Headlines News :
Home » » Pelayaran ke Wakatobi Pragmatis

Pelayaran ke Wakatobi Pragmatis

Written By ansel-boto.blogspot.com on Monday, November 05, 2012 | 7:43 PM


Pengamat ekonomi dari Universitas Widya Mandiri Kupang, Dr. Thomas Ola Langoday, menilai, pelayaran KMP Ile Boleng dari Lewoleba, Kabupaten Lembata ke Kabupaten Wakatobi, Propinsi Sulawesi Tenggara semata untuk kepentingan pragmatis pemkab. Sifatnya jangka pendek, tidak efisien, tidak efektif, tidak ekonomis dan semata menggunakan feeling

Thomas mengatakan hal ketika dihubungi Pos Kupang di Kupang, Kamis (1/11/2012). Ia menjawab pertanyaan soal pelayaran ke Wakatobi tanpa kajian ekonomis. Menurut Thomas,  hampir  semua  program/proyek dilaksanakan berdasarkan feeling saja atau karena tujuan politik pragmatis.

"Sama halnya dengan pelayaran ke Wakatobi itu," kata lelaki asal Ile Ape, Lembata ini.  Semua itu kata dia, terjadi karena pemerintah tidak menggunakan ilmu sebagai salah satu  sumber daya ekonomi. Ada banyak ahli yang "tumpah ruah" tetapi jarang dimanfaatkan keilmuannya. Padahal ilmu itu harus digunakan untuk kemaslahatan bersama.

Thomas menilai, penghargaan pemerintah terhadap ilmu pengetahuan sangat rendah. Padahal di negara-negara maju ada kemitraann yang disebut ABG, yakni akademisi, busnessman dan government.

Menurut Thomas, pada umumnya pemerintah di negara-negara sedang berkembang ingin bekerja sendiri. Kalau ada kerjasama pun hanya dengan pengusaha. Itu pun karena pengusaha yang bermitra sejak  pemilu/pemilukada atau pun keluarga.

Ia mengatakan, jarang sekali pemerintah/pemda di negara-negara sedang berkembang bermitra dengan akademisi/ilmuwan.

Ia juga tak sependapat dengan statement yang menyebutkan bahwa  pelayaran ke Wakatobi adalah untuk memberdayakan masyarakat Lembata di bidang ekonomi.

Thomas memandang,  masyarakat Lembata saat ini  berada pada tahapan pure comodity. Jagung, kacang-kacangan, ikan dan ternak masih belum cukup untuk dikonsumsi sendiri. Masih menjadi kebutuhan domestik, kecuali pemerintah sudah melakukan terobosan di bidang pertanian hingga surplus. Pelayaran perdana ke Wakatobi sudah dilakukan Pemkab Lembata, Minggu (21/10/2012).

Salah seorang kepala desa yang mengikuti pelayaran ini mengatakan, pelayaran itu sangat melelahkan. "Kami star dari Lewoleba,  Minggu (21/10/2012) pukul 14.00 Wita dan sampai di Binongko, Senin (22/10.2012) pukul 11.00 Wita atau menempuh selama 21 jam dari Lewoleba," katanya.

Perjalanan kemudian dilanjutkan ke Kota Wangi-Wangi, Ibukota Kabupaten Wakatobi dengan menempuh perjalanan  selama lima jam atau membutuhkan lama perjalanan dari Lewoleba ke Wang-Wangi selama 26 jam.

Kepala desa itu mengatakan, tak ada yang istimewa di daerah itu. Gersang dan apa yang mau didapat? Sejumlah komoditi terutama pisang laris dibeli, tapi ternak ayam dan kambing serta  buah kelapa  terpaksa dibawa pulang ke Lembata.

Dari perjalanan itu, kepala desa itu mengatakan, sangat melelahkan, kurang efisien dan tak membawa nilai ekonomis bagi warga Lembata.

Informasi lain yang berkembang menyebutkan bahwa ada kepentingan lain yang terselip di dalamnya, yakni mafia kayu dari daerah itu. "Bila informasi itu benar, maka sebaiknya  pelayaran itu dihentikan saja karena akan menyuburkan praktik penyelundupan kayu ke Lembata," kata sebuah sumber. 
Sumber: Pos Kupang, 3 November 2012
Ket foto: Thomas Langoday
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger