Acara pelantikan
Lembaga Kemasyarakatan (LKM) kelurahan Lewoleba, terpaksa ditunda gara-gara
Lurah Lewoleba Mikhael Antonius Umbu Samun Rewot yang rencananya bertindak
sebagai pejabat yang melantik tiba-tiba kesurupan.
Peristiwa kesurupan ini mengundang perhatian dan sontak membuat heboh warga di kelurahan Lewoleba.
Sekertaris
kelurahan Lewoleba Usman Bala Nilan kepada FBC Senin, (30/6) menuturkan, sejak
pagi saat masuk kantor, lurah sudah bertingkah tak seperti biasanya.
Arah pembicaraanya pun terdengar lain dan tidak nyambung dengan agenda kegiatan mereka. Beberapa staf kelurahan dipanggil masuk ke kamar kerjanya dan diinterogasi dengan berbagai pertanyaan. Sikap Romi Rewot itu membuat staf sempat ketakutan.
“Saat masuk kantor,
pak lurah tanya ke staf bahwa semua wartawan sudah hadir atau belum. Kemudian
dia suruh kami kontak semua wartawan, lalu dia cek tentang kesiapan acara
pelantikan LKM, tapi omongnya sudah tidak terarah. Kami mulai binggung, apalagi
dia tanya nama kami seolah dia tidak kenal,” tutur sekertaris lurah.
Ceritera sekertaris
lurah itu dibenarkan juga oleh staf kelurahan lain. “Saya ditanyai nama, lalu
pak lurah bilang, nama itu dari mana? Karena lihat tingkah pak Lurah mulai aneh
saya jadi takut,” sambung salah satu staf. Peristiwa unik ini segera tersebar,
tak lama berselang sudah berkumpul ratusan masyarakat, tambah sang staf.
Seperti disaksikan,
Romi Rewot yang dikenal pendiam dan santun itu, ngamuk dan membanting beberapa
meja dan memukul-mukul kursi besi ke lantai keramik hingga kaki kursi patah,
bahkan beberapa kali Romi bertingkah seperti pesilat handal dan sempat melompat
dari atas meja seolah menerkam sesuatu.
Baju keki seragam khas PNS dicopot demikian juga dengan sepatu. Lelaki muda ini, saat kerasukan tampak hanya mengenakan singlet berwarnah putih dan celana seragam PNS. Dari mulutnya keluar kata-kata penyesalan tentang keberadaan lembata yang kian morat-marit karena salah urus.
Beberapa orang
tokoh adat Lewoleba, istri juga ibunda Romi Rewot terlihat hadir mendampingi
Romi, mereka berusaha untuk membawa sang lurah ke rumahnya, namun lurah yang
diduga sedang kesurupan itu tegas menolak.
“Tidak saya tidak mau pulang. Saya disini, supaya saya mau omong untuk semua masyarakat tau. Ini saatnya saya mau bersihkan tanah saya,” kata Romi.
Lurah Lewoleba yang
di duga dirasuki arwah eyang buyutnya itu meminta dilayani tuak, sirih pinang
juga tembakau asli khas Lembata. Sambil menegak tuak, yang dituang dari sloki
yang terbuat dari tempurung kelapa berukuran kecil, Romi menyampaikan nasehat
kepada orang-orang yang dikenalnya, sembari meminta untuk dihadirkan tuan tanah
dan beberapa pejabat di Lembata.
Kehadapan ratusan
warganya mengatakan, “Kamu tau tidak lembata ini satu tubuh, dan Lembata ini
sudah rusak. Rusak dari otaknya, jadi harus di kubur. Bukan rusak di kaki atau
tangan sehingga bisa diamputasi,” katanya.
Arwah kesurupan
yang masuk melalui tubuh lurah lewoleba sebagai media itu pun memberi nasihat
kepada para staf kelurahan juga PNS lain yang sempat datang. Dia meminta mereka
untuk kerja jujur melayani masyarakat.
“Jangan pake baju ini untuk bertemu kita punya petinggi yang lebih banyak pikir tentang diri mereka saja. Lebih baik buka baju dan kita urus rakyat. Kerja yang jujur, cukup kita makan dari apa yang kita punya, jangan ambil orang punya,” nasihatnya.
Nasihat pun
disampaikan kepada Nikodemus Uran, tuan tanah Lewoleba. Lurah yang tak lain
adalah salah satu anak asli lewoleba itu saat pertama kali melihat Nikodemus
Uran langsung histeris, terlihat air mata bercururan, beberapa kali dia menyapa
tuan tanah Lewoleba itu dalam bahasa daerah. “Ama Demus, kamu urus tanah ini
baik-baik ka. Jangan biarkan orang lain kasi rusak,” nasihatnya.
Kesurupan Eyang
Buyut
Philipus Wuwur
salah satu warga lewoleba di tengah kerumunan warga yang datang menyaksikan
peristiwa kesurupan itu mengatakan, tingkah lurah aneh dan
pernyataan-pernyataan yang disampaikan sang lurah itu diduga karena dirasuki
roh sesepuh Lewoleba, sebab selama mengalami kesurupan, sang lurah selalu
menyebut-nyebut nama kakek buyutnya yang sudah meninggal beberapa tahun silam.
“Yang masuk ke
tubuhnya itu, almarum Samun Rewot, pak lurah punya kakek. Almahrum Samun Rewot
ini, sudah meninggal sekitar empat atau lima tahun lalu,” jelas Philipus.
Sebagai gambaran,
almahrum Samun Rewot, kakek buyut Romi adalah salah satu tokoh pendiri kampung
Lewoleba. Almahrum yang dikenal sebagai salah satu tokoh tua di Lembata itu
Sekitar tahun 1940-an, dimana Lembata masih bergabung dalam wilayah swapraja Larantuka
pernah menjabat sebagai kepala desa Lewoleba. (Yogi Making)
Ket foto: Lurah
Lewoleba Romi Rewot, saat kesurupan melakukan aksi meloncat dari atas mejan bak
pesilat handal.
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!