"Ayo Manohora. Ayo Manohara. Tunjukkan merahmu". Demikian teriakan beberapa orang gadis belia yang berdiri di ujung barat kamar kos tersangka Bambang Trihantara, saat menyaksikan rekonstruksi (reka ulang), pembunuhan Yohakim Langoday yang digelar polisi, Selasa (8/9/2009).
Teriakan "Ayo Manohara" itu bukan ditujukan kepada Manohara Odelia Pinot, permaisuri Raja Kelantan, Malaysia. Sebab, apatah urusannya wanita cantik itu hadir di Lewoleba? Teriakan tersebut ditujukan kepada Theresia Abon Manuk alias Erni Manuk.
Putri Bupati Lembata, Drs. Andreas Duli Manuk itu harus menerima umpatan dan kata-kata yang sungguh tak sedap, saat hadir sebagai tersangka perencana dalam reka ulang kasus pembunuhan Yohakim Laka Loi Langoday.
Erni tak mau menghiraukan umpatan dan cacian itu. Selama sekitar satu jam reka ulang di tempat kejadian perkara (TKP) pertama di rumah kos Bambang, Erni hanya diam dan sempat ngumpet di samping tembok. Ia tak membalas umpatan warga.
Erni, satu-satunya tersangka wanita dalam kasus pembunuhan berencana itu, menjadi pusat perhatian massa. Kehadiran warga ingin menyaksikan penampilan kembali Erni setelah lebih dari sebulan mendekam di dalam tahanan. Apakah ia masih seperti semula atau telah banyak berubah. Ada yang ingin memastikan apakah lipstik merah yang jadi ciri khas penampilannya masih melekat di bibirnya? Masih banyak lagi pertanyaan lainnya.
Mengenakan baju kemeja lengan panjang warna abu-abu dan celana warna gelap, Erni tampil apa adanya. Sempat merasa "malu" ketika menemukan banyaknya wartawan menunggunya di luar ruangan tahanannya di Mapolres Lembata, sebelum dibawa ke lokasi rekonstruksi. Namun, ia terus melangkah diapit ketua tim penyidik Direskrim Polda NTT, AKP Yeter Benediktus Selan, Moris Ilu dan Buang Sine menuju mobil patroli.
Setibanya di lokasi rekonstruksi, Erni memainkan perannya, seperti dituturkan tersangka Bala dalam berita acra pemeriksaan (BAP). Mereka sempat makan es. Ia tak sungkan. Apa adanya.
Usai memainkan perannya dan menunggu adegan lain, Pos Kupang dan koresponden sebuah stasiun TV nasional sempat menanyakan perasaan Erni selama mendekam dalam tahanan."Lihat saja kondisi saya pak. Saya baik-baik 'kan. Muka saya saja yang mungkin agak pucat. Mulut saya agak kering. Tadinya, waktu mau ke sini (TKP) mau pakai lisptik. Tapi tak bagus. Apalagi buru-buru, saya berpakaian dan langsung jalan," ujarnya.
Erni menegaskan dirinya tak bersalah. Ia tidak merencanakan pembunuhan Yohakim. Ketika dibawa ke TKP menjalani rekonstruksi, perasaannya biasa-biasa saja. "Dada saya tidak berdebar. Tidak percaya, raba saja," katanya.
Apa saja dilakukan selama hari-harinya di dalam tahanan? "Saya baca dan istirahat. Baca Alkitab atau bacaan apa saja, yang penting bisa baca," ujarnya lagi.
Kondisi Erni sangat beda dengan Mathias Bala, Bambang, Muhamad Kapitan dan Lambetus Bedi Langodai. Bambang, pria asal Jawa Tengah, itu tampak kurusan. Rambutnya makin banyak uban. Bedi, dulunya gemuk dan perutnya agak buncit, kini kondisinya makin langsing. Seluruh rambutnya sudah uban. Kapitan yang dulunya tampak gempal juga terlihat kurus dan pucat. Kumisnya makin hitam lebat. Sementara Bala lebih kurus dan tubuhnya tak terawat. Ia tampak kumal dan kusut. (ius)
Ket foto: Theresia Abon Manuk alias Erni Manuk, salah satu tersangka pembunuhan Yohakim Laka Loi Langodai.
Sumber: Pos Kupang, 9 Septmmber 2009
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!