Perilaku orang kecanduan seks tak ada bedanya dengan orang yang kecanduan alkohol, obat-obatan, dan judi alias sami mawon. Mereka bisa mengorbankan karier, keluarga, dan kesehatan. Kesimpulan itu bukan isapan jempol.
Itu hasil penelitian Patrick Carnes, Ph.D, Direktur Klinis Sexual Dependency Unit and Sexual Therapy Program di Del Amo Hospital, California, Amerika Serikat dalam buku Don’t Call It Love yang baru saja ia rilis.
“Kami merawat orang-orang yang menghabiskan 50.000 dollar setahun hanya untuk seks. Salah satunya adalah pria yang punya empat istri di kota yang berbeda. Bayangkan energi yang ia habiskan untuk bermain-main. Kecanduan benar-benar membuat stres. Dan, stres benar-benar menggerogoti umur. Orang itu akhirnya meninggal karena serangan jantung pada awal usia 50-an,” ujar Patrick dalam bukunya itu.
Ia memperkirakan, sekitar 6 persen penduduk Amerika kecanduan seks. Faktor risiko dan tanda-tanda kecanduan seks menurut Carnes sebagai berikut: (i) Pernah mengalami perundungan seksual semasa kanak-kanak; (ii), Merasa malu atas kebiasaan seksual yang dimiliki; (iii), Tak sanggup menghentikan perilaku seksual meski tahu hal itu tidak pantas; (iv), Meyakini kegiatan seksual yang dilakukan adalah tidak normal; (v), Melakukan kegiatan seksual seperti dengan pelacur atau dengan pasangan yang belum cukup umur sehingga melanggar undang-undang.
Bila Anda ketagihan, mungkin Anda tidak akan sanggup berhenti memburu seks. Namun, dengan bimbingan ahli, menurut Patrick, Anda dapat belajar menghindari perilaku yang memunculkan perasaan ketagihan tersebut.
Sumber: Kompas, 3 Desember 2009
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!