Wakil Gubernur DKI
Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak lama lagi akan menjadi Gubernur DKI
Jakarta.
Basuki dipastikan
menduduki kursi DKI 1 jika Joko Widodo dinyatakan menang pada Pilpres 2014. Jika Basuki naik,
artinya, kursi Wagub DKI kosong.
Pria yang akrab
disapa Ahok itu mengaku lebih memilih didampingi oleh seseorang yang pernah
memimpin di daerah dibandingkan politisi yang duduk di legislatif.
Beberapa nama
muncul untuk mendampingi Ahok memimpin Jakarta sampai tahun 2017. Mulai dari Ketua
Dewan Pimpinan Daerah Jakarta Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Boy
Sadikin; mantan Wali Kota Blitar Djarot Saiful Hidayat; atau Bambang DH, mantan
Wali Kota Surabaya. Selain itu, dari Partai Gerindra muncul nama Ketua DPD
Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik.
"Kalau boleh
pilih sih, aku pilih Djarot atau Bambang deh. Jadi pengalaman, pilih bekas
kepala daerah. Wali kota pengalaman mengurus kota. Djarot merupakan mantan Wali
Kota Blitar, sedangkan Bambang di Surabaya. Mereka lebih mempunyai
pengalaman," kata Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Senin (22/7/2014).
Jika PDI-P memilih
Boy Sadikin menjadi calon wagub DKI, dia mengaku tidak keberatan sebab selama
ini dia telah bekerja sama dengan Boy dalam memimpin Jakarta.
Menurut dia, Partai
Gerindra yang mengusung Jokowi-Ahok sewaktu pilkada legawa jika wakil Ahok dari
PDI-P. "Terserahlah.
Saya bisa kerja sama dengan baik sama Boy," kata dia.
Selain itu, Ahok
juga ingin wakil yang merupakan kaum perempuan. Hal ini dikarenakan sosok
perempuan bisa menjadi penenang kala dia sedang emosi.
Namun, mantan
Bupati Belitung Timur itu enggan memilih Wali Kota Surabaya Risma menjadi
wakilnya. "Saya pilih
Dian Sastro saja. Dia kan pintar, orang Universitas Indonesia. Sosiolog
lagi," ujarnya sambil tertawa.
Sementara itu,
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra DKI Muhammad Taufik mengaku bahwa
partainya belum mau membahas siapa calon pendamping Ahok karena dalam pilpres
ini Partai Gerindra merasa dicurangi.
"Kami belum
memikirkan ke sana. Masalahnya pilpres saja dicurangi. Fokus saja ke sana
dulu," kata Taufik.
Taufik menjelaskan
bahwa dalam pemilihan Wakil Gubernur DKI memang dari dua partai pengusung
pemenang Pemilukada DKI Jakarta. Jika tidak ada kesepakatan antara dua partai
pengusung, maka kedua partai mengajukan nama-nama cawagub.
"Jika tidak
sepaham, maka masing-masing mengusulkan. (PDI-P sudah usulkan beberapa nama) Ya
biarkan saja. Itu hak politik mereka. Masalahnya bisa disetujui oleh kami
tidak," ujar Taufik.
"Nanti yang
memilih wagub baru itu anggota DPRD DKI yang baru karena Agustus sudah
pelantikan anggota baru," kata Basuki lagi.
Sumber: Kompas.com,
22 Juli 2014
Ket foto: Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Boy Sadikin, kandidat kuat pengganti Joko Widodo
Ket foto: Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Boy Sadikin, kandidat kuat pengganti Joko Widodo
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!