Headlines News :
Home » , » Rohaniwan Katolik Flores-Lembata Tolak Pertambangan

Rohaniwan Katolik Flores-Lembata Tolak Pertambangan

Written By ansel-boto.blogspot.com on Tuesday, November 11, 2008 | 12:24 PM

Komunitas rohaniwan Katolik sedaratan Flores dan Lembata menolak kehadiran dan aktivitas perusahaan tambang di Pulau Flores, Lembata dan pulau-pulau sekitarnya. Pertambangan dinilai bukan pilihan tepat, baik dari sisi strategi, model maupun urgensi pembangunan di Flores dan Lembata.

Jika pertambangan dipaksakan sebagai pilihan strategi dan model pembangunan untuk masyarakat Flores dan Lembata yang agraris dan nelayan, itu akan menjadi hal yang kontra-produktif dan menghancurkan keberlanjutan kehidupan (sosial, ekonomi dan budaya) masyarakat.

Komunitas rohaniwan mengingatkan, Flores, Lembata dan pulau-pulau sekitarnya merupakan jalur gunung api, daerah patahan lempeng bumi (sering terjadi gempa), dengan ketersediaan air yang amat terbatas, serta topografi yang umumnya terjal dengan luas pulau yang kecil.

Komunitas rohaniwan yang menyuarakan penolakan itu terdiri dari unsur Justice, Peace and Integrity of Creation (JPIC) Keuskupan dan tarekat religius sedaratan Flores dan Lembata.

Dalam pernyataan penolakan yang dikirim Ketua JPIC OFM, Pastor Peter Aman, OFM ke Redaksi Kompas.com, Senin (10/11), para rohaniwan juga menuntut Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mencabut ijin Kuasa Pertambangan yang telah diberikan kepada perusahaan yang sekarang beroperasi, tidak mengeluakan izin baru dan menghentikan kegiatan perusahaan pertambangan yang tengah beroperasi.

Pertambangan, menurut mereka, tidak relevan dan koheren dengan kondisi nyata geologi, topografi pulau Flores dan Lembata, serta dengan kehidupan sosial-budaya serta ekonomi masyarakat yang berbasis pertanian, perikanan dan kelautan.

Selain itu, pertambangan dinilai hanya memberikan keuntungan terutama untuk korporasi, bukan untuk masyarakat lokal. Masyarakat hanya menerima 'remah-remah' sambil mewarisi tanah dan laut yang hancur secara permanen dan tidak lagi produktif untuk tumpuan hidup mereka selanjutnya.

Aktivitas pertambangan sejauh ini sudah marak dilakukan di Reo, Kabupaten Manggarai. Sementara itu, di Pulau Lembata, rencana pembukaan tambang emas masih terus diupayakan investor dan Pemerintah Daerah meski masyarakat lokal menolak keras rencana tersebut. (EGP)
Sumber:Kompas.com, 10/11 2008.
Foto: Pastor Dr Peter C Aman, OFM
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger