Headlines News :
Home » » WIN dan Pengembangan Industri Pedesaan

WIN dan Pengembangan Industri Pedesaan

Written By ansel-boto.blogspot.com on Monday, October 29, 2012 | 7:19 AM

Oleh Haryono Suyono
Mantan Menko Kesra dan Taskin

WIN atau Persatuan Wredatama Kementerian Perindustrian, minggu lalu mengumpulkan sekitar 800 anggotanya dari seluruh Indonesia untuk acara silaturahmi dan bersama-sama mengenang masa lalu di Kantor Kemenperin di Jakarta. Para lanjut usia (lansia) sebagai bagian dari sekitar 25 juta lansia Indonesia atau bagian dari satu miliar penduduk lansia dunia itu umumnya tampak cerah dan masih mempunyai semangat tinggi. Seiring dengan kemajuan zaman, makin baiknya pelayanan kesehatan dan dukungan ekonomi yang membaik, sekitar 15 persen lansia termasuk penduduk yang menderita karena miskin atau sakit-sakitan. Sisanya lebih dari 85 persen masih sehat dan segar seperti para wredatama dari Kemenperin itu.

Pertemuan itu dihadiri para sesepuh dan mantan Menteri Perindustrian, antara lain Dr Ir Hartarto dan Dr Fahmi Idris serta mantan pejabat eselon I, II dan III lainnya. Hadir pula Sekjen Kemenperin yang mewakili menteri perindustrian karena sedang menghadiri Sidang Kabinet. Suasana yang meriah dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya oleh seluruh peserta dengan semangat tinggi. Rasa haru tampak sekali dari wajah para pahlawan pembangunan industri Indonesia tersebut.

Suasana ceria bertambah dinamis karena setelah menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, para anggota WIN menyanyikan hymne dan mars wredatama. Lagu itu cukup membakar kesadaran peserta, bahwa biarpun sudah pensiun tetapi harus tetap berjuang untuk kesejahteraan dan kejayaan bangsanya. Tepuk tangan keharuan menggema dalam ruang pertemuan yang di masa lalu menjadi kebanggaan para anggota. Para pensiunan Kemenperin yang tergabung dalam WIN masih tetap tegar memenangkan pembangunan melawan kebodohan dan ketidak-mampuan.

Dalam suasana seperti itu, Ketua Persatuan Wredatama Kemenperin Ir Doddy Soepardi, mantan dirjen yang dinamik, membuka pertemuan dengan melaporkan membanjirnya para peserta yang semula hanya dibatasi sebanyak 600 peserta, karena daya tampung ruang pertemuan, sampai saat terakhir sudah lebih dari 800 peserta hadir dalam pertemuan akbar terbuka itu. Para tamu tidak bisa ditolak karena mereka mendengar dari rekannya dan sangat ingin ikut menyemarakkan pertemuan sekaligus bernostalgia. Biarpun duduk berdesakan tidak dirasakan mengganggu dan justru membuat suasana bertambah akrab. Biarpun kurang nyaman, namun mereka sangat antusias dan tidak mau absen dalam pertemuan nostalgia tersebut. Informasi antar-peserta menjadi penghubung yang sangat ampuh sebagai wujud persaudaraan di antara para peserta.

Setelah mendengarkan laporan Ketua Persatuan Wredatama Kemenperin yang sekaligus menjanjikan tersedianya sekitar 150 paket door price, para peserta dengan tekun mendengarkan wejangan dari sesepuh yang mereka hormati, Dr Ir Hartarto yang mereka anggap sebagai salah satu Menteri Perindustrian pada zaman Pak Harto yang merintis dan mengembangkan banyak program dan kegiatan industri di Indonesia.

Pak Hartarto yang masih tetap memiliki suara bariton secara terperinci dan jelas memaparkan pengalamannya di masa lalu ketika membantu Pak Harto mengembangkan langkah-langkah awal perindustrian besar di Indonesia. Dengan penuh kebanggaan diberikannya penghargaan kepada banyak rekan-rekannya di kalangan wredatama sekarang, yang di masa lalu banyak membantu sebagai dirjen atau karyawan lain yang dengan berani di tempatkannya di berbagai industri yang dibangun pemerintah.

Pikiran-pikiran dan rancangan masa lalu serta antisipasinya terhadap masa depan bangsa masih sangat brilian dan patut dipertimbangkan untuk kemajuan bangsa menghadapi persaingan yang makin tajam dan sengit dewasa ini. Pak Hartarto biarpun sudah tidak lagi menjabat menteri, mempunyai antisipasi masa depan yang gemilang, utamanya menjelang tahun 2030 yang akan mengangkat bangsa ini menjadi bangsa besar dan jaya.

Sebelum Menperin RI memberikan sambutannya, saya selaku Ketua Umum PWRI mengajak seluruh anggota WIN untuk terjun ke masyarakat di desa dan kampung masing-masing membangun budaya kerja industri, ikut merintis pembangunan industri kecil dan mikro di desa dan menjadi penyambung dari kegiatan entrepreneur dalam bidang industri di pedesaan. Mereka diajak membangun budaya industri dan cinta produk dalam negeri sejak anak usia sangat dini, agar gagasan membangun manusia yang sadar industri dapat dimulai pada saat usia sangat dini.

Para anggota WIN dapat menjadi bapak angkat bagi keluarga di desa dalam memilih kegiatan industri di tingkat pedesaan melalui posdaya. Para anggota WIN dapat menjadi perantara untuk mendapatkan pasokan bahan baku atau menjadi penyambung dari jaringan pemasaran bersama industri menengah dan besar yang dikelola masyarakat yang lebih mampu,

Menperin memberi perhatian yang tinggi terhadap para pensiunan yang tergabung dalam WIN dengan menyediakan kantor yang nyaman di lingkungan Kementerian agar pengurus WIN dan anggotanya bisa mengembangkan silaturahmi dengan baik dan tetap dapat memberikan sumbangan pikiran dan gagasan-gagasan cemerlang untuk kemajuan perindustrian di Indonesia. Menteri berharap agar silaturahmi juga dikembangkan di daerah-daerah, sehingga kesinambungan pembangunan dapat dipelihara demi masa depan yang lebih baik. Menteri menghargai prakarsa mempertemukan sesama pejuang pembangunan dalam bidang industri, sehingga perasaan persaudaraan dan kebersamaan dalam perjuangan yang panjang dapat berkesinambungan.

Puncak acara diisi dengan silaturahmi yang sangat akrab dan mengharukan diselingi dengan pembagian lebih dari 150 paket door price sumbangan rekan-rekan perusahaan industri yang dibangun di masa lalu. Atau, boleh jadi sebagai tanda tali kasih yang mengingatkan mereka akan perjuangan yang gigih membangun industri di Indonesia.
Sumber: Suara Karya, 29 Oktober 2012
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger