Headlines News :
Home » » Mutu Rendah Pendidikan NTT Karena Kemiskinan

Mutu Rendah Pendidikan NTT Karena Kemiskinan

Written By ansel-boto.blogspot.com on Tuesday, October 09, 2012 | 9:47 AM


Konsultan Pusat Kurikulum Balitbang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemdikbud) RI, Dr. S. Belen, S.Pd B.Phil mengatakan rendah mutu pendidikan di Nusa Tenggara Timur (NTT) oleh karena faktor kemiskinan. Faktor lain adalah gizi buruk dan kekerasan terhadap anak.

"Bagi saya mengapa pendidikan di NTT melorot sampai urutan ke-33, itu karena kemiskinan, gizi buruk dan kekerasan terhadap anak," kata Dr. S Belen kepada Pos Kupang ditemui usai pelatihan kewirausahaan terhadap guru-guru SMK Kesehatan Stella Maris Lewoleba di SMPN 1 Lewoleba, Sabtu (6/10/2012).

Dr. S Belen hadir di Lewoleba atas undangan SMK Kesehatan Stella Maris dan SDK Don Bosco Lewoleba memberikan pelatihan banyak hal tentang pendidikan.

Meningkatkan mutu pendidikan NTT, maka NTT harus perbaiki kemiskinan. Mendorong masyarakat NTT menjadi masyarakat produktif, menghasilkan uang sehingga menjadi berdaya secara ekonomi dan kaya.

"Kita harus kaya. Jual jagung dapat uang. Dana DAU itu, jangan biarkan keluar lagi dari sini, biar peredaran uang di NTT semakin besar," kata Dr. S. Belen.

Terkait masalah gizi, pangan lokal seperti daun Merungge, kata Dr. S. Belen mempunyai kadar gizi yang tinggi. Menjadikan orang kuat dan cerdas berenergi.

"Di sini banyak daun merungge. Mengapa tidak dikonsumsi sebanyak-banyaknya. Satu negara di Amerika Latin itu, Merungge jadi pohon nasional gerakan sadar gizi," kata S. Belen. Sedangkan faktor lain, sebut S Belen, adalah masalah kekerasan terhadap anak masih cukup tinggi di NTT.

"Lihat saja, saya lihat masih ada guru-guru yang memukul para muridnya," katanya lagi.

Dr. S. Belen selama tiga hari bersama istrinya, Yuniwati Belen S.Pd menjadi nara sumber. Selama di Lewoleba, kedua suami-istri ini memberikan pelatihan pengajaran berbasis otak dan pengembangan unit produksi.

Keduanya sudah mengelilingi Flotim dan Lembata. Sudah 180 SD,SMP, SMA yang didatangi dan diberi pelatihan di Flotim. Di Lembata hanya SMAK Kesehatan Stella Maris dan SDK Don Bosco.

Ada pun materi-materi yang diberikannya kepada para guru dan karyawan SMK Kesehatan Stella Maris adalah gerakan otak dan belajar, cara membuat mindmap, praktek membuat pocari sweat. Kiat-kiat melancarkan kinerja otak, praktek pengukuran anggota tubuh dan fashion show.

Cara membuat LKS menggunakan koran, pengembangan unit produksi usaha sekolah, praktek membuat emping jagung titi, abon ikan, kripik pisang, manisan asam dan telur asin. Dr S. Belen juga mengimbau guru-guru supaya melatih siswa siswi berwirausaha mulai dari sekolah dengan mengembangkan contextual teaching and learning.
Sumber: Pos Kupang, 8 Oktober 2012
Ket foto: Dr S. Belen, S.Pd B.Phil. (Baju putih kedua dari kiri) di Aula SMPN 1 Nubatukan saat memberikan pelatihan berbasis wirausaha kepada guru dan tata usaha SMK Kesehatan Stella Maris Lewoleba, Sabtu (6/10/2012). Tampak Nolo Wala Lawang Linus (paling kanan) Kepsek. SMK Stella Maris dan Drs. Yoakhim Nuba Baran, Wakasek dan ketua penyelenggara pelatihan.
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger