SEBANYAK 1.028 guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn) tengah disiapkan untuk mengikuti pelatihanPenanaman Nilai Pancasila.
Menyusul peluncuran Program Penanaman Nilai Pancasila sebagai Wahana
Pembangunan Watak Bangsa untuk mempertajam pembelajaran pendidikan pancasila di
sekolah.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan (Dirjen GTK), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud),
Supriano mengatakan, dalam pelatihan nanti, guru akan lebih ditekankan pada
pembelajaran untuk mendorong praktik atau aksi nyata, dari pada sekadar
ceramah.
"Kita siap melatih 1.028 guru.
Sementara ini satu kabupaten/kota masih satu orang. Ada guru SD dan SMP. Kita
bagi beberapa regional," kata Supriano, di Gedung Kemendikbud, Senayan,
Jakarta, Rabu, 10 Juli 2019.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
(Balitbang), Kemendikbud, Totok Suprayitno mengatakan, dari hasil kajian
terungkap, bahwa penyampaian mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) terutama penerapan nilai pancasila di kalangan siswa
masih bermasalah. Pancasila baru dipahami di tataran pengetahuan, belum menjadi
sebuah sikap.
"Kurikulum yang diajarkan di
sekolah problematik, lebih banyak pengetahuan saja. Padahal pancasila itu tidak
berhenti di pengetahuan," kata Totok.
Untuk mendukung penajaman pendidikan
pancasila di kelas, Kemendikbud melalui Pusat Kurikulum dan Pembelajaran juga
akan menyiapkan buku Penguatan Pembelajaran Nilai dan Moral Pancasila.
Buku panduan bagi guru ini berisi arah,
tujuan, prosedur, dan indikator keberhasilan penguatan pembelajaran nilai dan
moral Pancasila. Muatan nilai dan moral pancasila akan diinternalisasikan
melalui berbagai aktivitas pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Proses internalisasi tersebut dilakukan
dalam kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan kokurikuler. Aktualisasi
nilai moral Pancasila berupa program terstruktur, pembiasaan, keteladanan, dan
pengondisian ekosistem sekolah.
Selain itu nantinya, pelatihan untuk
guru pengampu PPKn tersebut akan menggunakan buku panduan tersebut. Ia berharap
guru dapat mengembangkan isi buku sesuai kebutuhan.
"Kami berharap dalam pelatihan guru
nanti, (buku) panduan ini dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan di
lapangan," ujarnya.
Sumber: medcom.id, 10 Juli 2019
Ket foto: Supriano
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!