FORUM Penyelamat
Lewotana Lembata (FP2L) menegaskan kalau tekanan kepada pihak polisi untuk
mengusut tuntas kasus pembunuhan mantan Kepala Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Lembata, Aloysius Laurentius Wadu bukanlah sebuah skenario untuk menjatuhkan
Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur, karenanya FP2L menghimbau Bupati untuk
tidak menebar isu dan membuat pernyataan yang bersifat provokatif.
Himbauan FP2L yang
disampaikan saat menggelar konferensi pers, Selasa (23/6/2015) di aula Damian,
Lewoleba itu guna menanggapi Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur.
Sebagai gambaran,
Harian Umum Pos Kupang edisi Senin 22
Juni 2015, merilis berita soal Eliaser Yentji Sunur geram lantaran ada oknum
yang berupaya melengserkan dirinya dari jabatan selaku Bupati Lembata dengan
cara membuat skenario bahwa drama pembunuhan Laurens Wadu berlangsung di Rumah
Jabatan Bupati (RJB) Lembata.
Pos Kupang menulis, skenario
itu terus menyudutkan dan menuding Bupati Lembata terlibat dalam kasus itu.
bahkan Bupati juga merasa kalau ada upaya menggalang kekuatan massa untuk
menyerang rumah jabatan yang ditempatinya selama ini.
Terkait pernyataan
itu, salah satu pentolan FP2L Pastor Vande Raring, SVD dalam konfresi pers yang
juga dihadiri oleh Koordinator Koalisi Perdamaian Keadilan dan Kebenaran (KPK2)
Jakarta, Pastor Michael Pruhe OFM itu, menilai pernyataan bernada provokatif
itu disampaikan Bupati Lembata untuk menutupi rasa ketakutannya.
Menurutnya, desakan
FP2L baik melalui aksi unjuk rasa maupun melalui berita media massa adalah
upaya untuk membuat terang peristiwa pidana pembunuhan Laurens Wadu.
Menurutnya, dugaan
RJB sebagai TKP pembunuhan Laurens Wadu, bukanlah sebuah isu melainkan keterangan
saksi yang disampaikan ke hadapan penyidik.
“Justru pernyataan
Bupati soal ada upaya menggalang kekuatan massa untuk menyerang rumah jabatan
bupati itulah yang disebut sebagai isu. Kita menduga, pernyataan itu
disampaikan untuk menutupi rasa ketakutan dari Bupati Lembata. Dan kami
menghimbau agar Bupati jangan membuat pernyataan yang bernada provokatif,” kata
pastor yang dikenal sebagai pejuang kemanusiaan itu.
Senada dengan Vande
Raring, Bernardus Sesa Manuk salah satu tokoh Lembata yang terlibat aktif dalam
mengadvokasi berbagai persoalan hukum di Lembata bersama FP2L, dalam konfrensi
pers tersebut mengatakan, masyarakat terus menguatkan dugaan kalau RJB sebagai
TKP pembunuhan karena beberapa alasan.
Sesa mengurai, terpidana
Marsel Welan, Arifin Maran dan Nani Ruing di hadapan sidang Pengadilan Negeri
Lembata pernah menyebut lima nama lain yang diduga sebagai orang yang ikut
menghabisi nyawa Laurens Wadu. Malam harinya setelah sidang, Marsel cs dijemput
polisi dari Rutan Lembata guna melakukan penyidikan lanjutan. Dalam penyidikan
di ruang sidik Polres Lembata, Marsel merubah keterangannya dengan mengatakan
kalau nama-nama yang disebut dalam sidang pengadilan itu ia dapat dari mimpi.
Dan anehnya, pemeriksaan penyidik polisi yang direkam dengan menggunakan kamera
itu dibawa seorang polisi untuk ditonton bersama Bupati Lembata di RJB.
Dugaan masyarakat
juga kian menguat kala Surva Uran mengaku pernah menonton sebuah film pendek
dari HP Irwan Paokuma yang adalah seorang penjaga rusa di RJB. Film pendek itu
menurut Surva diduga sebagai drama pembunuhan Laurens Wadu di sebuah tempat
yang diyakini Surva sebagai ruang belakang RJB.
Selain itu, adanya
informasi mobil merah yang dilihat Romo Yeremias Rianghepat, Pr, terpakir di
halaman Dekenat Lembata, juga adanya pengakuan Surva Uran kepada tokoh Lembata
Petrus Boliona Keraf bahwa setelah membeber berita terkait video pembunuhan,
dirinya terus didekati oleh oknum tertentu sebagai orang suruhan Bupati Lembata
guna menawarkan sejumlah jabatan.
“Tawaran-tawaran
itu datang bertepatan dengan Surva memberi kesaksian terkait film pendek ke
penyidik Polres Lembata, untuk apa itu? Hal-hal inilah membuat masyarakat
semakin menguatkan dugaan kalau RJB sebagai TKP pembunuhan Laurens Wadu,” beber
Sesa Manuk.
Seperti disaksikan,
konfrensi pers ini dihadiri juga oleh Koordinator FP2L Alex Murin dan
Sekertarisnya Ali Kedang, juga beberapa orang anggota FP2L masing-masing, Romo
Frans Amanue Pr, dan Silvester Singa Wutun. (Yogi Making)
Sumber:
floresbangkit.com, 23 Juni 2015
Ket foto: Alm Lorens Wadu
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!