SEORANG imam Katolik, Pater Yohanes
Kristo Tara dan Anggota DPRD Kabupaten Timor Tengah Selatan Roy Babys, nyaris
dikeroyok petugas satpam PT Soe Makmur Resources (SMR).
SMR adalah sebuah
perusahaan tambang mangan yang beroperasi di Desa Supul, Kecamatan Kuatnana,
TTS.
Kedua orang itu
nyaris dikeroyok, setelah bersama Ketua DPRD TTS Gotlif Neonufa dan tiga orang
Anggota DPRD TTS lainnya, mendatangi perusahaan itu, Rabu (21/10/2015) kemarin.
Mereka datang untuk
memediasi sengketa lahan, antara perusahaan itu dan warga yang mengaku memegang
hak sah atas lahan tersebut.
Awalnya, Kristo
Tara yang mewakili masyarakat pemilik lahan, hendak menanggapi pernyataan kuasa
hukum PT SMR, Andreas Siregar yang enggan menghentikan aktivitas tambang untuk
sementara waktu.
Tuntutan Pater
Kristo disambut teriakan tiga petugas satpam PT SMR yakni Dominggus Tulalesi,
Yakobus Amtiran, dan Arita Tabun.
Situasi semakin
memanas, ketika Dominggus tiba-tiba muncul dari arah belakang dan menujuk wajah
Kristo, serta mendorong tubuh rohaniawan itu.
Aksi itulah yang
kemudian nyaris memicu pengeroyokan. Beruntung aksi anarkistis itu berhasil
diredam Kepala Bagian Operasional Polres TTS, Kompol Yos Bere Laka dan Kepala
Satuan Binmas AKP Yance Seran serta Anggota TNI Kodim 1621 TTS, Yohanis Amnifu.
Selang beberapa
saat kemudiaan, Anggota DPRD TTS, Roy Babys kembali meminta berbicara.
Namun dia malah
dicaci maki oleh satpam yang bernama Arita Tabun, hingga menyebut sang anggota
DPRD bodoh.
Mendapat umpatan
seperti itu, anggota DPRD bersama pimpinan DPRD dan Kristo kemudian mengalah
dan memilih pergi dari kawasan PT SMR.
Kuasa hukum PT SMR
Andreas Siregar, mengatakan, perusahaan itu akan terus beroperasi. Terkait
lahan, PT SMR akan memberi ganti kerugian, jika penggugat menang di dalam
proses hukum.
Sementara itu Pater
Kristo Tara mengaku, peristiwa yang terjadi pada dirinya sangat tidak etis.
Namun menurut dia, hal itu adalah risiko sebuah perjuangan.
Sebelumnya,
(19/10/2015), Pater Kristo Tara dan Pendeta Yusuf Manu, mengkoordinasi puluhan
warga pemilik lahan untuk melakukan aksi unjuk rasa di Kantor DPRD TTS.
Mereka mendesak PT
SMR untuk segera menghentikan aktivitas tambang di daerah itu.
Sumber:
Kompas.com, 22 Oktober 2015
Ket foto: Pastor Kristo Tara OFM
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!