Headlines News :
Home » » Curahan Hati IRT Pengidap HIV/AIDS, Saya Serahkan pada Yang Kuasa

Curahan Hati IRT Pengidap HIV/AIDS, Saya Serahkan pada Yang Kuasa

Written By ansel-boto.blogspot.com on Sunday, December 06, 2009 | 11:16 AM

Hari Sabtu malam tanggal 29 November 2009, selamanya menjadi titik paling nadir dalam sejarah hidup IL (24) bersama buah hatinya, YR (2,4 tahun).

Malam itu, IL dan YR diantar sanak keluarga ke RSUD Lewoleba. Sakit mereka tidak jelas, panas demam berkepanjangan, sejak beberapa bulan silam saat mereka masih berada di Malang hingga pulang ke kampung halaman di Lewoleba.

Kondisi terakhir, berat badan IL yang semula 43 kg, kini tinggal 36 kg. Tulang-tulang nampak jelas terlihat dibungkus kulit yang sudah tidak cerah. Batuk keras tak pernah mau berhenti.

Malam itu di RSUD, dr. Bernard Yoseph yang bertugas di Unit Gawat Darurat (UGD), memeriksa IL. Dengan teliti Bernard mencatat riwayat sakitnya hingga mencermati kondisi fisik pasien. Pengalaman conselor profesional menangani pengidap virus HIV, mendorong Bernard mengarahkan IL untuk memeriksakan darah.

"Saya katakan kepada ibunya, mungkin ada virus sehingga perlu pemeriksaan darah. Tetapi sebelumnya saya konseling dulu. Ibu itu setuju, setelah itu darahnya diperiksa," kisah Bernard, kepada Pos Kupang, Selasa (2/12/2009).

Pemeriksaan laboratorium, ternyata tes darah YR positif mengandung virus HIV/AIDS. Setelah disiapkan secara fisik dan psikis, Bernard membeberkan hasil pemeriksaannya, bahwa IL dan anaknya, YR, positif mengidap HIV/AIDS.

"Saya kuatkan dulu pikirannya, memberinya jalan untuk pengobatannya. Semula dia shock namun akhirnya bisa menerimanya, apalagi dia seorang sarjana. Saya katakan, kondisi tubuh bisa seperti orang sehat kalau mengikutii saran dokter dan mengkonsumsi obat teratur. Ia menerimanya," kata Bernard.

Dari mana IL tertular virus HIV? Didampingi dr. Bernard, IL yang bersedia menemui Pos Kupang di ruang perawatan RSUD Lewoleba, menceritakan kronologinya.

IL lahir dan besar di Malang, Jawa Timur. Wanita itu menyelesaikan pendidikan jenjang S-1 pada salah satu perguruan tinggi di Malang. Suatu kesempatan di tahun 2003, IL yang masih lajang itu mengunjungi kampung asal orang tuanya di Lewoleba. Di sana, IL berkenalan dengan RAS, pria lajang. Setelah itu IL kembali ke Malang.

"Semula kami hanya berteman. Saya kembali ke Malang dan komunikasi kami terhenti. Dia punya pacar baru dan akan menikah tapi calon istrinya itu meninggal dunia. Beberapa lama kemudian, dia menjalin hubungan dengan saya," kata IL.

IL dan RAS kemudian menikah bulan November 2006 di Malang dan dikaruniai seorang anak, YR.

Namun, RAS kembali ke Kupang, bekerja di salah satu kantor pemerintah sebagai tenaga honor. Sementara IL dan YR tetap di Malang. Tahun pertama kehidupan rumah tangganya berjalan lancar hingga dikarunia seorang anak, YR. Namun belakangan hari, kelakuan RAS mencurigakan. RAS jarang mengirimkan uang kepada istri dan anaknya di Malang.

"Ditelpon kadang tak diangkat. Satu kali saya telpon, saya dengar suara musik dangdut, ada juga suara perempuan. Tapi waktu saya tanya dia tidak mengaku. Akhirnya saya tahu, dia telah menghamili satu perempuan. Dia lalu menggugat cerai saya di PN Kupang. Saya hadir empat kali di sidang, tapi yang terakhir saya tidak hadir," kata IL.

IL mengaku sempat shock mengetahui dirinya dan anaknya, YR, mengidap HIV/AIDS. Namun, setelah mendapat konseling dan berserah diri dengan Sang Kuasa, akhirnya IL menerima kondisinya itu.

"Saya menyerahkan masalah saya ini kepada Yang Kuasa, Dia yang akan selesaikan masalah saya ini. Hari Jumat saya akan ke Kupang, setelah pengobatan di Kupang, saya akan kembali ke Malang. Di Malang juga ada Klinik VCT," kata IL. (eugenius moa)
Sumber: Pos Kupang, 4 Desember 2009
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger