Hingga April 2012 jumlah utang
pemerintah mencapai Rp 1.903 triliun. Presiden SBY mengaku tak mau utang ini
terus meningkat dan membebani generasi yang akan datang.
Hal ini disampaikan oleh SBY saat pidato
soal "Gerakan Nasional Penghematan Penggunaan Energi", di Istana
Negara, Selasa (29/5) malam.
Turut hadir, antara lain, Menko Bidang
Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono,
Menko Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Jero Wacik, dan lainnya.
"Kita tidak ingin utang kita terus
meningkat, dan akhirnya membebani anak-cucu kita. Justru sebaliknya, yang kita
inginkan dan lakukan adalah menurunkan rasio utang yang kita tanggung, dari
waktu ke waktu," jelas SBY.
Pernyataan ini dilontarkan SBY berkaitan
dengan tingginya anggaran subsidi BBM dan listrik yang dikeluarkan oleh
pemerintah. Ini menyebabkan defisit anggaran makin tinggi dan akhirnya utang
meningkat.
"Besarnya anggaran subsidi BBM dan
listrik berpotensi meningkatkan defisit anggaran negara, karena penerimaan negara
lebih kecil dari belanja negara. Defisit anggaran ini, harus kita tutupi, Salah
satu caranya dengan mencari pinjaman atau utang baru. Cara seperti ini tentu
bukan pilihan kita," tutur SBY.
Dituturkan, anggaran untuk subsidi BBM
dan listrik jumlahnya sangat besar, dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Di
2010, subsidi BBM dan listrik mencapai Rp 140 triliun. Di 2011 meningkat lagi
menjadi Rp 256 triliun.
"Meningkatnya subsidi ini
dikarenakan oleh tingginya harga minyak dunia, serta meningkatnya penggunaan
BBM dan listrik, baik oleh masyarakat, angkutan atau transportasi, maupun untuk
kalangan industri. Besarnya subsidi BBM dan listrik, mengakibatkan berkurangnya
kemampuan pemerintah untuk membangun infrastruktur seperti jalan, jembatan,
irigasi, pelabuhan laut, dan bandar udara," papar SBY.
Karena itu SBY mengatakan bertekad
mengurangi subsidi BBM dan listrik dengan menjalankan program hemat BBM dan
listrik. Total utang pemerintah Indonesia hingga April 2012 mencapai Rp
1.903,21 triliun, naik Rp 99,72 triliun dari posisi di akhir 2011 yang nilainya
Rp 1.803,49 triliun.
Jika dibandingkan Maret 2012 yang
jumlahnya Rp 1.859,43 triliun, maka utang pemerintah naik Rp 43,78 triliun.
Presiden juga mengatakan, kenaikan harga BBM dan TDL tidak dilakukan sekarang.
"Karena itu, gerakan penghematan
besar-besaran harus kita laksanakan dengan serius dan harus sukses, agar APBN
kita aman," tegas presiden.
Sumber: Tribunnews.com, 30 Mei 2012
Ket foto: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Ket foto: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!