Headlines News :
Home » » Dewan Soroti Kinerja RSUD Lewoleba yang Kekurangan Obat

Dewan Soroti Kinerja RSUD Lewoleba yang Kekurangan Obat

Written By ansel-boto.blogspot.com on Wednesday, October 08, 2014 | 1:32 PM

Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, S.T memimpin pertemuan tiga jam lebih membahas masalah kekurangan obat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lewoleba, Kamis (2/10/2014) siang.

Pertemuan tersebut dihadiri Ketua Sementara DPRD Lembata, Ferdi Koda, S.E bersama Wakil Ketua DPRD Lembata, Yohanes de Rosari S.E dan sejumlah anggota DPRD setempat.

Pertemuan itu merupakan rapat kerja pertama antara pemerintah dan DPRD Lembata yang diinisiasi Bupati Sunur.

Dalam rapat itu, DPRD menyoroti sejumlah hal, baik profesionalisme manajemen rumah sakit, persediaan obat-obatan, sumber daya pegawai maupun hal-hal lainnya.

Diperoleh informasi, pertemuan itu digelar lantaran selama ini rumah sakit tersebut selalu dilanda kekurangan obat.

Masyarakat yang mengharapkan pelayanan kesehatan yang prima, justru harus mengusap dada sebab yang dirasakan jauh dari harapan.

Menurut Yohanes de Rosari, problema yang mendera rumah sakit itu merupakan cermin dari lemahnya manajemen.

Manajemen belum menata pelayanan secara profesional, sehingga muncullah ketimpangan di rumah sakit tersebut.

Apabila manajemen sudah bekerja profesional, lanjut de Rosari, maka masalah klasik seperti kekurangan obat tak timbul seperti sekarang. Oleh karena itu, yang perlu dilakukan ke depan, adalah benahi manajemen rumah sakit itu.

Hal yang sama diungkapkan Frans Wuhan, anggota DPRD Lembata lainnya. Menurut dia, kekurangan obat di rumah sakit itu, salah satunya disebabkan  regulasi yang terus berubah. Perubahan regulasi berdampak serius terhadap apa yang terjadi di rumah sakit saat ini.

Dia meminta masalah yang sedang melanda rumah sakit itu harus segera diatasi. Pemerintah hendaknya sesegera mungkin membenahi manajemen, sehingga eksistensi rumah sakit ke depan menjadi lebih baik lagi dibandingkan keadaan saat ini.

Sorotan serupa disampaikan oleh Bediona Philipus. Menurut dia, apabila rumah sakit dimanage secara baik mulai dari perencanaan, maka ketimpangan yang terjadi tentu sudah diatasi sejak awal. Untuk itulah ia meminta manajemen agar membenahi rumah sakit mulai sekarang.

Ia juga mengungkapkan tentang pengadaan alat-alat kesehatan yang belum dilakukan secara baik, sehingga meninggalkan segudang persoalan hingga saat ini. Keberadaan laboratorium, misalnya, belum dilengkapi dengan alat-alat kesehatan yang memadai, sehingga merepotkan masyarakat.

Dia mencontohkan, alat untuk pemeriksaan darah pasien. Lantaran alat itu tidak ada, sehingga pasien terpaksa memeriksakan darahnya di Rumah Sakit Bukit Lewoleba, atau Rumah Sakit Damian Lewoleba. Bahkan ada juga yang harus memeriksakan kesehatannya di RS Larantuka, karena terbatasnya alat kesehatan di RSUD Lewoleba.

Menanggapi hal itu, Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, S.T meminta Direktur RSUD Lewoleba, dr. Yoga Aditya agar segera mengambil langkah-langkah konkrit.

Ia juga meminta agar wajah rumah sakit itu didandani lagi supaya tampilannya menjadi lebih fresh. "Wajah rumah sakit itu harus bisa memberikan penyembuhan bagi pasien," ujar Bupati Sunur.

Menurut dia, di daerah lain, penampilan rumah sakit seperti hotel. Pelayanannya pun demikian. Dokter senyum, para perawat dan bidan juga selalu senyum.

Kalau model pelayanan ini selalu diperhatikan, maka RSUD Lembata tentu akan menjadi lebih baik, sebab sejalan dengan visi Pemkab Lembata, yakni menjadikan Lembata Tersenyum pada hari-hari mendatang. 
Sumber: Poskupang.com, 5 Oktober 2014
Ket foto: Anggota DPRD Lembata Fransiskus Wuhan
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger