Mantan Menko Kesra
dan Taskin
WIN atau Persatuan
Wredatama Kementerian Perindustrian, minggu lalu mengumpulkan sekitar 800
anggotanya dari seluruh Indonesia untuk acara silaturahmi dan bersama-sama
mengenang masa lalu di Kantor Kemenperin di Jakarta. Para lanjut usia (lansia)
sebagai bagian dari sekitar 25 juta lansia Indonesia atau bagian dari satu
miliar penduduk lansia dunia itu umumnya tampak cerah dan masih mempunyai
semangat tinggi. Seiring dengan kemajuan zaman, makin baiknya pelayanan
kesehatan dan dukungan ekonomi yang membaik, sekitar 15 persen lansia termasuk
penduduk yang menderita karena miskin atau sakit-sakitan. Sisanya lebih dari 85
persen masih sehat dan segar seperti para wredatama dari Kemenperin itu.
Pertemuan itu dihadiri
para sesepuh dan mantan Menteri Perindustrian, antara lain Dr Ir Hartarto dan
Dr Fahmi Idris serta mantan pejabat eselon I, II dan III lainnya. Hadir pula
Sekjen Kemenperin yang mewakili menteri perindustrian karena sedang menghadiri
Sidang Kabinet. Suasana yang meriah dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia Raya oleh seluruh peserta dengan semangat tinggi. Rasa haru tampak
sekali dari wajah para pahlawan pembangunan industri Indonesia tersebut.
Suasana ceria
bertambah dinamis karena setelah menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya,
para anggota WIN menyanyikan hymne dan mars wredatama. Lagu itu cukup membakar
kesadaran peserta, bahwa biarpun sudah pensiun tetapi harus tetap berjuang
untuk kesejahteraan dan kejayaan bangsanya. Tepuk tangan keharuan menggema
dalam ruang pertemuan yang di masa lalu menjadi kebanggaan para anggota. Para
pensiunan Kemenperin yang tergabung dalam WIN masih tetap tegar memenangkan
pembangunan melawan kebodohan dan ketidak-mampuan.
Dalam suasana
seperti itu, Ketua Persatuan Wredatama Kemenperin Ir Doddy Soepardi, mantan
dirjen yang dinamik, membuka pertemuan dengan melaporkan membanjirnya para
peserta yang semula hanya dibatasi sebanyak 600 peserta, karena daya tampung
ruang pertemuan, sampai saat terakhir sudah lebih dari 800 peserta hadir dalam
pertemuan akbar terbuka itu. Para tamu tidak bisa ditolak karena mereka
mendengar dari rekannya dan sangat ingin ikut menyemarakkan pertemuan sekaligus
bernostalgia. Biarpun duduk berdesakan tidak dirasakan mengganggu dan justru
membuat suasana bertambah akrab. Biarpun kurang nyaman, namun mereka sangat
antusias dan tidak mau absen dalam pertemuan nostalgia tersebut. Informasi
antar-peserta menjadi penghubung yang sangat ampuh sebagai wujud persaudaraan
di antara para peserta.
Setelah
mendengarkan laporan Ketua Persatuan Wredatama Kemenperin yang sekaligus
menjanjikan tersedianya sekitar 150 paket door price, para peserta dengan tekun
mendengarkan wejangan dari sesepuh yang mereka hormati, Dr Ir Hartarto yang
mereka anggap sebagai salah satu Menteri Perindustrian pada zaman Pak Harto
yang merintis dan mengembangkan banyak program dan kegiatan industri di
Indonesia.
Pak Hartarto yang
masih tetap memiliki suara bariton secara terperinci dan jelas memaparkan
pengalamannya di masa lalu ketika membantu Pak Harto mengembangkan
langkah-langkah awal perindustrian besar di Indonesia. Dengan penuh kebanggaan
diberikannya penghargaan kepada banyak rekan-rekannya di kalangan wredatama
sekarang, yang di masa lalu banyak membantu sebagai dirjen atau karyawan lain
yang dengan berani di tempatkannya di berbagai industri yang dibangun
pemerintah.
Pikiran-pikiran dan
rancangan masa lalu serta antisipasinya terhadap masa depan bangsa masih sangat
brilian dan patut dipertimbangkan untuk kemajuan bangsa menghadapi persaingan
yang makin tajam dan sengit dewasa ini. Pak Hartarto biarpun sudah tidak lagi
menjabat menteri, mempunyai antisipasi masa depan yang gemilang, utamanya
menjelang tahun 2030 yang akan mengangkat bangsa ini menjadi bangsa besar dan
jaya.
Sebelum Menperin RI
memberikan sambutannya, saya selaku Ketua Umum PWRI mengajak seluruh anggota
WIN untuk terjun ke masyarakat di desa dan kampung masing-masing membangun
budaya kerja industri, ikut merintis pembangunan industri kecil dan mikro di
desa dan menjadi penyambung dari kegiatan entrepreneur dalam bidang industri di
pedesaan. Mereka diajak membangun budaya industri dan cinta produk dalam negeri
sejak anak usia sangat dini, agar gagasan membangun manusia yang sadar industri
dapat dimulai pada saat usia sangat dini.
Para anggota WIN
dapat menjadi bapak angkat bagi keluarga di desa dalam memilih kegiatan
industri di tingkat pedesaan melalui posdaya. Para anggota WIN dapat menjadi
perantara untuk mendapatkan pasokan bahan baku atau menjadi penyambung dari
jaringan pemasaran bersama industri menengah dan besar yang dikelola masyarakat
yang lebih mampu,
Menperin memberi
perhatian yang tinggi terhadap para pensiunan yang tergabung dalam WIN dengan
menyediakan kantor yang nyaman di lingkungan Kementerian agar pengurus WIN dan
anggotanya bisa mengembangkan silaturahmi dengan baik dan tetap dapat
memberikan sumbangan pikiran dan gagasan-gagasan cemerlang untuk kemajuan
perindustrian di Indonesia. Menteri berharap agar silaturahmi juga dikembangkan
di daerah-daerah, sehingga kesinambungan pembangunan dapat dipelihara demi masa
depan yang lebih baik. Menteri menghargai prakarsa mempertemukan sesama pejuang
pembangunan dalam bidang industri, sehingga perasaan persaudaraan dan
kebersamaan dalam perjuangan yang panjang dapat berkesinambungan.
Puncak acara diisi
dengan silaturahmi yang sangat akrab dan mengharukan diselingi dengan pembagian
lebih dari 150 paket door price sumbangan rekan-rekan perusahaan industri yang
dibangun di masa lalu. Atau, boleh jadi sebagai tanda tali kasih yang
mengingatkan mereka akan perjuangan yang gigih membangun industri di Indonesia.
Sumber: Suara Karya,
29 Oktober 2012
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!