"Sebagian besar tanaman pertanian warga mati karena kekeringan," kata Wakil Bupati Lembata Vikor Mado Watun yang dihubungi Tempo, Selasa, 4 September 2012.
Bencana kekeringan terparah, menurut dia, terjadi di empat kecamatan, yakni Lebatukan, Ile Ape, Omesuri, dan Nagawutun. Bahkan hampir seluruh tanaman pertanian di kecamatan itu mati sehingga petani terancam mengalami gagal panen. "Saat ini merupakan puncak kekeringan di daerah ini," katanya.
Tanaman pertanian yang mati, seperti pisang dan jambu mete. Jika hingga akhir September 2012 ini tidak turun hujan, dipastikan seluruh Lembata akan mengalami rawan pangan karena gagal panen.
Untuk mengantisipasi terjadi rawan pangan, pemerintah setempat telah menyiapkan stok beras rawan pangan sebanyak 100 ton lebih. Namun butuh tambahan untuk mengatasi masalah itu. "Stok beras yang ada cukup, tapi butuh tambahan," katanya.
Saat ini, institusinya sedang mendata secara riil petani yang mengalami gagal panen untuk mengajukan permintaan bantuan ke pemerintah provinsi dan pusat. "Pendataan harus riil sehingga bantuan yang diturunkan bisa tepat sasaran," katanya.
Berdasarkan data dari Badan Ketahanan Pangan NTT, sebanyak 403 desa yang tersebar di 136 kecamatan di sebelas kabupaten di NTT dilanda kekeringan sehingga daerah itu terancam rawan pangan.
Sumber: Tempo.co, 4 September 2012
Ket foto: Viktor Mado
Foto: spiritentete.blogspot.com
Foto: spiritentete.blogspot.com
Baru terancam rawan pangan sudah minta bantuan dana dari Propinsi dan Pusat, terus selama ini pemda Lembata sudah dan sedang mengantispasi rawan pangan?.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete