Headlines News :
Home » » Resensi: Pengemban Mandat Rakyat karya Hanan Soeharto

Resensi: Pengemban Mandat Rakyat karya Hanan Soeharto

Written By ansel-boto.blogspot.com on Wednesday, September 02, 2009 | 4:48 PM

Dr Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Prof Dr Boediono, M.Ec akhirnya terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden masa bakti 2009–2014. Dengan kata lain, duet SBY–Boediono adalah pengemban suara rakyat.

Keduanya menang di atas 60 persen setelah pada pilpres lalu mayoritas suara rakyat diraih melampaui dua pasangan capres–cawapres lain yaitu Jusuf Kalla–Wiranto dan Megawati –Prabowo.

Sukses ini tak lepas dari dukungan mayoritas masyarakat ditopang kerja keras Partai Demokrat dan koalisi partai politik pendukung melalui tim kampanye. Begitu pula kerja keras organisasi pendukung, simpatisan, relawan, dan lain-lain.

Selesaikah tugas relawan, misalnya? Tidak. Jargon, ‘Lanjutkan!’ yang merupakan salah satu kata yang selalu diucapkan para jurkam dalam kampanye SBY–Boediono, tak berhenti hanya pada saat kampanye, namun berlanjut.

Hal itu yang menyata setelah terbit buku SBY–Boediono: Mengemban Mandat dan Amanat Rakyat 2009–2014 karya Hanan Soeharto. Hanan adalah Ketua Umum Tim Relawan God Bless You SBY for President pasangan SBY–Boediono yang memiliki kepengurusan di 19 propinsi di Indonesia. Penulis selaku relawan, mencoba melanjutkan untuk menjelaskan sosok SBY–Boediono selaku pengemban mandat dan amanat rakyat.

Sepintas, buku ini menjelaskan tentang sosok dan rekam jejak, track record, Presiden SBY dan Wakil Presiden Boediono secara ringkas, bernas, dan informatif. Baik dalam pemerintahan dan organisasi sosial politik. Juga pandangan SBY soal Pancasila dan bagaimana kemenangan Partai Demokrat dan SBY.

Salah satu topik yang diulas dalam buku ini yakni wawancara eksklusif Wakil Pemimpin Redaksi Anteve Uni Zulfiani Lubiz, Pemimpin Redaksi VIVAnews Karaniya Dharmasaputra, Pemimpin Redaksi Kedaulatan Rakyat Octo Lampito, dan wartawan Yogya TV Ninda Nindiani.

Tentu merupakan sebuah kehormatan dan kebangaan bagi empat jurnalis mendapat kesempatan wawancara. Lebih dari itu, saat wawancara berlangsung SBY ditemani Ibu Negara Ani Yudhoyono dan putra bungsunya, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Mas Ibas (hal. 96).

Duet SBY–Boediono adalah pemimpin masa depan dengan segudang tantangan. Negeri ini membutuhkan pemimpin yang kuat tapi bijaksana dan bisa dijadikan teladan rakyatnya. Lebih jauh dalam pengantar buku ini, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Hadi Utomo menjelaskan, keteladanan harus dimulai oleh pemimpinnya yang ditunjukkan dengan harmonisasi dan kebersamaan. Bukan persaingan terselubung yang berbau politicking.

“Harmonisasi dan kebersamaan merupakan modal yang amat besar bagi seorang pemimpin untuk mengaktualisasikan kerja-kerja konkretnya, dan rakyatpun akan menyambutnya dengan penuh ekspektasi akan terjadinya perubahan ke arah yang lebih menjanjikan,” ujar Hadi Utomo (hal. 5).

Tak sekadar itu. Dwi tunggal SBY–Boediono adalah harapan bagi masyarakat sekaligus jawaban atas kejadian masa lalu yang cukup mengganggu kinerja presiden dan pemerintahan secara keseluruhan. SBY sebagai orang yang memiliki pengalaman memimpin dengan segala suka-dukanya dan Boediono yang berlatar belakang profesional, jujur, dan amanah diharapkan menjadi pasangan yang mampu menggerakkan mesin negara dalam kiprahnya di masyarakat.

Di mata cendekiawan Muslim Prof Dr Komaruddin Hidayat, mayoritas suara umat Islam lebih memilih duet SBY–Boediono karena faktor figur dan Partai Demokrat yang ‘friendly’ dengan Islam. Selain itu, rakyat tanpa disadari telah memiliki pengalaman berganti-ganti pemimpin yang tidak selalu baik.

“Rakyat memiliki penilaian bahwa lima tahun terakhir ekonomi lebih baik dan negara aman sehingga memberikan kredit poin bagi incumbent,” kata Komaruddin, guru besar Filsafat Agama yang juga Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (hal. 95).

“SBY–Boediono adalah pasangan kerja, bukan pasangan politik yang diukur dengan kepentingan-kepentingan transaksional sesaat namun pasangan yang diproyeksikan dapat menggugah kesadaran masyarakat untuk bangkit dan bersama-sama membangun negeri. Sebuah harapan yang sesuai dengan kepentingan dan keinginan masyarakat,” lanjut Hadi.

Hemat saya, buku ini sangat penting bagi masyarakat, terutama politisi guna melihat dua sosok putra terbaik Indonesia yang mendapat kepercayaan sebagai pengemban mandat dan amanat rakyat.

Buku ini menyuguhkan dua sosok sederhana yang inspiratif lengkap dengan rekam jejak yang ditorehkan. Jelas, keduanya bukan datang dari latar belakang keluarga berada. Mereka pun menapaki jalan hidup penuh perjuangan. Sesuatu yang perlu diteladani.
Ansel Deri
penulis lepas, tinggal di Jakarta

Judul         : SBY–Boediono: Mengemban Mandat & Amanat Rakyat
                      2009–2014
Penulis      : Hanan Soeharto
Pengantar : Hadi Utomo
Editor        : Sanusi A. Djajawigoena
                      & Qorry Nisabella
Layout/Design Cover : S. Widiati, S.Kom
Penerbit    : Tim Relawan GBU SBY for President, Jakarta
Terbit        : Agustus 2008
Tebal         : 138
Harga       : –

SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger