Pengamat politik dari Universitas Gajah Mada Ari
Dwipayana menilai deklarasi pencalonan Agung Laksono sebagai calon Ketua Umum
Partai Golongan Karya oleh Kosgoro 1957 merupakan bentuk masifnya
faksionalisasi di tubuh partai berlambang pohon beringin itu. Ari menilai hal
ini berpotensi mengganggu kesiapan partai dalam menghadapi Pemilihan Umum 2014.
"Tentu masalah internal ini mengganggu
soliditas internal Golkar," kata Ari saat dihubungi Tempo, Ahad, 3
November 2013.
Ari menilai keberadaan faksi di tubuh Golkar punya
sejarah panjang. Hal ini kembali mencuat ketika sejumlah kader Golkar yang
tidak puas dengan kepemimpinan Aburizal Bakrie. "Biasanya faksionalisasi
ini muncul karena pembagian 'power' yang tak rata, persaingan politik, hingga
sumber duit," kata dia.
Hal terburuk untuk Golkar, dia melanjutkan, masalah
internal ini belum rampung sampai Pemilu 2014 tiba. Walhasil Golkar bisa
terseok dan tak mampu mencapai target Pemilu legislatif, termasuk tak mampu
mewujudkan ekspektasi beberapa hasil survei yang menyebutkan Golkar sebagai
salah satu peraih suara terbanyak. "Atau disebut 'bubble' politik,"
kata dia.
Jumat pekan lalu, salah satu organisasi massa
penyokong Partai Golkar, Kosgoro 1957 berencana mencalonkan Agung Laksono
sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dalam Musyawarah Nasional 2015.
Pengambilan keputusan ini rencananya akan dilakukan dalam Musyawarah Besar
Kosgoro 1957 di Jakarta.
"Kami mendukung Agung Laksono sebagai calon
Ketua Umum Golkar," kata Ketua Steering Committee Musyawarah Besar Kosgoro
1957 Leo Nababan di Hotel Sahid, Jakarta.
Sumber: Tempo.co, 3 November 2013
Ket foto: Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (kiri),
ketua Panitia Rapimnas Partai Golkar Mahyudin (tengah) dan Ketua Dewan
Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung saat penutupan Rapimnas ke-IV Partai
Golkar, di Jakarta, (30/10).
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!