakyat dengan Dudy Gambiro, yang didampingi Syafrizal, Tenaga Ahlinya, di Gedung DPR/MPR Senayan, Jakarta, 15/10 2009. Petikannya:

Apa tanggapan Anda terpilih jadi anggota DPR?
Terus terang, kita patut bersyukur kepada Allah subhanawatalla. Ini tentu saya terima sebagai nikmat-Nya. Selain itu, ini juga merupakan suatu kepercayaan besar masyarakat di dapil saya yang telah memilih saya sebagai wakilnya.

Tentunya, jabatan ini mempunyai konsekuensi tanggung jawab yang besar. Di jaman demokratisasi dan politik saat ini, anggota dewan bukan sekadar simbol. Dengan adanya reformasi di bidang politik maka anggota DPR harus benar-benar menyuarakan aspirasi masyarakat pada tempat yang benar.

Karena itu, jabatan ini merupakan sebagian tanggung jawab dan juga kebanggaan dalam menerima amanah rakyat. Memang tidak mudah tetapi tetap harus diperjuangkan. Selama kampanye pun saya tidak berani menjanjikan apakah aspirasi mereka pasti berhasil saya perjuangkan.

Saya selalu sampaikan adalah saya akan bekerja maksimal memperjuangkan aspirasi mereka di posisi yang benar. Kita maklumi bahwa aspirasi masyarakat belum tentu benar semua. Atau sebaliknya salah semua. Misalnya, dalam kasus tanah ijo di Surabaya, di mana kasus ini sangat mengganggu kenyamanan masyarakat.

Apalagi berpuluh tahun tidak pernah selesai. Nah, kita juga harus meneliti bagaimana Perdanya. Apakah sesuai UU, Peraturan Pemerintah, dan lain sebagainya. Jadi, yang benar harus kita bela. Tapi, kalau penempatannya salah maka kita harus menjelaskannya kepada masyarakat. Kalau ada yang tidak benar dalam penerapan UU atau Perda maka kita harus luruskan. Dan tempatnya di DPR.

Apalagi sekarang sudah ada MK. Kita tahu di jaman Pemerintahan SBY-JK, penegakan hukum makin transparan. Tinggal bagaimana melaksanakan penegakan hukum sesuai UU yang berlaku.

Menurut Anda, apa saja masalah urgen yang perlu dilaksanakan dalam kerja-kerja legislasi?
Menurut saya, setiap kasus kan mesti diurut dari mulai UU, PP, Keppres hingga tingkat Perda. Atau kalau mau dibalik, kita harus melihat Perdanya kemudian ke atas. Semua ini harus dalam satu nafas.

Kadang-kadang di lapangan kadang terjadi tumpang tindih atas peraturan-peraturan dengan kepentingan daerah yang berbeda. Nah, ini yang harus diluruskan. Ini tugas kita dan tentunya akan dibantu teman-teman dari DPRD I dan II.

Dengan berlakunya demokratisasi politik di bangsa kita ini semakin kompleks permasalahan yang harus diperhatikan sesuai karakter dan latar belakang sosial budaya di masing-masing daerah. Kita harus mengemasnya senafas dengan UU. Karena itu, dari waktu ke waktu kita harus memberikan perhatian khusus atau kepekaan terhadap konflik sosial di masyarakat.
Sebagai wakil rakyat yang juga kader partai, hal apa yang mesti dipedomani dalam tugas?
Menurut saya, pertama tentu kita harus tahu siapa jati diri kita dan juga sebagai kader partai. Tentunya, sebagai partai yang menempatkan kadernya paling banyak di DPR maka pertama adalah harus ada tanggung jawab moral.

Masing-masing anggota harus meningkatkan kemampuan personalnya. Saya pribadi sebagai pendatang baru kadang bingung apa yang harus dikerjakan. Tapi, saya pikir kalau kita mau belajar dan beradaptasi maka kita bukan orang-orang yang sulit untuk meningkatkan kemampuan diri. Sekadar contoh.

Meskipun saat belum ada tugas apa-apa, aspri, tenaga ahli, dan tim saya sudah mengumpulkan materi-materi periode lalu. Kemudian mempelajari karakter dan tugas-tugas dari departemen-departemen yang akan menjadi mitra kita.

Dengan demikian, saat diketok palu untuk bekerja maka kita sudah siap. Artinya, kita sudah mempunyai gambaran dan mulai mengerti. Tentu sesuai dengan harapan Ketua Dewan Pembina bahwa hari pertama harus sudah bekerja.

Jadi, jangan berpikir belum dapat ruangan, pembagian komisi belum jelas, dan sebagainya kemudian tidak bekerja. Saya pribadi bersama tim langsung bekerja. Mencari bahan yang sesuai kemudian mempelajarinya.

Nah, sekarang kader-kader Partai Demokrat yang ada di DPR RI harus mempunyai kemauan untuk meningkatkan kemampuan dirinya. Kalau kemarin tidak tahu maka hari ini harus tahu. Kalau hari ini baru tahu dua maka besok harus tahu tiga, dan seterusnya. Jadi, pertama harus ada keinginan atau kesadaran masing-masing anggota sebagai kader dan wakil rakyat.

Kedua, kami sendiri sebagai pimpinan partai akan membantu dengan memperkaya wawasan mereka. Mungkin kita akan undang pakar-pakar yang sesuai kebutuhan untuk berdiskusi agar yang tidak tahu menjadi tahu. Dari sini kita bisa melihat apa saja kelemahan atau problemnya kemudian apa saja solusi alternatifnya.

Dalam hearing dengan eksekutif, bagaimana perilakunya. Juga hubungan antar fraksi seperti apa. Nah, sekarang kita sudah mempunyai ketua dan pengurus fraksi. Kita terus melakukan pengayaan, apakah internal maupun para mantan menteri. Saat ini sudah berjalan terus.

Intinya, untuk memperkaya dan melakukan akselerasi pengetahuan terhadap tugas dan tanggung jawab kita di DPR. Sekali lagi paling utama adalah adanya kesadaran personal. Sebagai pimpinan partai, saya juga sudah berkali-kali mengingatkan mengenai daftar hadir atau absensi dalam setiap rapat.

Apakah itu rapat fraksi yang sudah berjalan, komisi, maupun paripurna yang akan segera berlangsung. Ini komitmen kita. Jangan lagi DPR menjadi forum untuk tidur. Penyadaran dengan saling mengingatkan seperti inilah yang dari awal harus diperhatikan.

Meski belum diplotkan di komisi tertentu tetapi apa yang akan dikerjakan?
Menurut saya, idealnya tentu sesuai dengan interest tetapi sebagai kader kita harus siap ditempatkan di mana saja. Tentunya, terlepas dari latar belakang dan interest kita maka penugasan di komisi harus kita pelajari terlebih dahulu visi atau masing-masing departemen yang ada di komisi kita.

Apakah sudah mengena dengan visi-misi peningkatan kesejahteraan rakyat atau program-program pro rakyat, dan lain sebagainya. Kalau program-programnya belum mengena maka kita arahkan, ingatkan untuk membuat program-program yang mengarah untuk peningkatan kesejahteraan rakyat.

Setelah program-program ini kita sempurnakan atau kita lihat sudah bagus baru kita beralih ke anggarannya. Apakah anggarannya tepat guna atau tidak? Artinya apakah berlebihan atau sebaliknya: kekurangan. Selain itu, salah satu fungsi legislatif adalah pengawasan. Apakah program-program sudah berjalan dengan baik atau belum?

Kalau belum maka dicatat dan pada saat hearing kita tanyakan mengapa belum berjalan. Misalnya, di Komisi VIII bermitra dengan Departemen Agama, Departemen Sosial, Kementerian Pemberdayaan Perempuan. Ya, saat ini saya minta tim saya untuk mengambil file-file periode sebelumnya.

Apa saja yang dilakukan. Nah, dari situ saja kita bisaa menilai mana yang belum ada dari ide-ide dan pemikiran kita. Belum lagi dari penyerapan aspirasi masyarakat. Misalnya, kunjungan rekan-rekan DPRD Kota Surabaya. Inilah aspirasi yang diserap teman-teman dan diteruskan kepada saya.

Biasanya serapan dari masyarakat berupa problem, masalah. Kemudian saya akan lemparkan masalah ini kepada tim saya. Bagaimana solusinya. Kalau perlu saya kirim tim kecil saya ke lokasi untuk melihat langsung untuk menampung lebih dalam permasalahan yang ada dan apa solusi yang diinginkan.

Kemudian di sini akan kita lemparkan saat kita bertemu dengan mitra kita di eksekutif. Saya mengharapkan kalau kita semua kader Partai Demokrat di DPR punya pola pikiir dan kinerja seperti ini maka saya kira apa yang diharapkan Ketua Dewan Pembina dan Ketua Umum Partai bahwa Fraksi Partai Demokrat adalah suara rakyat, itu bisa terwujud.

Apakah hal itu juga diingatkan lagi SBY saat pertemuan dengan anggota DPR RI dari Partai Demokrat di Cikeas beberapa waktu lalu?
Pesan-pesan yang disampaikan Ketua Dewan Pembina pada umumnya normatif mengenai etika. Beliau berpesan bahwa karakter kita itu bersih, cerdas, dan santun. Apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Baik sebagai kader Partai Demokrat maupun sebagai pejabat negara di DPR. Ada etika tertulis dan tidak tertulis.

Saya pikir pengarahan beliau sangat positif dan momentumnya tepat. Dari awal kita sudah diingatkan agar jangan main-main. Kalau kita melanggar, ya, resikonya tanggung sendiri. Termasuk jangan berkoalisi dengan pejabat pemerintah dalam rangka menggolkan APBN yang nggak semestinya.

Tapi, kalau APBN-nya sesuai dan dari hasil serapan di lapangan dibutuhkan seperti itu, why not? Yang tidak boleh itu yang tidak sesuai atau diada-adakan kemudian ada kongkalikong. Ini harus dipahami dengan benar. Jadi, arahan-arahan SBY bagi kita yang selama ini sering ikut maka bukan sesuatu yang istimewa.

Masalahnya, ada beberapa anggota legislatif kita yang bahasanya baru kemarinlah. Ketemu sama Demokrat kemudian ikut caleg kemudian jadi anggota legislatif. Kita tentu tidak apriori dengan mereka.

Dengan kehadiran mereka kursi kita pun bertambah. Tetapi juga kita harapkan agar mereka ingat bahwa mereka belum tahu seluk beluk rumah kita. Segeralah beradaptasi dengan rumah kita. Kalau ada sesuatu yang buruk di rumah kita maka jangan diikutin. Ikutin yang baik. Kita harapkan penyadaran dari rekan-rekan kita ini.

Kedua, anggota legislatif di DPR RI ini diwarnai juga oleh teman-teman pejuang-pejuang Partai Demokrat dari daerah. Mereka ini saya kira nggak terlalu sulit karena sudah paham adat-istiadat kita. Setelah kita melaksanakan Pelatihan Kepemimpinan Kader Partai Demokrat di Cipanas beberapa waktu lalu, kekompakan, soliditas, kebersamaan, kekeluargaan di internal Partai Demokrat sangat kental. Jadi, tak sulit untuk menyatukan mereka.
Sumber: Tabloit Pro Rakyat edisi 1 Oktober 2009
Ket foto: Dudy Gambiro saat diwawancarai penulis di ruang kerjanya, Lantai 9, Gedung Nusantara I DPR/MPR RI Senayan, Jakarta. Foto: dok. Ansel Deri
SEBARKAN ARTIKEL INI :

1 comment:

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger