TIDAK terasa duet Viktor Bungtilu Laiskodat-Josef
Nae Soi memasuki satu tahun memegang kemudi Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Bersama DPRD NTT, masyarakat, alim ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh
adat, tokoh pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, dan elemen-elemen lainnya di
seluruh pelosok tanah Flobamora bergandengan tangan, merapatkan barisan
kemudian bahu-membahu bekerja sekuat tenaga penuh kesadaran dengan sumber daya
manusia, sumber daya alam, dan sumber dana yang dimiliki guna memajukan daerah
ini lebih sejahtera lahir dan batin dalam satu tagline, “NTT Bangkit Menuju
Sejahtera”.
Momentum setahun
ini juga tentu belum saatnya bagi kita mengevaluasi
sejauh mana keberhasilan atau kemajuan yang diraih bersama pemerintah dan
masyarakat sebagai tolok ukurnya, baik kualitas maupun dari aspek kuantitas. Namun
paling kurang momentum setahun ini dapat menjadi saat di mana pemerintah dan
semua pihak melihat apa yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan bersama guna
mewujudkan berbagai rencana dan program yang telah dibuat guna mengejar
ketertinggalan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) I atau
sumber-sumber pendanaan pemerintah pusat, terutama dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) atau sumber-sumber resmi lainnya yang disyaratkan
peraturan perundang-undangan.
Dalam berbagai
kesempatan, baik Gubernur maupun Wakil Gubernur sudah berulangkali menegaskan
bahwa Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki letak yang sangat strategis bila
dilihat dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ibaratnya
bila NKRI sebagai sebuah kitab besar, Nusa Tenggara Timur merupakan preambule, mukadimah yang memiliki
posisi strategis. Hal ini sudah disampaikan baik Gubernur dan Wakil Gubernur
Nusa Tenggara Timur dalam safari bersama untuk bertemu dan menyerap aspirasi
masyarakat menjelang dan saat proses pemilihan gubernur-wakil gubernur tahun
lalu. Bahkan dalam berbagai kesempatan, baik dalam kegiatan-kegiatan formal
maupun pertemuan dengan masyarakat di desa-desa.
Mulai dari
Kabupaten Manggarai Barat di ujung barat Flores dan kabupaten-kabupaten lainnya
di daratan Flores seperti Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo,
Ende, Sikka, hingga Kabupaten Flores Timur di ujung timur Pulau Flores.
Kemudian Kabupaten Lembata hingga Kabupaten Alor. Berikut dari
kabupaten-kabupaten di Pulau Sumba, Kabupaten Rote Ndao hingga Kabupaten Sabu
Raijua (Sarai). Kemudian kabupaten dan kota di Pulau Timor mulai dari Kabupaten
Kupang, Kota Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara
(TTU), Kabupaten Belu hingga Kabupaten Malaka di tapal batas Republik Indonesia
dengan negara tetangga, Republik Demokratik Timor Leste (Timor Leste).
Dari aspek
geostrategis, letak Nusa Tenggara Timur sangat menguntungkan dibandingkan
daerah-daerah lain di Indonesia ditinjau dari aspek politik maupun ekonomi.
Sebagai provinsi yang memiliki daratan yang sama, memudahkan Nusa Tenggara
Timur dapat berinteraksi dengan negara tetangga, Timor Leste. Aspek kultur
maupun geneologis, NTT sangat diuntungkan karena sama-sama memiliki
adat-istiadat, budaya, kekerabatan bahkan bahasa yang sama di beberapa wilayah
kabupaten, terutama di TTS, TTU, Belu bahkan Malaka.
Posisi Nusa
Tenggara Timur yang berbatasan dengan Australia juga sangat strategis, terutama
dalam kerja sama di bidang pendidikan, termasuk bidang pariwisata yang
merupakan penggerak utama, prime mover,
pembangunan daerah. Nusa Tenggara Timur
dapat menarik sebanyak mungkin wisatawan dari negeri Kanguru itu untuk
membelanjakan uangnya di NTT.
Demikian pula dari
pertahanan dan keamanan, Nusa Tenggara Timur menjadi wilayah yang mampu
menghalau para imigran menuju Australia. Selain potensi wisata tersebut,
berbagai potensi unggulan lain yang dimiliki daerah ini di antaranya rumput laut, kelor, kopi,
daging, dan aneka komoditi unggulan lainnya dapat diekspor ke Australia dan Timor
Leste.
Sebagai provinsi
yang memiliki ratusan pulau, baik yang berpenghuni maupun tak berpenghuni, Nusa
Tenggara Timur juga memiliki berbagai macam obyek wisata alam dan wisata budaya
yang sungguh memesona. Tiap tahun, para
wisatawan domestik maupun mancanegara tergila-gila menyambangi tanah Flobamorata
sebagai daerah yang memiliki daya tarik luar biasa besar.
Berbagai obyek
wisata mulai dari bagian barat hingga timur Pulau Flores sungguh memesona.
Pulau Komodo sudah menjadi obyek wisata menjanjikan di Nusa Tenggara Timur. Kita
juga memiliki aneka wisata lainnya seperti obyek wisata 17 Pulau di Riung, Danau
Tiga Warna Kelimutu, Prosesi Semana Santa di Larantuka, Flores Timur maupun
desa nelayan Lamalera, destinasi wisata internasional yang terkenal dengan
lefa, tradisi perburuan ikan paus secara tradisional.
Begitu pula
Kabupaten Alor yang terkenal dengan eksotisme alam dan budaya yang selalu
memikat hati para wisatawan domestik maupun mancanegara. Potensi yang dimiliki NTT ini merupakan
kekayaan alam yang mesti dikelola dengan baik untuk memajukan masyarakat dan
daerah.
Di tengah berbagai
potensi sumber daya alam yang dimiliki NTT demikian besar ini, apakah kita
layak masih disebut sebagai provinsi termiskin dan terkebelakang dalam pawai
pembangunan nasional? Ini merupakan pertanyaan reflektif, tetapi hemat gubernur
dan wakil gubernur semua itu merupakan potensi yang dimiliki namun belum
dikelola dengan baik untuk memajukan masyarakat lebih sejahtera.
Oleh karena itu,
tak ada pilihan lain kecuali kita semua: baik Gubernur-Wakil Gubernur, DPRD,
dan masyarakat Nusa Tenggara Timur menanggalkan pola dan cara berpikir dan cara
kerja lama yang kurang produktif untuk bergandengan tangan bekerja cerdas untuk
memajukan daerah dengan potensi yang kita miliki. Kita meninggalkan pola kerja
lama, mesti bekerja dengan cara-cara yang cerdas, bahkan di luar kebiasaan yang
kurang produktif menuju kebiasaan elegan, out
of box menuju perubahan yang lebih baik lagi.
Upaya memajukan
Nusa Tenggara Timur tentu juga menuntut kerja cerdas para aparatur sipil negara
(ASN). Oleh karena itu, dalam berbagai kesempatan Gubernur Viktor Bungtilu
Laiskodat dan Wakil Gubernur Josef Nae Soi selalu mengingatkan agar para ASN
bekerja keras dan bertanggung jawab. Nusa Tenggara Timur
membutuhkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki karakter melayani. Hal
itu sudah menjadi komitmen sejak dipercaya memimpin daerah ini setahun lalu.
Sebagai Gubernur
dan Wakil Gubernur, tentu duet ini memiliki tanggung jawab besar menciptakan
sumber daya manusia yang unggul dalam rangka melayani masyarakat di daerah ini
dengan sebaik-baiknya. Marilah kita semua memiliki komitmen yang sama bekerja
lebih giat lagi agar NTT semakin hari semakin maju dalam satu tekad bersama:
NTT Bangkit Menuju Sejahtera. Tuhan berkati selalu. (Kerjasama Biro Humas dan Protokol Setda NTT)
Ket foto:
Gubernur Viktor
Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur Josef A Nae Soi (foto 1).
Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT Dr Jelamu Ardu Marius, M.Si menggelar
jumpa pers Satu Tahun Kepemimpinan Gubernur NTT di Kupang, Rabu (4/9) (foto: 2)
Sumber foto: copas, kupang.tribunnews.com & Fb Valeri Guru.
Sumber foto: copas, kupang.tribunnews.com & Fb Valeri Guru.
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!