Berbagai cara
dilakukan calon anggota legislatif (caleg) agar bisa meraih suara terbanyak
dalam pemilihan umum (pemilu), 9 April 2014.
Selain
menyosialisasikan diri melalui spanduk, media massa, dan media lainnya, tak
sedikit di antara mereka yang meminta "petunjuk" di tempat keramat
atau tokoh spiritual di berbagai daerah di Jawa Barat.
Biasanya sebelum
mendatangi makam-makam keramat itu, para caleg kerap berkonsultasi dulu dengan
orang pintar atau paranormal.
"Ya, datang
dulu lah ke paranormal, kemudian di sana baru ditunjukkan ke makam keramat mana
saja yang harus dikunjungi," kata beberapa caleg ketika ditemui di salah
satu sekretariat parpol di Sumedang, belum lama ini.
Caleg ini mengaku
membawa barang yang biasa dibawa mengunjungi makam seperti bunga rampe serta
juga kadang ada yang menyimpan foto.
"Ya, kadang
juga disuruh membawa foto dan nanti diselipkan di pusara makam keramat yang
biasanya ditutup kain putih," katanya sambil tertawa.
Adanya foto di
balik pusara ini diakui juga oleh Andreyansyah, Kepala Desa Margalaksana,
Kecamatan Sumedang Selatan, yang di wilayahnya ada dua lokasi makam keramat.
"Ya, ada saja
laporan kalau di tempat keramat itu kerap ditemukan foto dan sempat
diperlihatkan ke saya ternyata itu memang foto caleg. Silhkan saja lihat di
balik batu atau nisan yang dililit kain putih itu biasanya ada foto
caleg," kata Andre.
Beberapa makam para
raja Sumedanglarang yang menjadi situs di kawasan Darmaraja, Wado, dan Cisitu
juga menjadi tempat yang kerap dikunjungi para caleg.
Saat ditemui di
Cianjur, seorang caleg dari partai besar di Indonesia yang enggan disebutkan
namanya mengaku akan mengunjungi makam di Cirebon. Pria ini pun menyebut,
kunjungan itu dilakukan secara bersama-sama dengan caleg lainnya.
Ia pun menyebut,
kebanyakan caleg berziarah ke luar Kabupaten Cianjur. Garut, Cirebon, dan
Tasikmalaya, misalnya.
"Rencananya
bersama pengurus parpol juga datang ke sana. Tapi tidak tahu kapan waktunya.
Biasanya menjelang pileg baru datang ke sana," kata caleg ini ketika
berbicang dengan Tribun di kegiatan pawai helaran kebudayaan Cianjur, Rabu
(30/10/2013).
Sejumlah caleg DPRD
Kabupaten Cianjur tak percaya dengan meminta petunjuk di tempat keramat. Mereka
memilih memanjatkan doa dengan tawasul dan bertemu dengan ajengan di pondok
pesantren di Kabupaten Cianjur.
Seperti yang
diungkapkan caleg dari Partai Gerindra, Sahli Saidi. Menurut dia, takdir dan
nasib sudah ada yang menentukan dan mengaturnya. Bukan makam atau tempat
keramat yang disebut-sebut menjadi tempat mujarab untuk mendapatkan hal yang
diinginkan.
"Cukup dengan
ikhtiar dan doa. Kalau ke ajengan hanya minta nasihat terutama meminta petunjuk
berdoa dengan cara benar. Sebetulnya yang terpenting itu turun dan
bermasyarakat saja," kata Sahli ketika berdiskusi dengan Tribun, belum
lama ini.
Hal senada juga
dikatakan caleg DPRD Kabupaten Cianjur dari Partai Golkar, Yati Suryatiningsih.
Ia mengaku tak percaya dengan hal tersebut. Menurut dia, jadi atau tidaknya
menjadi anggota legislatif itu merupakan kehendak Tuhan.
"Kalau saya
pasrah saja tidak perlu seperti itu. Karena itu semua yang mengatur adalah
Tuhan. Yang terpenting terjun ke rakyat," kata Yati di kediamannya,
baru-baru ini.
Di Cirebon, juru
bicara situs keramat Mbah Kuwu Santang, M Tohir, menyebutkan, Bupati Cirebon
Dedi Supardi merupakan salah satu pejabat yang rajin datang ke situs keramat
Mbah Kuwu Sangkan. Bukan sekadar berdoa, Dedi juga memperhatikan bangunan situs
tersebut.
"Pak Dedi
membantu membangun masjid di situs ini. Itu masjid warna hijau di sebelah barat
situs, Pak Dedi yang membangun," kata M Tohir.
Menurut Tohir, Dedi
memang rajin datang ke situs tersebut. Malah sebelum menjadi bupati sekalipun,
Dedi sudah rajin datang.
"Ketika masih
jadi sekda selalu datang ke sini. Berdoa, sehingga akhirnya menjadi
bupati," ujarnya.
Setelah menjadi
bupati, kata Tohir, Dedi juga tak melupakan situs Mbah Kuwu Sangkan. Bangunan
situs diperhatikan, malah ditambah masjid ukuran besar di sebelah barat situs.
Dedi juga beberapa kali menggelar acara di area masjid tersebut, salah satunya
adalah santunan anak yatim pada 2011.
Sumber: Tribunnews.com,
4 November 2013
Ket foto ilustrasi:
Makam keramat
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!