Ia didapuk menempati pos Komisaris Independen PT Adhi Karya (Persero), Tbk.
“Pemerintah memberikan kepercayaan ini agar sebagai anak Papua saya juga bisa
ikut berkontribusi dalam percepatan pembangunan di Indonesia, termasuk tanah
Papua,” ujar Hironimus Hilapok.
TATKALA namanya masuk dalam bursa calon komisaris perusahaan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Hiron, begitu sapaan akrabnya, tak ambil
pusing. Ia sibuk dengan rutinitasnya mengurus Papua Circle Institute, lembaga pelatihan dan kajian bidang
pendidikan, sosial politik, dan kemasyarakatan yang ia bentuk bersama sejumlah koleganya
usai merampungkan tugas sebagai Tenaga Ahli Paskalis Kossay, anggota DPR RI
dari Daerah Pemilihan Papua.
“Saya sempat dipanggil menghadap di kantor Kementerian
BUMN di bilangan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Namun, saya tidak tahu apa
maksudnya. Saya hanya disuruh menghadap. Setiba di sana, saya diminta
menyiapkan diri mengikuti semacam uji kepatutan dan kelayakan, fit and proper test, untuk ikut membantu
pemerintah di salah satu BUMN,” ujar
Hiron kepada kontributor Papua
Bangkit di Kota Kasablanka, kawasan bisnis elite, Mega Kuningan, Jakarta
Selatan, Senin (29/6).
Tak disangka, Hiron, putra asli Papua dari daerah
pegunungan ini mendapat kepercayaan Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil
Presiden Jusuf Kalla sebagai Komisaris Independen PT Adhi Karya, Tbk, sebuah
perusahaan “plat merah” yang core
bussiness-nya bergerak di bidang jasa konstruksi, konsultasi manajemen dan rekayasa
industri atau engineering procurement
and construction/EPC.
Bahkan jauh sebelum itu, perusahaan milik pemerintah ini
juga bergerak di bidang perdagangan umum, jasa pengadaan
barang, industri pabrikasi, jasa dalam bidang teknologi informasi, real estat
dan agro industri. (Lihat: Dewan Komisaris dan Direksi PT
Adhi Karya, Tbk). Penugasan itu, diakuinya, bukan sebuah hal yang luar biasa.
Siapapun anak bangsa yang berkualitas, kapan dan di manapun dipercaya pemerintah,
sudah seharusnya selalu siap membantu ikut ambil bagian dalam proses percepatan
pembangunan di seluruh wilayah tanah air.
Bekerja dan Bekerja
Tak pernah terlintas di benak Hiron bila kelak dipercaya
menduduki jabatan strategis seperti Komisaris Independen Adhi Karya. Sebagai
anak Papua, pria kelahiran Wamena, 30 Mei 1978 ini malah sibuk bekerja dan
terus bekerja sesuai disiplin ilmu yang ia peroleh. Ia juga tak pernah puasa berdiskusi
mengenai tanah Papua dengan peneliti, akademisi, elite, birokrat, mahasiswa,
para elite politik lintas partai di tingkat nasional.
Ia melihat, perhatian pemerintah pusat kepada tanah Papua
makin serius. Komitmen anggaran ke dua provinsi di Bumi Cenderawasih pun
terbilang besar dan terus meningkat dalam setiap Rancangan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara. Ini terlihat dalam RAPBN 2013, di mana Papua kecipratan Rp
4,3 triliun. Sedangkan Papua Barat Rp 1,8 triliun. Karena itu, tentu
pengelolaannya dilakukan transparan, akuntabel, dan tepat guna di bidang
kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan ekonomi rakyat.
Tatkala gong kampanye Pemilihan Presiden-Wakil Presiden
Tahun 2014 ditabuh, ayah tiga anak: Naylaghe Maria Hilapok, Sularekhe Elisabeth
Hilapok, dan Walekhe Natalia H. Hilapok, ini juga tak menyia-nyiakan kesempatan
itu menganalisa isu-isu strategis yang diusung, terutama menyangkut kebijakan
pembangunan di seluruh wilayah tanah Papua.
“Saya lihat, masalah tanah Papua mendapat perhatian
serius Jokowi-JK. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini, berbagai diskusi
terkait Papua, saya juga ambil bagian. Saya aktif memberi masukan agar pemerintah
memberi perhatian ekstra dalam setiap kebijakan pembangunan dengan sentuhan
anggaran memadai,” kata Hiron, yang kala itu dipercaya sebagai Koordinator Kelompok
Kerja Papua di Rumah Transisi Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Penegasan serupa juga pernah ia sampaikan saat tampil
sebagai pembicara dalam acara Dialog Kenegaraan bertajuk Politik Etis ala Jokowi: Ketika
‘Relawan’ Kebagian Jatah bersama Ketua Panitia Perancang
Undang-Undang DPD RI Gede
Pasek Suardika di Gedung DPD/MPR RI, Senayan, Jakarta, awal April lalu. “Saya akan berusaha maksimal bekerja
untuk kepentingan bangsa dan negara melalui PT Adhi Karya,” jelas Hiron, Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat PMKRI periode
2004-2006.
Anak Papua Mampu
Meski muncul suara-suara miring atas penunjukan dirinya
sebagai Komisaris Independen PT Adhi Karya, Hiron menganggap hal itu normal
dalam setiap jabatan apapun. Bila munculnya suara-suara miring seperti itu, hal
tersebut malah menjadi pemicu untuk menjalankan tugas dengan penuh tanggung
jawab. Begitu juga saat ditunjuk membantu pemerintah masuk jajaran komisaris
BUMN itu. Ia selalu berpikir bahwa menjadi komisaris di BUMN apa pun adalah hak
setiap warga negara.
“Saya adalah salah satu warga negara yang dipilih pemerintah
untuk ikut berkontribusi bagi bangsa dan negara. Saya mau tunjukkan bahwa
anak-anak Papua juga mampu dalam setiap penugasan. Melalui tugas ini saya juga bisa
ikut berkontribusi dalam percepatan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia,
terutama seluruh wilayah tanah Papua,” jelas Hiron, lulusan Program
Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Apalagi, kalau mau jujur, demikian Hiron, persoalan
infrastruktur jalan dan jembatan di dua provinsi paling timur Indonesia itu
masih jauh tertinggal. Perlu komitmen pemerintah pusat dan daerah, masyarakat,
dan stakeholder membangun tanah Papua
dengan hati agar masyarakatnya lebih maju, sejahtera, aman dan damai. Ia
menambahkan, saat ini hal terpenting adalah bagaimana semua pihak bergandengan
tangan mendorong dan bersama-sama Presiden Joko Widodo membangun Indonesia
lebih sejahtera lagi.
“Melalui tugas ini saya ingin seluruh masyarakat mengawal
BUMN ini agar lebih berguna lagi bagi masyarakat. Dengan demikian bisa
menikmati infrastruktur lebih baik lagi. Dan dalam konteks Papua, kita tahu tanah
Papua masih terus membutuhkan sentuhan tangan pemerintah untuk memajukan
masyarakat dan daerah ini. Saya mengharapkan agar kita semua baik pemerintah
provinsi maupun kabupaten/kota di seluruh Tanah Papua harus jemput bola,” kata
Hiron, Ketua Bidang Daerah Tertinggal dan Perbatasan Dewan Pimpinan Pusat
Pemuda Katolik tahun 2009-2012.
Ansel Deri
Ket foto: Hironimus Hilapok, Komisaris Independen PT Adhi Karya (Persero),
Tbk bersama istri, Deslina dan ketiga anaknya (dari kiri): putri kedua,
Sularekhe Elisabeth Hilapok, putri bungsu Walekhe Natalia H. Hilapok, dan si
sulung, Naylaghe Maria Hilapok.
Dewan Komisaris dan Direksi PT Adhi Karya (Persero), Tbk
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Imam Santoso Ernawi
Komisaris : Bobby A.A. Nazief
Komisaris : Wicipto Setiadi
Komisaris : Rildo Ananda Anwar
Komisaris Independen : Muchlis R. Luddin
Komisaris Independen : Hironimus Hilapok
Dewan Direksi
Direktur Utama : Kiswodarmawan
Direktur : Supardi
Direktur : BEP Adji Satmoko
Direktur
Direktur : Djoko Prabowo
Direktur : Giri Sudaryono
Direktur : Pundjung Setya
Brata
Sumber: Papua Bangkit edisi Juli 2015
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!