Meski Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan tegas menolak memperpanjang masa jabatannya, Ketua Divisi Bidang Hubungan Masyarakat Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, bersikukuh dengan usulannya mengamandeman UUD 1945 untuk mengubah masa jabatan presiden yang hanya dua periode.
Alasan Presiden bahwa kekuasaan berlebih cenderung melahirkan penyelewengan tidak dipedulikannya. "Pak SBY tentu tetap kita hormati. SBY memang orang yang santun, rendah hati, dan jujur. Tapi usul SBY menjabat tiga periode itu sudah banyak yang melontarkan sebelum saya," kata Ruhut di Gedung DPR, Kamis 19 Agustus 2010.
Ia justru mempertanyakan, kenapa orang-orang yang mewacanakan hal itu sebelum dirinya tidak diributkan oleh masyarakat. "Sebelum gua kok nggak ada yang ngoceh (komentar)? Giliran Ruhut ngomong, semua ikut ngoceh," tukas Ruhut.
Ruhut pun lantas mengartikan bahwa dirinya jauh lebih diperhitungkan dibanding orang-orang tersebut, kendati harus menerima hujatan dari masyarakat maupun elit politik.
"Saya tak akan mengubah cara saya. Tidak ada yang bisa menghambat saya. Saya hidup mengalir seperti air. Jadi saya akan tetap bicara apa adanya," tandas Ruhut.
Siap Debat
Anggota Komisi III DPR itu pun menegaskan, dirinya hingga saat ini tak ragu untuk berdebat soal amandemen konstitusi terkait perpanjangan masa jabatan presiden. "Saya bersedia berdebat soal amandemen konstitusi, karena UUD itu buatan manusia," tukasnya.
"Semua yang buatan manusia itu bisa diubah! Hanya Al Qur'an dan Alkitab turunan langsung dari Tuhan yang tak bisa diubah," tegas Ruhut.
Ia pun mengklaim banyak rakyat yang mendukung idenya meskipun sebagian lainnya menolak. Menurutnya, kemenangan mutlak Presiden SBY pada pemilu 2009 lalu membuktikan dukungan tersebut.
Ruhut pun mengingatkan fenomena di Amerika Serikat saat Bill Clinton sukses menjabat dua periode tanpa bisa diperpanjang lagi karena terbentur konstitusi AS. "Lihat saja ketika Bill Clinton diganti oleh George Bush. AS langsung menyerang banyak negara Arab," tukas Ruhut.
Dengan demikian, ia menyimpulkan bahwa konstitusi tetap buatan manusia -- sekalipun di negara demokrasi -- tak ada yang sempurna, dan karenanya dapat diubah dengan tujuan demi kebaikan yang lebih besar.
Sumber: Vivanews.com, 19 Agustus 2010
Ket foto: Ruhut Poltak Sitompul
Ket foto: Ruhut Poltak Sitompul
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!