Di sebuah ruang gedung bertingkat di Warung Buncit, Jakarta, Senin, 8/12 2008, Petrus Bala Pattyona, SH, MH, sibuk melayani wawancara dengan sejumlah wartawan media cetak dan televisi. Kali ini, pengacara kelahiran dusun Kluang, Desa Belabaja, Kecamatan Nagawutun, Lembata, NTT dicecar wartawan terkait kliennya, Agung Setiawan, yang dianiaya disertai perbuatan tak senonoh.
Agung, designer interior nasional dianiaya disertai perbuatan tidak senonoh oleh artis cantik Marcela Zalianty. Insiden memalukan itu terjadi di Hotel Ibis Tamarin, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat pada Rabu (3/12) malam lalu.
Ikut dalam penganiayaan itu kekasih Marcela, pembalap nasional Ananda Mikola. Ananda tak lain putra pembalap nasional, Tinton Suprapto. Juga tiga karyawan Marcela dari PT Kreasi Anak Bangsa (KAB), yakni Ruli Hasbi, Yoga Mega Permana, dan M. Harianto serta adik Marcela Egi dan asisten pribadinya, Lasya.
Bala Pattyona kepada penulis melalui telepon genggam mengungkapkan sekilas insiden yang menimpa kliennya. Kasus itu diduga bermula dari urusan utang piutang. Agung, cerita Bala Pattyona, berutang sebesar Rp. 54 juta kepada PT Kreasi Anak Bangsa (KAB) milik Marcela. Utang itu mencuat tatkala kliennya menggarap interior kantor PT KAB yang beralamat di gedung Central Cikini Nomor 58 W-X, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat.
Diduga masalah utang itu yang membuat kliennya diambil karyawan Marcela dari Menara Imperium, Kuningan, Jakarta Selatan. Setelah itu dianiaya dan diperlakukan tidak senonoh di Hotel Ibis Tamarin, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat pada Rabu (3/12) malam lalu. Klien saya mengaku dianiaya dan ditelanjangi para pelaku,” kata Bala Pattyona.
Bukti rekaman CCTV di Menara Imperium juga diserahkan ke Mabes Polri di bilangan Trunojoyo, Jakarta Selatan. Bukti rekaman itu diserahkan bersama Ketua Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Usman Hamid.
Perlakuan yang dialami kliennya tak membuat Bala kehilangan taktik. Ia meminta kliennya menceritakan kronologis kasusnya. Ada satu hal yang membuat pengacara yang lahir di kampung, di bawah lereng gunung Labalekan, ini geram. Ya, perlakuan yang menjurus pelecehan seksual. Bala langsung menggelar konfrensi pers dan gegerlah peristiwa itu hingga mendapat simpati publik.
Masih ingat insiden kekerasan praja senior terhadap yuniornya di Institut Ilmu Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat beberapa waktu lalu? Akibat mengalami kekerasan, praja asal Sulawesi Utara Cliff Muntu, meregang nyawa.
Kasus itu diceritakan dosen IPDN Inu Kencana Syafiie kepada pengacaranya, Bala Pattyona. Seteleh diungkap ke wartawan, gegerlah kasus itu hingga mengundang perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Nah, itulah gaya Bala Pattyona, pengacara kelahiran kampung Kluang, Lembata, ini.
teks & foto: Ansel Deri
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!