KOTA lama Yerusalem
nyaris tak pernah sepi dari kunjungan para turis peziarah dari berbagai negara
di dunia. Para peziarah yang beragama Islam, Kristen, dan Yahudi, itu mendarat
di bandara Ben Gurion, Tel Aviv, dan tak jarang lalu bersama melanjutkan penerbangan
menuju Yerusalem.
Lama penerbangan
dari Tel Aviv menuju Yerusalem adalah 45 menit. Selain lewat jalur udara, tak
sedikit peziarah Muslim yang datang lewt jalur darat. Mereka masuk dari
Yordania dan Mesir.
Peziarah muslim
kebanyakan datang dari Turki, Indonesia, dan Malaysia. Jumlah turis dari
tiga negara ini mencapai 100 ribu saban
tahun. Dalam catatan Kementerian Pariwisata Israel, jumlah keseluruhan peziarah
muslim mencapai 115 ribu orang pada 2016. Jadi sebanyak 15 ribu datang dari
negara-negara lain.
Para peziarah itu
datang, terutama, untuk sholat di masjid Al-Aqsa--tempat suci ke tiga bagi umat
Islam setelah Mekah dan Madinah (di Arab Saudi).
Peziarah muslim ini
sangat kecil prosentasenya dibading orang asing yang masuk ke Israel untuk
berziarah ke Yerusalem. Pada tahun silam, jumlahnya mencapai 3.8 juta orang.
Kaum Muslim memang
bagian kecil saja dari pasar pariwisata religius di Tanah Suci Yerusalem ini.
Tapi baik Israel maupun Otoritas Palestina di Tepi Barat, berlomba-lomba
mengurus kepentingan mereka selama di Yerusalem.
Setiap turis Muslim
diperkirakan menghabiskan rata-rata $ 1.133 dalam perjalanan tersebut. Warga
Palestina berusaha agar para wisatawan memilih tempat-tempat alternatif
Palestina di Yerusalem atau Tepi Barat.
"Kami telah
melakukan kampanye kepada perusahaan wisata Turki menawarkan hotel-hotel
Palestina di Ramallah, Bethlehem dan Yerusalem. Kami melihat mulai banyak dari
mereka memesan kamar di hotel-hotel ini," kata Jereyes Qumseyah, juru
bicara Kementerian Pariwisata Palestina.
Dia mengatakan
Palestina juga menggelar pameran permanen di konferensi pariwisata di Turki.
Qumseyah mengatakan warga Palestina juga menikmati "kesuksesan besar"
menggandeng perusahaan tur dari
Malaysia, Indonesia, dan dunia Arab. “Sehingga berhasil menarik lebih
banyak peziarah.”
Di luar manfaat ekonomi,
orang-orang Palestina melihat kehadiran peziarah muslim itu sebagai penguat
simpati pan-Islam untuk membangun Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai
ibukota.
Ulama senior
Palestina, Grand Mufti Mohammad Hussein, sangat optimis dengan peziarah muslim
itu. "Semakin banyak umat Islam mengunjungi Al-Aqsa. Mungkin jumlahnya
tidak setinggi yang kami harapkan, tapi kami harap mereka meningkat dalam
beberapa hari mendatang, " katanya kepada Reuters, Agustus silam..
Seorang pelancong
asal Inggris, Adeel Sadiq, mengatakan dia berziarah ke Al Aqsa untuk
menunjukkan dukungan kepada rakyat Palestina. Adeel datang bersama 15 orang
rekannya.
"Kami ingin
menunjukkan dukungan kami kepada rakyat di sini, bahwa Anda tidak sendiri dan
Al Masjed Al Aqsa (Masjid Al-Aqsa) adalah untuk semua umat Islam," katanya
kepada seorang wartawan Palestina.
Sumber: Tempo.co, 10 Desember 2017
Ket foto:
Anak-anak Palestina dari Gaza berpose untuk foto di dekat masjid Al Aqsa.

0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!