SEORANG ulama Muslim Arab Saudi,
Mohammed Alarefe mendesak FIFA untuk melarang setiap pemain sepak bola membuat
tanda salib setelah berhasil memasukkan bola ke gawang.
Alarefe bahkan
meminta FIFA memasukkan larangan pemain sepak bola membuat tanda salib dalam
peraturan resminya. Tak hanya dilarang membuat tanda salib, tapi juga melarang
simbol salib ada di tubuh mereka.
Alarefe, profesor
agama di Universitas King Saud, Riyadh menuliskan desakannya ke FIFA di akun
Twitternya.
"Saya telah
melihat beberapa klip video para atlit, pemain sepak bola berlari, menendang,
dan ketika mereka menang mereka membuat salib di dada mereka dan pertanyaan
saya adalah andai aturan FIFA melarang hal ini," cuit Alarefe di akun
Twitternya seperti dikutip dari Daily Mail, 12 Februari 2017.
Sebanyak 17,4
pengikut Alafere di Twitter membanjirinya pesan yang menolak gagasannya.
Tak hanya menolak,
sejumlah orang kemudian menunjukkan foto-foto pemain sepak bola muslim yang
juga menunjukkan simbol agamanya saat berhasil memasukkan bola ke gawang lawan,
seperti sujud dan mencium lantai atau tanah, kemudian mengarahkan jarinya ke atas.
Banyak yang
mengecam ulama itu dan menudingnya bermaksud memecah belah para pemain sepak
bola.
Sultan Alhusni
menjawab cuitan Alarefe dengan menjelaskan tentang pemain sepak bola Mesir
baru-baru ini bermain untuk klub Roma di Italia dan mereka bebas bersujud
syukur dan mencium tanah saat memasukkan bola ke gawang lawan.
"Saya tidak
berbohong. Mohamed Salah dan lainnya bersujud berdoa ketika mereka memasukkan
bola dan tak ada yang menghukum mereka. Biarkan olah raga untuk olah
raga," cuit Alhusni.
Kritikan sarkastik
disuarakan oleh banyak orang atas cuitan Alarefe. Capitano menuliskan:
"Rezim ISIS melarang orang membuat tanda salib, ketika al-Baghdadi
(pemimpin ISIS) terpilih jadi presiden FIFA, kita akan membahas permintaan
ulama terhormat itu."
Isu agama bukan
fenomena baru sebenarnya dalam dunia persepakbolaan. Baru-baru ini, Real Madrid
mengungkapkan mereka tidak boleh membuat tanda salib sesuai keyakinan Kristiani
mereka di pakaian klub Real Madrid
karena sebagian akan dijual ke negara-negara Timur Tengah.
Sebuah grup
perusahaan retail Uni Emirat Arab, Marka, mendapat hak eksklusif untuk membuat,
mendistribusikan dan menjual produk-produk Real Madrid di Uni Emirat Arab, Arab
Saudi, Qatar, Kuwait, Bahrain, dan Oman.
Namun Wakil Ketua
Marka, Khaled al-Mheiri mengatakan perusahaannya membuat dua versi untuk semua
produk Real Madrid agar bisa dijual di pasar Timur Tengah, yakni tanpa tanda
salib.
"Kami harus
sensitif untuk produk yang sangat sentitif di Teluk yaitu salib," kata
al-Mheiri, yang juga pemilik kafe Real Madrid di Dubai.
Ini bukan pertama
kali dialami Real Madrid. Pada tahun 2014, Real Madrid terpaksa mencabut simbol
salib dari produknya saat akan digunakan sebagai sponsornya yakni Bank Nasional
Abu Dhabi.
Tidak hanya Real
Madrid, nasib serupa juga dialami klub sepak bola Inggris, Celtic. Artur Boruc,
penjaga gawang Celtic dikeluhkan pendukungnya karena membuat gerakannya sesuai
keyakinan agamanya. Hal serupa juga dialami pemain Manchester United di Glaslow
pada 2010 yang menampilkan simbol salib dalam tradisi Katolik.
Sumber: Tempo.co,
12 Mei 2017
Ket foto: Ulama Arab Saudi Mohammed Alarefe.
Sumber foto: iqraa.com
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!