Umat Islam yang berumrah,
selalu berziarah ke Jabal Rahmah di kawasan Arafah, sekitar 12 kilometer dari
pusat kota Mekkah. Kalau musim haji, Arafah pasti wajib didatangi, bahkan harus
menginap satu malam (wukuf). Belum berhaji jika tak wukuf di Arafah. Namun beda
lagi dengan umrah.
Umrah tidak ada rukunnya
berwukuf. Karena itu, kunjungan ke Arafah dan khususnya ke Jabal Rahmah tak
lebih sebagai wisata ziarah. Jabal Rahmah adalah tempat pertemuan nenek moyang
kita yakni Nabi Adam alaihissalam dan Hawa.
Seperti kita ketahui, sejak
terusir dari surga setelah keduanya melanggar aturan Allah akibat tergoda
rayuan setan, yaitu memakan buah khuldi, Adam dan Hawa pun diturunkan ke bumi,
sebagai hukuman. Namun mereka diturunkan di tempat terpisah. Adam diperkirakan
diturunkan di wilayah India, sedangkan Hawa diturunkan di Jeddah, Arab Saudi.
Tetapi ada juga yang menyebutkan di Irak.
Dalam jangka waktu yang
lama, mereka saling mencari. Perjalanan panjang Adam akhirnya bertemulah dengan
Hawa di Jabal Rahmah. Itulah pertemuan dua manusia yang dilandasi kasih sayang.
Jabal berarti gunung/bukit, sedangkan rahmah adalah kasih sayang. Dari situlah
Jabal Rahmah menjadi monumen cinta dan perdamaian.
Di puncaknya terdapat tugu
setinggi 8 meter. Vandalisme Tak mengherankan, saya menyaksikan ribuan orang
dari berbagai bangsa mendaki bukit setinggi sekitar 60-an meter itu, Minggu
(25/3). Ada anak-anak kecil yang dituntun orangtuanya, hingga kakek-nenek.
Lukman, pembimbing ke tempat-tempat ziarah di Mekkah, mengingatkan agar tidak
memaksakan bagi mereka yang terkendala usia atau kesehatan. Apalagi di puncak
bukit terlihat padat pengunjung.
Namun, walaupun terseok-seok
di tengah suasana panas Padang Arafah, banyak jemaah umrah yang mendaki bukit.
Bukan saja sekadar tahu tetapi banyak yang selalu ingin mengharapkan cinta
sejati. Mereka yang belum berjodoh berdoa nengharapkan pasangan yang baik. Para
keluarga mendoakan agar diberikan cinta sepanjang hayat. Boleh jadi karena
tingkat pendidikan, banyak yang meninggalkan barang-barang yang semestinya
tidak dilakukan. Di puncak bukit itu bukan main banyaknya foto-foto yang
tercecer atau benda-benda tertentu yang kemungkinan berhubungan dengan
orang-orang yang dikasihi. Parahnya tugu sebagai simbol di puncak bukit pun
ditulisi macam-macam.
Ada yang meninggalkan
catatan pasangan nama, tanda tangan, atau asal negara. Vandalisme yang
seharusnya tidak dilakukan. Bahkan sampai ada yang berdoa pada tempat itu.
Naudzubillah min zalik! Allah-lah tempat meminta. Semailah cinta damai Terlepas
dari hal itu, Jabal Rahmah memang merupakan simbol cinta, tidak saja dalam arti
sempit menyangkut hubungan dua manusia. Tetapi juga menyangkut cinta sesama
umat manusia.
Cinta kasih, perdamaian,
harus menjadi spirit umat manusia. Melihat Jabal Rahmah semestinya menjadi
ingatan bersama bahwa dunia ini harus dibangun dengan kekuatan cinta yang
menyemai kedamaian.
Kita, siapa pun juga, seharusnya
menolak tegas kekerasan, penindasan, diskriminasi. Bukankah banyak kelompok
radikal yang diidentikkan dengan kekerasan, sehingga sering kali agama pun
berwajah garang?
Secara ideologis, di banyak
agama, kelompok-kelompok radikal itu tetap ada. Namun, suburnya
kelompok-kelompok itu juga sebagai reaksi terhadap politik global yang sangat
diskriminatif. Ini sudah politis. Contohnya kekerasan di Timur-Tengah terutama
masalah Palestina dan Israel.
Secara historis, konflik di
daerah itu berlangsung sangat lama semenjak zaman nabi-nabi. Sulit dipastikan
kapan berakhir, selama polisi dunia Amerika Serikat menerapkan kebijakan yang
diskriminatif.
Hal sama berlangsung di Irak
dan Afganistan. Barangkali selama ada kekuatan hegemonik yang bahkan
mengintervensi atau menginvasi suatu wilayah/negara, maka kelompok-kelompok
radikal bisa semakin tumbuh subur.
Tetapi Islam mengajarkan
cinta damai. Firman Allah: wama arsalnaka illa rahmatan lil alamin, bahwa
Rasul hadir di bumi untuk menyemai kasih sayang. Dan, Jabal Rahmah pun selalu
mengingatkan kita.
Sumber: Kompas.com, 28 Maret
2012
Ket foto: Jabal Rahmah
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!