Penantian panjang masyarakat Lewoleba, ibukota Kabupaten Lembata untuk menyaksikan rangkaian perencanaan dan pembunuhan Yohakim Laka Loi Langoday (53), akhirnya terpenuhi saat polisi menggelar rekonstruksi (reka ulang) kasus itu, Selasa (8/9/2009) pukul 14.00 Wita. Dalam reka ulang itu para tersangka memerankan 29 adegan mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan pembunuhan.
Lima tersangka, Bambang Trihantara dan mitranya Theresia Abon Manuk alias Erni Manuk, Lambertus Bedi Langodai, Mathias Bala Langobelen dan Muhammad Kapitan (eksekutor), didatangkan ke tempat kejadian perkara (TKP). Kehadiran tersangka pada TKP pertama di kamar kos Bambang di Lamahora, Kelurahan Lewoleba Timur, seolah mengobati kerinduan sekitar 4.000 warga yang menyaksikan proses reka ulang tersebut.
Warga ingin menyaksikan proses perencanaan sampai dengan pembunuhan Kepala Bidang Pengawasan Laut dan Pantai Dinas Kelautan dan Perikanan Lembata itu. Warga juga ingin melihat langsung wajah para tersangka setelah mereka diciduk dan ditahan polisi lebih dari 40 hari lalu.
Setibanya mobil patroli dan truk dalmas di TKP, sorak-sorai, caci dan maki, umpatan, comelan dan cemoohan meluncur deras dari mulut warga. Ada pula yang menangis.
Namun, massa yang telah menunggu sekitar dua jam sebelum reka ulang digelar, hanya bisa melihat wajah Erni dan Bala. Mereka menumpang mobil patroli dibawa masuk dalam TKP pertama guna memerankan ulang pertemuan pada hari Senin 18 Mei 2009.
Sedangkan Bambang, dan Kapitan tak diturunkan dari mobil dalmas. Ini karena keduanya mengaku tidak hadir dalam pertemuan, meski tersangka Bala sudah beryanyi mengenai diskusi sebelum pembunuhan terjadi.
Di rumah kos Bambang itu, Erni dikalungi papan tersangka di dadanya. Dia memerankan posisinya ketika berada di kamar Bambang. Caleg terpilih DPC PDIP Lembata yang sudah diusulkan dipecat dan gagal dilantik itu, sempat bersitegang dengan tersangka Bala. Duduk di pintu masuk kamar tidur Bambang, Erni mencaci maki dengan menyebut Bala tak tahu diri, tidak tahu berterima kasih kepadanya.
Bala, mengenakan baju kaos kerah warna kuning dan celana tiga perempat tak membalas sepatah katapun. Tak tahan menerima perlakuan Erni, Bala yang saban hari sebelum terbongkarnya kasus ini sangat dekat dengan Erni, berurai air mata. Ia menangis terisak-isak menerima cercaan Erni.
Usai rekonstruksi pada TKP pertama (kamar kos Bambang), Erni dikembalikan ke kamar selnya. Demikian pula Bambang yang tidak diturunkan dari truk dalmas, dikembalikan ke kamar sel. Sedangkan Bedi, Bala dan Kapitan dibawa ke TKP kedua di ujung timur landasan pacu bandara Wunopito, tempat mayat korban ditemukan. Di TKP inilah Yohakim dianiaya sampai tewas dan ditemukan jenazahnya hari Rabu, 20 Mei 2009.
Pada reka ulang di TKP kedua, hanya Bala sendirian memerankan perbuatannya. Sedangkan Bedi dan Kapitan dengan tangan diborgol dibawa masuk ke dalam TKP untuk menyaksikan.
Pembunuhan di pesisir pantai itu dimulai dengan kedatangan Yohakim dengan mengendarai sepeda motor plat merah Honda Supra Fit nomor polisi EB 5009 F, membonceng keponakannya, Yohana Langoday.
Yohakim mengenakan jaket hitam dan celana biru. Dalam reka ulang itu, korban diperankan oleh anggota polisi. Dia dihajar dengan kepalan tangan Bedi Langoday, adik kandungnya. Banyaknya bogem mentah yang diayunkan adik kandung korban itu, membuat korban roboh ke tanah.
Tersangka Kapitan, juga diperankan anggota Polres, menarik tali kalung salib (sekapulir) sekuat tenaga. Dua orang Mr. X berdiri di kepala Yohakim menyaksikannya. Bala kemudian membalikkan tubuh korban untuk memastikan korban telah tewas atau belum.
Terima Kasih
Kapolres Lembata, AKBP Marthin Johannis, S.H memimpin langsung reka ulang dari TKP pertama dan TKP kedua. Meski dihadiri ribuan massa , rekonstruksi berjalan tertib dan lancar. Mereka mengikutinya secara cermat semua adegan dari luar pembatas dipagari garis polisi (police line).
Marthin menjelaskan, reka ulang pembunuhan berencana Yohakim hanya memperagakan 29 adegan. Bilamana harus memerankan seluruh keterangan sesuai tertuang dalam BAP, maka bisa menghabiskan waktu sehari. Di TKP pertama, adegan diperankan Bala dan Erni, sedangkan peran Bambang dan Kapitan dilakonkan pemeran pengganti.
"Sebagian tersangka tidak mengakui perbuatannya. Tetapi, bukan berarti dia tidak bersalah. Bala menceritakan semua kejadiannya dengan rinci. Karena itu dalam reka ulang, Bala berperan lebih dominan. Semuanya ini dari keterangan saksi. Keterangan Bala dengan reka ulang, sudah bisa terlihat para tersangka yang lain," kata Marthin, usai rekonstruksi.
Marthin menyampaikan terima kasih khusus kepada masyarakat yang telah mendukung kegiatan rekonstruksi itu sehingga berlangsung tertib dan aman.
Setelah rekonstruksi, demikian Marthin, penyidik akan melengkapi BAP untuk dilimpahkan ke jaksa.
Saksi mahkota, Yohana, tidak bisa memeran kesaksikannya dalam reka ulang kasus pembunuhan yang menggemparkan itu. Pelajar salah satu SLTP di Kota Lewoleba itu sudah berada di dalam mobil dinas kapolres, namun ia ogah turun ketika dibujuk anggota polwan guna memerankan lagi kesaksiannya. Yohana terus menangis.
Menurut Kapolres, kendala psikologis dengan kehadiran ribuan massa yang membuat Yohana enggan memerankan kesaksiannya.
"Saya pahami kondisi Yohan, sehingga dipakai peran pengganti," kata Kapolres Marthin. (ius)
Ket foto: Theresia Abon Manuk alias Erni Manuk, salah satu tersangka pembunuhan Yohakim Laka Loi Langodai.
Sumber: Pos Kupang, 9 September 2009
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!