Punya 12 istri, 52 anak, dan 212 cucu ternyata
sangat menguntungkan bagi seorang Deta Raya (72) saat momen pemilihan umum,
baik untuk pemilihan legislatif, kepala desa, bupati, gubernur, hingga
presiden.
Bagi Deta Raya, yang saat ini menjabat sebagai Kepala
Desa Waiha, Kecamatan Kodi Balghar, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara
Timur (NTT), memiliki anggota keluarga yang banyak tentunya akan memberikan
manfaat dalam hal kontribusi suara.
Ini dibuktikannya ketika ia bertarung dalam
Pemilihan Calon Kepala Desa (Pilkades) Waiha pada 2009 lalu. Dia berhasil
menang telak atas lawannya sehingga akhirnya terpilih sebagai Kepala Desa Waiha
untuk periode 2009-2014.
Bukan hanya itu, pada pemilihan umum lainnya, ia
juga sangat diperhitungkan oleh sejumlah politisi di daerahnya. "Kalau
pada musim kampanye pemilihan legislatif, bupati, gubernur, sampai presiden,
saya selalu dihubungi oleh para tim sukses karena memang saya punya basis suara
dalam rumah saja sampai ratusan lebih. Itu belum termasuk keluarga lainnya.
Tentu kalau digabung akan sangat banyak," kata Deta Raya kepada
Kompas.com, Sabtu (18/10/2014).
Statusnya sebagai kepala desa yang memiliki banyak
istri tidak pernah dipersoalkan oleh pihak kecamatan maupun pemerintah
kabupaten karena memang pada setiap momen pemilihan umum dia punya peran yang
besar.
Deta Raya mengaku belum punya rencana untuk maju
sebagai calon anggota legislatif maupun calon bupati karena untuk sementara
dirinya masih mau mencalonkan lagi sebagai kepala desa Waiha (maju untuk kedua kalinya).
"Masyarakat masih menginginkan saya sebagai
kepala desa. Kalau untuk legislatif ataupun bupati, tentu saya harus pikirkan
metode apa nanti yang akan saya pakai, tetapi itu belum untuk sekarang,"
kata Deta Raya.
Diberitakan sebelumnya, Deta Raya (72), yang
menjabat sebagai Kepala Desa Waiha, Kecamatan Kodi Balaghar, Kabupaten Sumba
Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), memiliki 12 orang istri sah, 52 orang
anak, 212 cucu, dan 3 orang cicit.
Dengan kondisi fisiknya yang masih kuat, Deta Raya
mampu menafkahi istri-istrinya, baik secara lahiriah maupun batiniah. Semua
istrinya masing-masing dibelikan rumah dan kebutuhan pokok setiap hari.
Sebanyak 12 orang istri tinggal terpisah di dua
dusun dalam satu desa (Desa Waiha). Namun, karena terlalu banyak memiliki anak,
Deta Raya lupa nama dari sebagian besar anak-anaknya.
"Saya lupa nama anak saya yang lain karena
terlalu banyak, sementara untuk 12 istri, saya tahu nama mereka semua,"
kata Deta Raya kepada Kompas.com, Jumat (17/10/2014).
Menurut Deta Raya, 12 orang istrinya itu dinikahi
secara sah, baik secara adat maupun agama (Kristen Protestan). Namun, dari 12
orang istrinya itu, hanya tinggal sembilan orang saja karena yang tiga lainnya
sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu.
"Tiga orang istri saya sudah meninggal, yakni
istri pertama, ketiga, dan keenam. Sementara itu, yang lainnya masih setia
mendampingi saya sampai sekarang," ujarnya.
Deta Raya mengaku semua istri yang dinikahinya tidak
mempersoalkan hubungan mereka. Bahkan, ketika ia melamar istrinya yang baru,
istri-istri terdahulu pun ikut menemani dan mengamini saja keinginan suami
mereka.
Sumber: Kompas.com, 18 Oktober 2014
Ket foto: Yushe
Dunga (Deta Raya (72) bersama isti-istri, anak-anak, cucu dan cicit saat pose
bersama di kediamannya.

0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!