Konsultan Pusat
Kurikulum Balitbang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemdikbud) RI, Dr.
S. Belen, S.Pd B.Phil mengatakan rendah mutu pendidikan di Nusa Tenggara Timur
(NTT) oleh karena faktor kemiskinan. Faktor lain adalah gizi buruk dan
kekerasan terhadap anak.
"Bagi saya
mengapa pendidikan di NTT melorot sampai urutan ke-33, itu karena kemiskinan,
gizi buruk dan kekerasan terhadap anak," kata Dr. S Belen kepada Pos Kupang ditemui usai pelatihan
kewirausahaan terhadap guru-guru SMK Kesehatan Stella Maris Lewoleba di SMPN 1
Lewoleba, Sabtu (6/10/2012).
Dr. S Belen hadir
di Lewoleba atas undangan SMK Kesehatan Stella Maris dan SDK Don Bosco Lewoleba
memberikan pelatihan banyak hal tentang pendidikan.
Meningkatkan mutu
pendidikan NTT, maka NTT harus perbaiki kemiskinan. Mendorong masyarakat NTT
menjadi masyarakat produktif, menghasilkan uang sehingga menjadi berdaya secara
ekonomi dan kaya.
"Kita harus
kaya. Jual jagung dapat uang. Dana DAU itu, jangan biarkan keluar lagi dari
sini, biar peredaran uang di NTT semakin besar," kata Dr. S. Belen.
Terkait masalah
gizi, pangan lokal seperti daun Merungge, kata Dr. S. Belen mempunyai kadar
gizi yang tinggi. Menjadikan orang kuat dan cerdas berenergi.
"Di sini
banyak daun merungge. Mengapa tidak dikonsumsi sebanyak-banyaknya. Satu negara
di Amerika Latin itu, Merungge jadi pohon nasional gerakan sadar gizi,"
kata S. Belen. Sedangkan faktor lain, sebut S Belen, adalah masalah kekerasan
terhadap anak masih cukup tinggi di NTT.
"Lihat saja,
saya lihat masih ada guru-guru yang memukul para muridnya," katanya lagi.
Dr. S. Belen selama
tiga hari bersama istrinya, Yuniwati Belen S.Pd menjadi nara sumber. Selama di
Lewoleba, kedua suami-istri ini memberikan pelatihan pengajaran berbasis otak
dan pengembangan unit produksi.
Keduanya sudah
mengelilingi Flotim dan Lembata. Sudah 180 SD,SMP, SMA yang didatangi dan
diberi pelatihan di Flotim. Di Lembata hanya SMAK Kesehatan Stella Maris dan
SDK Don Bosco.
Ada pun
materi-materi yang diberikannya kepada para guru dan karyawan SMK Kesehatan
Stella Maris adalah gerakan otak dan belajar, cara membuat mindmap, praktek
membuat pocari sweat. Kiat-kiat melancarkan kinerja otak, praktek pengukuran
anggota tubuh dan fashion show.
Cara membuat LKS
menggunakan koran, pengembangan unit produksi usaha sekolah, praktek membuat
emping jagung titi, abon ikan, kripik pisang, manisan asam dan telur asin. Dr
S. Belen juga mengimbau guru-guru supaya melatih siswa siswi berwirausaha mulai
dari sekolah dengan mengembangkan contextual teaching and learning.
Sumber: Pos Kupang,
8 Oktober 2012
Ket foto: Dr S.
Belen, S.Pd B.Phil. (Baju putih kedua dari kiri) di Aula SMPN 1 Nubatukan saat
memberikan pelatihan berbasis wirausaha kepada guru dan tata usaha SMK
Kesehatan Stella Maris Lewoleba, Sabtu (6/10/2012). Tampak Nolo Wala Lawang
Linus (paling kanan) Kepsek. SMK Stella Maris dan Drs. Yoakhim Nuba Baran,
Wakasek dan ketua penyelenggara pelatihan.
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!