Tak ada rotan, akar pun jadi.
Pepatah ini pas disematkan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Oenenu,
Desa Oenenu, Kecamatan Bikomi Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa
Tenggara Timur.
Betapa tidak. Lantaran ruang
sekolah yang terbatas dan bersesakan antara para siswanya, orang tua siswa
akhirnya melakukan swadaya dengan membangun ruangan sekolah baru agar anaknya
tetap bisa mengenyam pendidikan layak.
Tak tanggung-tanggung, bukan
gedung permanen, berplafon dan berlantai keramik yang dibangun, tetapi orangtua
siswa malah membangun tiga ruangan baru yang beratapkan ilalang dan berdinding
bambu, sepintas mirip kandang ayam.
Para orangtua beralasan bahwa
proposal pembangunan sekolah yang selama ini diajukan berulang kali ke
Pemerintah Daerah (Pemda) setempat, tak pernah sekalipun mendapat respon yang
positif.
Ketua Komite SMP Negeri
Oenenu, Benediktus Kapitan, kepada Kompas.com, Rabu (14/8/2013) mengatakan
orangtua murid terpaksa membangun ruangan darurat itu karena tiga unit bangunan
permanen sempit yang dimiliki sekolah tersebut tak cukup untuk melakukan kegiatan
belajar mengajar (KBM) secara sehat. Terlebih jumlah siswa yang mencapai 160
siswa.
“Tiga ruang permanen itu hanya
bisa menampung kelas VIII A dan B, serta kelas IX A dan B, sementara kelas VII
A, B dan C tidak mendapatkan ruangan sehingga kita swadaya bangun ruangan
darurat ini,” kata Kapitan.
"Kita dari komite
sekolah, sudah ajukan proposal baik ke pemerintah daerah maupun ke Dirjen
Pendidikan di Jakarta, namun hingga saat ini tidak ada kabar berita,” ungkap
Kapitan.
Menurut Kapitan, semua
orangtua siswa juga mempertanyakan ke mana mengalirnya dana pendidikan nasional
sebesar Rp 344 triliun, sehingga satupun proposal untuk meminta bantuan
pembangunan ruang kelas untuk sekolah juga tidak pernah mendapat tanggapan
serius dari pemerintah.
Hal yang sama juga disampaikan
Marsel Ato, salah satu orangtua siswa yang meminta agar sekolah yang berada di
perbatasan RI dan Timor Leste bisa menjadi prioritas utama pembangunan.
"Bagaimana kualitas
sumber daya manusia, khususnya generasi muda mau bagus kalau bangunannya saja
terbatas, sehingga kami minta tolong sampaikan keluhan kami, hari ini kami
bangun ruang darurat, mungkin bertahan satu tahun saja, kemudian roboh, sebab
terbuat dari ilalang dan bambu. Kalau bisa ada sedikit bantuan mengalir ke
sekolah di perbatasan, seperti SMP Oenenu," harap Ato.
Ato mengatakan, tiga bangunan
ini dibuat seadanya, dengan atap memakai ilalang, berdinding bambu, sementara
kursi dan meja, memakai kayu berukuran sedang.
Terkait dengan hal itu, Kepala
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten TTU, Vinsensius Saba,
mengaku kalau proposal itu telah ada di dinas, namun belum ditindaklanjuti.
“Proposal sudah ada pada kita dan sudah dikirim ke Jakarta, tetapi sampai saat
ini belum ada jawaban,” kata Saba.
Sumber: Kompas.com, 14 Agustus
2013
Ket foto: Tiga Unit Gedung SMP
Negeri Oenenu, Kecamatan Bikomi Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa
Tenggara Timur yang mirip kandang ayam.
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!