LARANTUKA, PK--Isak tangis umat Katolik Larantuka dan sekitarnya memecah keheningan Gereja Katedral Reinha Rosari Larantuka, Minggu (13/1/2008) siang. Suasana duka sungguh terasa dalam misa requiem penguburan jenazah uskup ketiga Larantuka, Mgr. Darius Wilhelmus Nggawa, SVD.
Acara penguburan ini dihadiri ribuan umat, tokoh masyarakat, pejabat pemerintah dan simpatisan. Selebran utama perayaan misa penguburan adalah Uskup Agung Ende, Mgr. Vincentius Sensi Potokota, Pr, didampingi Uskup Weetabula, Mgr.Cherubin Parera, SVD, Uskup Manggarai, Mgr. Eduardus Sangsun, SVD dan Uskup Larantuka, Mgr. Frans Kopong Kung, Pr dan dihadiri 17 orang pastor.
Suasana duka itu pecah oleh isak tangis anggota keluarga Uskup Darius sesaat sebelum peti jenazah ditutup. Puluhan anggota keluarga almarhum dari Pora, Kabupaten Ende yang menempati posisi tempat duduk di depan altar diundang maju memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum sebelum peti ditutup. Cuaca Kota Larantuka yang cerah di pagi hari itu mendadak berubah menjadi mendung. Semua umat tak mampu menahan air mata ketika tangis keluarga almarhum memecah Gereja Katedral.
Setelah misa, peti jenazah diusung menuju liang lahat di Taman Doa Maria Bintang Laut, sekitar 50 meter sebelah timur gerbang gereja. Misa requiem dan penguburan jenazah almarhum yang dihadiri ribuan umat Katolik dan para rokoh agama lain seperti Islam, Protestan dan Budha itu memakan waktu enam jam sejak pukul 08.00 Wita.
Terlihat hadir antara lain Provinsial SVD Ende, Pater Amatus Woi, SVD, utusan Dirjen Bimas Katolik Jakarta, Wakil Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, Bupati Lembata, Drs. Andreas Duli Manuk dan Wakil Bupati, Drs. Andreas Nula Liliweri, Bupati Sikka, Drs. Alex Longginus dan Wakil Bupati, Drs. Yos Ansar Rera, Wakil Bupati Flotim, Yoseph Lagadoni Herin, S.Sos, Ketua DPRD Flotim, Mikhael Betawi Tokan, S.Fil serta segenap anggota Muspida Kabupaten Flotim, segenap keluarga dan kerabat dekat almarhum semasa hidupnya.
Bupati Flotim, Drs. Simon Hayon, baik dalam upacara misa requiem maupun di tempat penguburan di Taman Doa Maria Bintang Laut tidak kelihatan. Salah seorang PNS Humas Setda Flotim yang ditanya Pos Kupang di depan gereja mengatakan, Bupati Simon Hayon bertugas ke luar daerah. "Pak Bupati Simon saat ini masih ada di Maumere menunggu jemputan untuk datang ke Larantuka," kata staf PNS pada Humas flotim yang enggan ditulis namanya.
Seorang humoris
Uskup Weetabula, Mgr. Cherubin Parera, SVD yang membawakan kotbah lebih banyak menceritakan kisah hidup bersama almarhum mulai dari masa muda menekuni pendidikan, masa kuliah hingga masa berbakti sebagai guru/dosen pada STFK Ledalero.
"Beliau ini dikenal kalangan imam/pastor maupun umat sebagai orang yang humoris. Ini terlihat dalam setiap acara apa pun yang diselenggarakan dan dihadiri beliau, maka di sana pasti ramai terjadi suasana yang hidup penuh tawa ria. Almarhum juga dikenal sebagai seorang sejarawan yang mampu melihat ke depan dan ke belakangnya. Karena itu beliau dicintai Tuhan hingga dipilih sebagai sebagai uskup dan imam untuk menggembalakan umat di Keuskupan Larantuka 30 tahun silam. Setiap orang yang berjumpah dengan beliau pasti punya pengalaman tersendiri. Semoga teladan beliau bagi semua kita dijadikan sebagai pedoman dalam menata hidup kita sesuai panggilan kita masing-masing," ajak Uskup Cherubin.
Sementara Pater Provinsial SVD Ende, Pater Amatus Woi, SVD, dalam sambutannya mengatakan, Uskup Darius benar-benar menepati panggilannya sebagai misionaris dan pelayan yang misioner. Sebagai seorang misionaris, almarhum telah bekerja keras melaksanakan tugas sebagai uskup dan imam di Keuskupan Larantuka. Semasa hidupnya almarhum dikenal sebagai orang yang sangat prinsipil, tetapi bersedia mendengar siapa saja yang memberi saran kepadanya.
Kepada keluarga almarhum, Pater Amatus Woi meminta maaf sekiranya semasa hidup almarhum sempat melakukan tindakan yang menggores hati keluarganya. "Kami mohon maaf kepada keluarga dan semua pihak bila ada kekeliruan kami maupun almarhum yang menggores hati keluarga," kata Pater Amatus Woi.
Sedangkan Uskup Larantuka, Mgr. Frans Kopong Kung, Pr, dalam sambutan penutupnya mengatakan, Tuhanlah yang memberi dan Tuhan pula yang mengambilnya. Uskup Frans menambahkan, dirinya mengucap syukur dan terima kasih kepada Tuhan karena telah memberikan Uskup Darius kepada umat Keuskupan Larantuka pada waktu yang tepat.
"Beliau telah meletakkan tangga dasar yang tepat dalam memimpin Keuskupan Larantuka yang kini kami lanjutkan. Namun, pada kesempatan ini saya mohon maaf kepada Uskup Darius bila di akhir masa-masa sebelum meninggalkan keuskupan ini menuju Maumere ada sentilan kerikil tajam yang mungkin sempat menyakiti hati Uskup Darius. Untuk itu saya mohon maaf. Selamat jalan Uskup Darius," kata Uskup Frans Kopong Kung menutup sambutannya. (art)
Sumber: POS KUPANG 14 Januari 2008
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!