Umat Muslim di Spanyol gencar berkampanye agar diizinkan beribadah di Katedral Cordoba yang sebelumnnya merupakan Masjid Agung Cordoba.
Saat ini, di masjid asli Cordoba di Spanyol, tak diperkenankan ada kumandang azan kecuali bunyi lonceng gereja. Itu disebabkan di bekas masjid tersebut telah berdiri Katedral Katolik.
Katedral tersebut berdiri sejak monarki Kristen Spanyol menaklukkan Cordoba pada abad ke-13. Saban tahun, tempat ini didatangi tak kurang dari sejuta wisatawan.
Salah satu yang menjadi daya tarik wisatawan berkunjung ke Katedral ini adalah penggambaran penyaliban Yesus yang digantung di bawah lengkungan merah dan putih berada di Mihrab, tempat umat Muslim berdoa.
Di situs ini, bagi umat Muslim, merupakan simbol abad keemasan Islam di bidang ilmu pengetahuan dan toleransi beragama. Masjid Cordoba sangat populer karena di tempat ini antara umat kristen dan Muslim bisa beribadah bersama-sama dalam satu atap.
Kini, umat Muslim di sana ingin mengulang kembali sejarah tersebut. Mansur Escudero, seorang mualaf Spanyol, memimpin gerakan untuk memperoleh hak agar umat Muslim diperkenankan salat di Katedral Cordoba.
"Saya rasa hal ini tak hanya penting bagi umat Muslim, melainkan juga penting untuk kemanusiaan," ujar Escudero. "Kami pikir ini merupakan sesuatu yang indah bagi paradigma toleransi, ilmu pengetahuna, dan kebudayaan. Masyarakat berbeda-beda agama tetapi bisa hidup bersama."
Jumlah umat Islam di Spanyol lebih kurang satu juta orang, atau dua persen dari jumlah penduduk. Hampir semuanya adalah keturuan imgran dari beberapa negara, misalnya Maroko. Tetapi komunitas Islam di negara yang terletak di selatan Eropa ini cukup signifikan dengan perkembangan sejarah Islam.
April lalu, lebih dari 100 Muslim protes dengan cara menggelar sajadah dan berdoa di atasnya. Ketika petugas keamanan mencoba menyingkirkan, mereka melawan dan dua di antara mereka ditahan.
Menurut Uskup Cordoba, Demetrio Fernandes, insiden ini menunjukkan pentingnya pembagian rumah ibadah. Pembagiannya layaknya seorang istri dibagi dua suami, katanya kepada CNN.
"Apakah mereka senang jika hal tersebut dilakukan di masjid" tanyanya. "Pasti tak mungkin. Sebab saya mengerti perasaan beragama mereka dan mereka sangat mengerti kami. Keyakinan beragama berada dalam hati manusia, sehingga tak mungkin bisa dibagi."
Uskup Fernandes menunjuk gereja tua San Juan di Damaskus sebagai sebuah contoh situs Kristen yang berubah menjadi masjid. "Kami tak akan berpikir mempertanyakan, kenapa menjadi masjid. Sebab itu milik umat Islam dan menjadi perlambang.
"Sama juga bagi umat Kristen, sebab gereja kuno San Juan sangat penting bagi kami, namun kami mengerti bahwa sejarah tak mungkin bisa diputar kembali, harus melihat ke depan. Jadi, tak masuk akal meminta Cordoba (Katedral) diubah menjadi masjid. Itu muskil karena sejarah adalah sesuatu yang tak bisa diubah," ujarnya.
Escudero tegaskan, ini bukan tentang kemenangan terhadap satu agama atau lainnya. Dia katakan, "Mereka menganggap kami sedang mencoba menaklukan masjid lagi, anggapan itu sama sekali tak benar. Kami ingin (Katedral) ini menjadi tempat bagi siapapun, tak terkecuali Muslim, Kristen, atau Yahudi, dapat melakukan ibadahanya atau cara beribadah masing-masing agamnya, atau berdoa seperti yang dia inginkan."
Sumber: Tempo Interaktif, 18 Agustus 2010
Ket foto: Katedral Cordoba. Sumber foto: www.caminandosinrumbo.com
Ket foto: Katedral Cordoba. Sumber foto: www.caminandosinrumbo.com
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!