Headlines News :
Home » » “Lembata”, Novel Berlatar Belakang Kampung Halaman

“Lembata”, Novel Berlatar Belakang Kampung Halaman

Written By ansel-boto.blogspot.com on Tuesday, November 25, 2008 | 2:19 PM

BENAR juga apa yang pernah disampaikan Mas Rahardi (F. Rahardi) kepada saya tentang novelnya, Lembata. Saat itu kami bertemu di Bandar Udara Adisumarmo, Solo pas Jumat Agung tahun lalu. Kami satu pesawat ke Jakarta. Sore itu hujan lebat.

“Saya baru kembali dari Lembata. Saya sempat ke Aliuroba di Kedang. Kemudian ke Lewuka. Tidur di Udak. Dalam waktu dekat saya akan menerbitkan novel baru saya dengan setting Lembata,” kata Mas Rahadi kepada saya saat ngobrol bareng di ruang tunggu bandara.

Cerita Mas Rahardi terjawab. Novel Lembata dengan latar belakang kampung halaman saya Lembata diluncurkan di Toko Buku Gramedia Plaza Semanggi, Jakarta Selatan, Minggu, 26 November lalu. Acara perluncuran sekaligus bedah novel dengan tema Sastra Menggugat: Antara Gairah dan Impotensi, itu menghadirkan Ayu Utami.

Nama terakhir ini (Mbak Ayu) pun seorang penulis produktif. Novelis pula. Saya pernah menghadiri diskusi terkait pornografi yang menghadirkan Ayu sebagai narasumber. Selain itu, ada Boni Hargens dosen Ilmu Politik UI kelahiran Manggarai, Flores. Juga Romo Benny Susetyo dan Olga Lidya. Dua nama terakhir ini tentu tak asing lagi di kalangan wartawan.

Apa kata Ayu Utami soal Lembata-nya Mas Rahardi? Novel itu (mengutip HIDUP, 16/11 2008) ingin menggugat institusi Gereja yang seringkali terlalu fokuss pada upacara keagamaan. Sibuk dengan ritual dan doa-doa sehingga terkadang kurang peka terhadap persoalan kemiskinan masyarakat.

“Buku ini mengungkapkan berbagai kritikan terhadap Gereja. Salah satunya, mengapa Gereja Katolik dalam masyarakat yang miskin di salah satu pulau kecil Indonesia harus menggunakan produk impor berupa roti dan anggur dalam Ekaristi, mengapa tidak menggunakan produk lokal seperti jagung dan minuman khas daerah itu,” ujar Ayu retoris.

Si penulis, Mas F. Rahardi juga memberikan alasan tentang tema novel garapannya. Mengapa diberi judul demikian, karena pria kelahiran Jawa Tengah ini ingin menuliskan kisah yang bertema agama.

“Saya juga melihat kenyataan bahwa di Lembata yang masyarakatnya sangat kental beragama Katolik, penduduknya miskin. Padahal, tanahnya subur. Pasti ada sesuatu di balik itu,” kata Rahardi.

Bagi saya sebagai warga Lembata di perantauan, novel ini patut diapresiasi karena merupakan karya seorang penulis luar yang begitu tertarik dengan Pulau Lembata dengan segala keunikan dan potensi yang dimilikinya. Paling tidak seperti yang dikemukakan Mas Rahardi di Bandara Adisumarmo Solo. “Lembata sangat menarik dari berbagai aspek. Pariwisata pun luar biasa menarik,” kata Mas Rahardi saat itu. 
Ansel Deri
SEBARKAN ARTIKEL INI :

2 comments:

  1. Ayolah, mulailah ......
    Siapa tahu, dengan Novel itu, lahirlah novel dan novelis baru dari Lembata .......
    Salam.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger