Suara keras Anton Gelat, anggota DPRD Lembata cukup menghentak ruang sidang paripurna DPRD Lembata, NTT hari ini Senin (3/10/2011).
Lelaki asal Desa Posiwatu, Kecamatan Wulandoni ini menginterupsi dan mendesak Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, S.T, untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tender proyek tahun 2011 di Kabupaten Lembata. Anton menilai, terkesan ada monopoli dari kontraktor tertentu serta intervensi dari oknum tertentu di DPRD Lembata.
Menurut Gelat, permintaan ini disampaikan karena sebelum proses tender tahun 2011, Bupati Lembata bersama tim termasuk Komisi II DPRD Lembata mengecek rekanan-rekanan, apakah benar memiliki peralatan atau tidak.
Dan, hal itupun sudah dibicarakan di DPRD bahwa yang menang tender haruslah rekanan yang memiliki peralatan serta berkantor di Lewoleba.
Menurut Gelat, DPRD perlu menggelar rapat kerja (raker) dengan bupati, para kepala dinas yang pengelola proyek-proyek besar, panitia tender serta mengundang para rekanan dari berbagai asosiasi di Lembata untuk membongkar praktik percaloan yang merugikan keuangan daerah.
Sumber: Tribunnews.com, 3 Oktober 2011
Ket foto: Anton Gelat
Ket foto: Anton Gelat
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!