Penularan penyakit HIV/AIDS di Kabupaten
Lembata kian mengkuatirkan. Data dari Komisi Penanggulangan HIV/AIDS kabupaten
tersebut menunjukkan, sejak 2012 hingga kini, tercatat 79 penderita yang
berhasil didata.
Menurut
Sekretaris KPA Lembata Rofinus Laba Lazar, pada tahun 2012 ditemukan 42 kasus,
tahun 2013 terdapat 25 kasus, dan selama rentang Januari-Juni 2014 ditemukan 12
kasus baru.
Sebagaimana
dilansir Weeklyline.net., ia menjelaskan, rekapan sebaran kasus pada tahun 2013
menurut kecamatan sebagai berikut, Kecamatan Nubatukan (Kota Lewoleba) 5
penderita, Ile Ape 3 penderita, Nagawutung 6 penderita, Wulandoni 2 penderita, Omesuri
1 penderita dan Buyasuri 1 penderita.
Temuan
12 kasus baru periode Januari-Juni 2014 sebarannya di Kecamatan Nubatukan 5
penderita, Lebatukan 2 penderita, Ile Ape 1 penderita, Wulandoni 1 penderita,
Omesuri 1 penderita, Buyasuri 1 penderita dan 1 penderita asal Pulau Adonara.
Pemicu:
prostitusi
Rofinus
menjelaskan, pihaknya terus melakukan gerakan memberantas HIV/AIDS, lewat
sosialisasi ke tengah masyarakat. Sasaran utama mereka adalah para pelajar SLTA
dan kelompok Orang Muda Katolik (OMK) di sejumlah stasi di Lembata.
Agenda
program sosialisasi dari KPA Lembata tahun ini sudah disampaikan ke Bagian
Kesra Setda dan dalam waktu dekat dilakukan sosialisasi dengan sasaran kelompok
pramuria di 9 kafe atau tempat hiburan malam yang ada di Lewoleba.
Selama
ini, KPA Lembata juga menyediakan ribuan kondom gratis yang dibagikan kepada
para pramuria.
Upaya
pendistrian kondom diakui Rofinus menemui kendala karena banyak yang tidak mau
pakai. Ketika petugas KPA turun melakukan penyerahan kondom ke kafe-kafe,
sering ditolak oleh pramuria dengan berbagai macam alasan.
Ada
beberapa pekerja kafe yang bersedia menerima kondom, namun beralasan, kondom
yang dibagikan itu selalu ditolak oleh pria hidung belang ketika terjadi
transaksi seks di kamar.
Akibat
kesulitan dalam pembagian kondom gratis ini, saat ini di lemari Sekretariat KPA
Lembata, kondom yang masih terbungkus rapi menumpuk.
Vinsen
dan Agus, warga Kota Lewoleba mengakui, praktik prostisusi di sejumlah tempat
hiburan semakin terbuka. Akibatnya, kata mereka, tidak sedikit oknum warga yang
berperilaku seks bebas tertular penyakit.
“Pemerintah
Lembata melalui Dinas Kesehatan harus melakukan pemeriksaan bagi para pelaku
seks bebas di tempat hiburan. Di mana-mana ditemukan kasus HIV/AIDS yang meregang
nyawa korban. Kampanye HIV/AIDS harus dilakukan terus-menerus oleh KPA
Lembata,” pinta Vinsen.
Sumber: floresa.co,
21 Juli 2014
Ket foto ilustrasi: Penderita HIV/AIDS
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!