Headlines News :
Home » » Kerja Proyek, Polisi Pukul Dua Pekerja

Kerja Proyek, Polisi Pukul Dua Pekerja

Written By ansel-boto.blogspot.com on Saturday, November 08, 2014 | 11:54 AM

Protes biaya makan yang besar, dua buruh bangunan proyek rehabilitasi ruang kelas SMA Negeri I Kecamatan Nubatukan, dianiaya oknum anggota Polres Lembata.



Saat ditemui di lokasi proyek kompleks SMA Negeri I Lewoleba, Kus Lamabewa salah satu buruh yang dianiaya Jm yang tak lain adalah oknum anggota Polres Lembata membenarkan kalau dirinya dan Vandi rekannya dianiaya karena protes dengan biaya makan yang tak masuk akal.



Menurutnya, sebagaimana disampaikan kepala tukang yang juga bertindak sebagai pemborong bahwa selama tiga minggu bekerja, kelompok kerjanya yang tak lebih dari lima orang sudah menghabiskan biaya makan sebesar Rp. 5 juta rupiah.



Biaya sebesar itu tak masuk akal, tak terima dengan perhitungan itu, Kus bersama rekannya Vandi melancarkan aksi protes dengan cara menulis pada beberapa lembar tripleks lalu memajang tulisan di depan gedung tempat mereka bekerja.



Seperti disaksikan, ungkapan protes melalui tulisan itu berbunyi, “harus cros cek ulang upah dan pengambilan pekerja,” “gedung ini disegel,” “di larang masuk,” tulisan ini di tulis pada tiga potongan tripleks berbeda dan dipajang di depan gedung. Protes itu ditujukan untuk kepala tukang, kata Kus. Tetapi anehnya, Jm yang mereka kenal sebagai orang yang selalu datang mengawasi pekerjaan malah kebakaran jenggot lalu menganiayanya.



“Kami yang tulis, karena tadi malam kepala tukang sampaikan ke kami bahwa selama tiga minggu kerja ini kami sudah habiskan uang sebesar 5 juta untuk biaya makan. Kami pikir itu tidak masuk akal, dan anehnya ada nota beras yang kami beli dengan harga 20 ribu tetapi tercatat dalam nota bon dengan harga 30 ribu. Dia tendang saya di perut satu kali, tetapi Vian kena tampar dan tendang berkali-kali,” kata Kus  diamini dua rekannya.



Saat dijumpai Jumat (07/11) Kus Lamabewa ditemani dua buruh bangunan lainnya. Sementara Vandy dan kepala tukang Syahban pergi menemui okunum polisi Jm guna mengkroschek biaya makan. “Vandi dan om Syahban ada pergi ketemu pak Jm. Dia selama ini yang datang kontrol disini, kami tidak pernah lihat orang lain,” kata Kus dan rekannya.



Tindakan Jm dilihat juga oleh guru-guru SMAN I Nubatukan. Ditemui di lokasi sekolah, beberapa guru membenarkan kalau terjadi penganiayaan terhadap dua buruh bangunan. Penganiyaan itu baru berhenti setelah beberapa guru datang menegur Jm.



“Kami lihat dia pukul dan tendang anak-anak kerja di situ, dia juga omong dengan suara keras dan sangat menggangu proses belajar yang saat itu sedang terjadi,” kata salah satu guru menimpali pertanyaan FBC.



Demikian juga dengan Kepala Sekolah SMA I Nubatukan Tubun Theodorus, dijumapai di ruang kerjanya Jumad (7/11) mengatakan  kalau dirinya sempat mendengar keributan, karenanya dia meminta salah satu staf untuk memanggil oknum polisi Jm untuk ke ruangannya. “Saya dengar ribut, tapi saya tidak lihat ada pemukulan atau tidak, karena itu saat saya panggil dia kesini. Saya bilang, ini sekolah dan proses belajar mengajar sedang berlangsung jadi mohon jangan ribut, kalau ada persoalan diselesaikan baik-baik,” kata Tubun.



Tender Oleh Dinas



Kepada wartawan di ruang kerjanya, Tubun mengatakan, kalau dirinya tidak tau dengan proses juga pagu dananya. Apalagi, di lokasi proyekpun tak terlihat papan nama.



“Tendernya di Dinas PPO jadi saya tidak tahu prosesnya bagaimana, dan pagunya berapa. Saya hanya tau, saat mau kerja pak Jm itu sempat bertemu saya dan dia bilang kalau dia yang dapat pekerjaan rehab ruang kelas di sini,” jelas Kepsek.



Lebih jauh Tubun menjelaskan kalau tulisan bernada protes itu dibacanya saat pagi ketika datang ke sekolah. “Saya lihat tulisan itu, apalagi bilang gedung di segel, saya lalu SMS salah satu staf bidang sarana prasarana Dinas PPO dan minta untuk segera di selesaikan masalah ini, saya tidak mau gedung di segel hanya karena masalah pekerja dan rekanan,” kata Kepsek.



Tidak Ada Hubungan dengan Proyek



Terkait dengan penganiayaan, saat di konfrimasi, Jm kepada floresbangkit mengatakan, kalau pemukulan tidak terkait dengan masalah proyek tetapi berkaitan dengan hutang piutang pribadi antara dirinya dan salah satu pekerja proyek.



“Saya tidak ada urusan dengan proyek itu, memang sering datang ke situ karena yang kerja proyek itu adalah teman saya. Betul saya ada tampar dua anak yang kerja disitu, mereka itu saya sudah anggap sebagai adik sendiri, saya kesal karena Vandi itu pernah kerja saya punya rumah, tetapi setelah saya kasi mereka uang 4 juta lalu mereka lari kasi tinggal pekerjaan dan sampai sekarang rumah saya belum selesai. Saat saya datang ke sekolah tadi pagi, saya lihat dia itu yang membuat saya marah jadi saya tampar. Tidak benar kalau saya sampai tendang dan pukul berkali-kali. Saya tampar mereka dua itu satu kali,” kilah Jm.



Terkait dengan persoalan itu, Jm megaku sudah bertemu dengan Vian dan Kepala Tukang Syahban dan mereka saling memaafkan, dia pun berjanji untuk meminta maaf kepada Kus Lamabewa.



Polisi Janji Proyek



Tak cuma Jm, ternyata dalam penelurusan pun ditemukan ada oknum polisi lain yang berprofesi ganda, bahkan bertindak seolah mafia proyek. Kepada floresbangkit, seorang perempuan paru baya asal Sulawesi di kediamannya di bilangan Wangatoa Utara, Jumad (7/11) mengaku datang ke Lembata karena dijanjikan kerja proyek oleh salah satu oknum perwira di Polres Lembata.



Sumber yang minta agar namanya tidak ditulis menuturkan, sebelum ke Lembata dirinya bekerja di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, namun sang perwira memintanya untuk datang ke Lembata. kendati tak punya perusahan, namun dia yakin kalau bisa mendapat pekerjaan proyek karena di janjikan oleh oknum perwira. Sayang janji proyek itu belum terlaksana.



“Saya datang karena di minta beliau, katanya mau kerja proyek disini. Kami sempat bertemu konsultan, saya bilang saya tidak punya bendera tetapi konsulan janji akan carikan untuk saya bendera di Kupang, eh…taunya sampai sekarang saya tidak dikasih pekerjaan,” tuturnya.



Kendati belum mendapat pekerjaan, dia mengaku hingga sekarang dirinya masih menjalin hubungan baik dengan sang perwira. (Yogi Making)
Sumber: floresbangkit.com, 8 Novemvber 2014
Ket foto: Tulisan sebagai bentuk protes dari Vandi dan Kus (foto : FBC/Yogi Making)
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger