Mengenakan baju putih dan dibopong oleh sang ibu, putri
kedua dari Laurens Bahang Dama terlihat melangkah tergontai saat memasuki ruang
persemayaman jenazah di RSAD Sanglah, Kamis (14/8/2014) pagi.
Tangisan langsung pecah begitu melihat sang ayah terbujur
kaku di dalam peti berwarna coklat. Bahkan sang kakak Riani Dama juga terlihat
menangis histeris melihat sang adik.
Sementara istri almarhum, Jimor Siana Katarina Jerubu, hanya bisa terduduk lemas di dekat peti melihat kedua putrinya menangis.
Sementara istri almarhum, Jimor Siana Katarina Jerubu, hanya bisa terduduk lemas di dekat peti melihat kedua putrinya menangis.
Serli seperti tidak percaya. Sebab sehari sebelumnya,
bersama sang ayah, Serli sempat mengunjungi salah satu pusat perbelanjaan di
Kota Denpasar. Laurens sendiri memang sengaja datang ke Denpasar untuk memberi
kejutan pada kedua putrinya itu.
"Bapa, katanya mau kasi kami kejutan. Kenapa
tinggalkan kami, bagaimana kami hidup," tangis Serli.
Serli sendiri baru bisa melihat jenazah ayahnya pada pagi
hari kemarin. Padahal Laurens telah menghembuskan nafas terakhir Rabu
(13/8/2014) malam. Pihak keluarga
sengaja menutupi berita kematian Laurens menunggu Serli pulih dari sakitnya.
Serli harus dirawat di RS Kasih Ibu akibat shock terkena
setrum di kamar mandi. Saat tersetrum di kamar mandi lantai dua rumahnya,
Laurens yang ketika itu berada di lantai satu langsung berlari ke sumber
teriakan untuk memberikan pertolongan. Akibatnya Laurens juga ikut tersetrum.
Keduanya langsung dilarikan ke rumah sakit. Laurens
dilarikan RS Surya Husada, sedangkan Serli ke RS Kasih Ibu. Laurens sendiri
menghembuskan nafasnya sesaat sebelum tiba di RS Surya Husada tanpa
sepengetahuan Serli yang dirawat di rumah sakit yang berbeda. Setelah pulih
barulah Serli diinformasikan mengenai ayahnya yang telah menghadap Sang Khalik.
Saat berada di samping peti jenazah sang ayah, Serli
sesekali menangis tapi sesekali menatap seakan tak percaya. Beberapa sahabatnya
dari SMA St. Yoseph terlihat memberikan penghiburan. Bahkan Serli tak kuasa
berdiri. Sahabat-sahabatnya kemudian membopong Serli untuk berbaring di salah
satu sudut ruangan.
Sementara itu, Jimor Siena Katarina Jerubu atau akrab
disapa Erna sedikit demi sedikit bisa menguasai emosinya. Kepada beberapa
pelayat yang hadir, Erna coba menuturkan naas yang menimpa suaminya.
"Kejadiannya sangat cepat, hanya beberapa menit," kata Erna.
Sebelum mandi terlebih dahulu diperiksa, apakah aman atau
tidak digunakan untuk mandi. Tidak ada masalah ketika itu. Tapi entah kenapa
shower yang awalnya dipastikan aman ternyata mengandung arus listrik.
Di mata Erna, Laurens adalah suami yang sangat mencintai
keluarga. Walau menjabat sebagai Ketua Komisi V DPR, tidak membuat Laurens
berubah. Bahkan jika berlibur ke Denpasar, sesekali Laurens mencuci pakaian
anak-anaknya.
Tidak itu saja, jika Erna dan anak-anak yang berkunjung
ke Jakarta, Laurens selalu jadi "tuan rumah" yang baik. Sampai
menyajikan makanan untuk anak dan istri.
Menurut Erna, tidak ada tanda-tanda mencolok sebelum
menghembuskan nafas terakhir. Bahkan tidak ada pesan-pesan khusus. Hanya Erna
merasa kecewa karena merasa tidak bisa berbuat banyak mengatasi situasi yang
dihadapi.
"Saya kecewa pada diri sendiri karena tidak bisa
tolong suami," kata Erna sambil meratapi jenazah sang suami.
Sumber: Pos
Kupang.com, 15 Agustus 2014
Ket foto: Alm. Laurens Bahang Dama
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!